203
Gambar 48. Perkiraan pendapatan petani kentang hasil simulasi skenario dari tahun 2010 sampai tahun 2020.
Hasil simulasi model untuk parameter produktivitas dan pendapatan petani kentang untuk setiap skenario disajikan pada Gambar 47 dan Gambar 48. Pada
skenario pesimis untuk tahun 2010, produktivitas kentang sebesar 8.653,50 kgha dan pendapatan petani sebesar Rp. 34.614.013, lebih rendah dari kondisi eksisting
dan dua skenario lainnya. Produksi sayuran tertinggi dicapai pada tahun 2019, yaitu pada skenario optimis dan skenario moderat sebesar 8.724,43 kgha dengan
pendapatan petani sebesar Rp. 34.897.720, skenario pesimis sebesar 8.667,69 kgha dengan pendapatan petani sebesar Rp. 34.670.751, dan kondisi eksisting
sebesar 8.696,06 kgha dengan pendapatan petani sebesar Rp. 34.784.228.
9.3.7. Analisis Kelayakan Usahatani Kentang berdasarkan Skenario Model Pengembangannya
Hasil perhitungan analisis kelayakan melalui pendekatan BC-ratio, NPV, dan IRR pada usahatani komoditas kentang untuk masing-masing skenario dan
kondisi eksisting disajikan pada Tabel 48. Hasil perhitungan analisis kelayakan usahatani kentang pada Tabel 48
menunjukkan bahwa dari ketiga skenario dan kondisi eksisting usahatani kentang dinyatakan layak untuk dilakukan menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari
nilai BC-ratio1, NPV0, dan IRR17 untuk semua skenario dan kondisi
34550000 34600000
34650000 34700000
34750000 34800000
34850000 34900000
34950000
2008 2010
2012 2014
2016 2018
2020 2022
Pen d
ap atan
R p
h a
Tahun
Optimis Moderat
Pesimis Eksisting
204
eksisting. Namun demikian besaran nilainya berbeda antar skenario, skenario optimis mempunyai nilai bersih usahatani kentang tertinggi yaitu Rp. 20.114.312,
dan skenario pesimis mempunyai nilai terendah yaitu Rp. 19.540.171. Adanya perbedaan ini disebabkan oleh adanya introduksi teknologi pada skenario optimis,
yaitu pada pemeliharaan tanaman pemupukan, ameliorasi, pengendalian HPT, penerapan konservasi tanah dan air, serta adanya penyuluhan yang intensif dari
lembaga yang terkait. Tabel 48. Nilai BC-ratio, NPV, dan IRR untuk usahatani komoditas kentang
dengan modal pinjaman bank dan tingkat diskonto atau nilai bunga bank 17 untuk masing-masing skenario dan kondisi eksisting
Skenario BC
NPV IRR
Pesimis 1,65
19.540.171 0,59
Moderat 2,99
19.927.832 0,59
Optimis 3,01
20.114.312 0,60
Eksisting 2,98
19.725.811 0,59
9.3.8. Kelayakan Usahatani Hortikultura Kentang Dinilai dari Pemenuhan Kebutuhan Hidup Minimum KHM dan Kebutuhan Hidup Layak
KHL Penilaian kelayakan usahatani hortikultura sayuran khususnya komoditas
kentang tidak hanya cukup dihitung dari keuntungan yang diperoleh secara finansial, tetapi yang lebih penting adalah kelayakannya dalam mencukupi
kebutuhan hidup petani dan keluarganya. Hasil analisis tingkat erosi, produksi, pendapatan petani kentang, KHM, dan KHL pada masing-masing skenario
disajikan pada Tabel 49. Penanaman kentang oleh petani di hulu DAS Jeneberang dilakukan
umumnya dua kali dalam setahun sesuai dengan pola tanam yang dikembangkan di lokasi penelitian. Hasil analisis pada Tabel 49 menunjukkan bahwa
pendapatan petani kentang untuk semua skenario pesimis, moderat, dan optimis untuk penanaman dua musim menunjukkan nilai yang lebih besar dari nilai
kebutuhan hidup minimum KHM dan kebutuhan hidup layak KHL keluarga petani dengan rata-rata 4,02 anggota keluarga. Seorang petani dengan memiliki
205
lahan seluas 1 ha, apabila diterapkan skenario moderat atau optimis maka produksi kentang per tahun dua kali musim tanam sekitar 17.448,9 kg dengan
pendapatannya sekitar Rp. 69.795.440 per tahun. Erosi yang terjadi pada skenario optimis lebih rendah 21,07 tonhatahun dari erosi yang terjadi pada skenario
moderat 27,80 tonhatahun dan skenario pesimis 37,17 tonhatahun. Akan tetapi erosi yang terjadi pada ketiga skenario tersebut masih melampaui erosi yang
dapat ditoleransikan. Tabel 49. Tingkat erosi, produksi, dan pendapatan petani kentang dibandingkan
dengan kebutuhan hidup minimum KHM dan kebutuhan hidup layak KHL pada masing-masing skenario
Skenario Erosi tonhatahun
Produksi kghatahun
Pendapatan Petani Rphatahun
Pesimis 37,17
17.335,4 69.341.520
Moderat 27,80
17.448,9 69.795.440
Optimis 21,07
17.448,9 69.795.440
KMH = Rp. 11.079.200tahun; KHL = Rp. 27.698.000tahun.
9.4. Kesimpulan