21
Subkelas w menunjukkan bahwa tanah mempunyai hambatan yang disebabkan oleh drainase buruk, atau kelebihan air dan terancam banjir yang merusak
tanaman. Subkelas s menunjukkan tanah mempunyai hambatan daerah perakaran.
Termasuk dalam hambatan daerah perakaran adalah kedalaman tanah terhadap batu atau lapisan yang menghambat perkembangan akar, adanya batuan
dipermukaan tanah, kapasitas menahan air yang rendah, sifat-sifat kimia yang sulit diperbaiki seperti salinitas atau kandungan natrium atau senyawa-senyawa
kimia lainnya yang menghambat pertumbuhan dan tidak praktis dihilangkan. Subkelas c menunjukkan adanya faktor iklim temperatur dan curah hujan
menjadi pembatas penggunaan lahan.
2.1.3. Satuan Kemampuan Lahan
Pengelompokan di dalam satuan kemampuan lahan adalah pengelompokan tanah-tanah yang mempunyai keragaan dan persyaratan yang sama terhadap
sistem pengelolaan yang sama bagi usahatani tanaman pertanian umumnya atau tanaman rumput untuk makanan ternak atau yang lainnya. Tanah-tanah di dalam
satu satuan kemampuan sesuai bagi penggunaan usaha tanaman yang sama dan memberikan keragaan yang sama terhadap berbagai alternative pengelolaan bagi
tanaman tersebut. Pendugaan jangka panjang hasil tanaman yang diusahakan pada setiap lahan dalam satuan kemampuan yang sama dengan pengelolaan yang sama
tidak berbeda lebih dari 25. Hasil tanaman merupakan kriteria yang dipergunakan dalam tingkat satuan kemampuan Hardjowigeno dan Widiatmaka,
2007.
2.2. Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Menurut Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007, evaluasi kesesuaian lahan untuk pertanian pada dasarnya mengacu pada Klasifikasi Kemampuan Lahan
USDA Klingebiel dan Montgomery, 1961 atau Klasifikasi Kesesuaian Lahan yang dikembangkan oleh FAO 1976. Sistem Klasifikasi Kesesuaian Lahan
menurut kerangka evaluasi lahan FAO pada saat ini banyak digunakan di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Metode FAO dapat dipakai
22
untuk klasifikasi kuantitatif maupun kualitatif, tergantung dari data yang tersedia. Kerangka dari sistem Klasifikasi Kesesuaian Lahan ini mengenal empat kategori,
yaitu : 1 ordo, menunjukkan apakah suatu lahan sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan tertentu; 2 kelas, menunjukkan tingkat kesesuaian suatu lahan; 3
sub-kelas, menunjukkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang harus dijalankan dalam masing-masing kelas; dan 4 unit, menunjukkan perbedaan-
perbedaan besarnya faktor penghambat yang berpengaruh dalam pengelolaan suatu sub-kelas.
Pada tingkat ordo ditunjukkan apakah suatu lahan sesuai atau tidak sesuai untuk suatu jenis penggunaan lahan tertentu. Dikenal dua ordo yaitu ordo S
sesuai dan ordo N tidak sesuai. Lahan yang termasuk ordo S adalah lahan yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang tidak terbatas untuk suatu tujuan yang
telah dipertimbangkan. Keuntungan dari hasil pengelompokan lahan akan memuaskan setelah dihitung dengan masukan yang diberikan. Tanpa atau sedikit
resiko kerusakan terhadap sumberdaya lahannya. Lahan yang termasuk ordo N yaitu lahan yang mempunyai kesulitan sedemikian rupa, sehingga mencegah
penggunaannya untuk suatu tujuan yang telah direncanakan. Lahan dapat digolongkan sebagai tidak sesuai untuk digunakan bagi usaha pertanian karena
berbagai penghambat, baik secara fisik lereng sangat curam, berbatu-batu, dan sebagainya atau secara ekonomi Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007.
Kelas kesesuaian lahan yaitu pembagian lebih lanjut dari ordo dan menunjukkan tingkat kesesuaian dari ordo tersebut. Kelas diberi nomor urut yang
ditulis dibelakang simbol ordo, dimana nomor ini menunjukkan tingkat kelas yang makin jelek bila makin tinggi nomornya. Ada tiga kelas yang dipakai dalam ordo
S dan dua kelas yang dipakai dalam ordo N. Kelas S1 artinya sangat sesuai highly suitable
yaitu lahan yang tidak mempunyai pembatas yang besar untuk pengelolaan yang diberikan, atau hanya mempunyai pembatas yang tidak secara
nyata berpengaruh terhadap produksi dan tidak akan menaikkan masukan yang telah biasa diberikan. Kelas S2 artinya cukup sesuai moderately suitable yaitu
lahan yang mempunyai pembatas-pembatas yang agak besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan
23
mengurangi produksi atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan. Kelas S3 artinya sesuai marginal marginally suitable yaitu lahan
yang mempunyai pembatas-pembatas yang besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Kelas N1 artinya tidak sesuai pada saat ini
currently not suitable yaitu lahan yang mempunyai pembatas yang lebih besar, masih memungkinkan diatasi, tetapi tidak dapat diperbaiki dengan tingkat
pengelolaan dengan modal normal. Keadaan pembatas sedemikian besarnya, sehingga mencegah penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang. Kelas
N2 artinya tidak sesuai untuk selamanya permanently not suitable yaitu lahan yang mempunyai pembatas permanen yang mencegah segala kemungkinan
penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang Ahamed, Rao, dan Murthy, 2000.
Subkelas kesesuaian lahan mencerminkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam kelas tersebut. Tiap kelas dapat terdiri dari satu
atau lebih subkelas, tergantung dari jenis pembatas yang ada. Jenis pembatas ini ditunjukkan dengan simbol huruf kecil yang ditempatkan setelah simbol kelas.
Dalam satu subkelas dapat mempunyai satu, dua, atau paling banyak tiga symbol pembatas, dimana pembatas yang paling dominan ditulis paling depan
Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007.
2.3. Penurunan Kualitas Sumberdaya Lahan