Prediksi Erosi Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Penentuan Satuan Lahan Berdasarkan Agroekologi

51 menggunakan Stratified Random Sampling untuk masing-masing unit lahan. Jumlah contoh tanah untuk keperluan analisis sifat kimia dan fisik tanah sangat tergantung pada banyaknya satuan lahan. Contoh tanah untuk analisis sifat fisik menggunakan ring sampel. Untuk analisis sifat kimia, setiap satuan unit lahan dipilih secara acak sebanyak lima contoh tanah, kemudian dikompositkan. Pengambilan contoh tanah untuk analisis kimia tanah menggunakan bor tanah sedalam lapisan olah 0 – 30 cm dari permukaan tanah. Contoh tanah tersebut kemudian dianalisis di Laboratorium. Analisis sifat kimia tanah meliputi kapasitas tukar kation, pH, N-total, P-tersedia, K dapat ditukar, C-organik, salinitas dan kejenuhan basa. Analisis sifat fisik tanah meliputi tekstur dan permeabilitas tanah. Pengamatan untuk sifat fisik-kimia tanah di lapang dilakukan dengan mengukur beberapa variabel meliputi drainase, kedalaman efektif, kemiringan lereng, panjang lereng, jenis komoditas, dan tutupan vegetasi. Pengukuran kedalaman efektif, kedalaman solum, menggunakan metode minipit, yaitu dengan cara menggali tanah berukuran : panjang, lebar dan kedalaman masing-masing 60 cm, kemudian diukur setiap lapisankedalamannya menggunakan meteran. Pengukuran panjang lereng dan kemiringan lereng menggunakan alat abney level. Satuan panjang lereng adalah meter dan kemiringan lereng adalah persen . Data iklim yang diperlukan untuk analisis kesesuaian lahan adalah curah hujan sepuluh tahun terakhir. Analisis komoditas unggulan menggunakan metode penilaian location quotient LQ berbasis luas tanam. Evaluasi kesesuaian penggunaan lahan dilakukan dengan menggunakan sistem evaluasi yang diadopsi dari FAO dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang disusun berdasarkan persyaratan tumbuh komoditas tanaman berbasis lahan. Komoditas yang terpilih untuk ditentukan kelas kesesuaian lahannya adalah komoditas unggulan. Kriteria yang digunakan disajikan pada Tabel Lampiran 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12.

4.3.4. Prediksi Erosi

Lokasi pengambilan sampel didasarkan pada peta satuan lahan unit lahan yang dihasilkan dari overlay peta dasar pada masing-masing zona agroekologi. Pengambilan contoh tanah menggunakan Stratified Random Sampling untuk 52 masing-masing unit lahan. Jumlah contoh tanah untuk keperluan analisis sifat fisik tanah disesuaikan dengan banyaknya satuan lahan. Contoh tanah untuk analisis sifat fisik menggunakan ring sampel. Data biofisik lahan yang diamati meliputi data iklim dan sifat-sifat tanah. Data iklim adalah data curah hujan sepuluh tahun terakhir. Data sifat-sifat tanah meliputi struktur tanah, tekstur, kandungan bahan organik, permeabilitas, panjang dan kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis-jenis vegetasi penutup tanah dan tindakan konservasi. Pendugaan besarnya erosi yang terjadi di lahan pertanian biasanya menggunakan pendekatan persamaan prediksi kehilangan tanah. Prediksi erosi secara komprehensif dengan pendekatan yang dikemukakan dalam The Universal Soil Loss Equation USLE. 4.3.5. Keberlanjutan Usahatani Hortikultura Berbasis Agroekologi Pada Lahan Berlereng di Hulu DAS Jeneberang Jenis data yang digunakan dalam analisis keberlanjutan pertanian hortikultura pada lahan berlereng di hulu DAS Jeneberang adalah data primer berupa atribut-atribut yang terkait dengan lima dimensi keberlanjutan pembangunan pertanian yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan teknologi. Data primer bersumber dari responden dan pakar yang dipilih, serta hasil pengamatan di lokasi penelitian. Metode pengumpulan data dalam analisis keberlanjutan pertanian hortikultura pada lahan berlereng di hulu DAS Jeneberang dilakukan melalui wawancara, diskusi, kuisioner, dan survey lapangan. Responden yang berasal dari wilayah penelitian terdiri dari beberapa pakar dan stakeholder yang berkaitan dengan pengembangan tanaman hortikultura. Penilaian keberlanjutan pertanian hortikultura berbasis agroekologi secara cepat rapid appraisal menggunakan metode multi atribut non-parametrik multi dimentional scaling = MDS. Metode ini merupakan modifikasi dari RAPFISH The Rapid Appraisal of the Status of Fisheries. 53

4.3.6. Model Pengembangan Tanaman Hortikultura Berbasis Agroekologi