Hasil Uji PLS Convergent Validity Reliabilitas Indikator

1. Analisis Measurement Outer Model

Evaluasi outer model dilakukan menggunakan tiga kriteria yaitu convergent validity, discriminat validity, dan composite reliability. Berikut penjelasan dari masing-masing kriteria.

a. Convergent Validity Reliabilitas Indikator

Convergent validity dengan indikator refleksif dinilai berdasarkan korelasi antara item scoreindikator dengan score konstruknya yang dihitung dengan PLS. Menurut Chin, 1998 dalam Imam Ghozali, 2008 indikator individu dianggap reliabel jika memiliki nilai korelasi di atas 0,70 dengan konstruk yang ingin di ukur. Namun pada riset tahap pengembangan skala, loading 0,50 sampai 0,60 masih dapat diterima. Selain itu dikatakan juga bahwa indikator yang memiliki nilai loading kurang dari 0,50 harus didrop dalam analisis model. Pada gambar 7 terdapat beberapa indikator yang mempunyai nilai loading dibawah 0.05 yaitu DJ.1=0,380; DJ.5=0,473; PJ.1=0,384; PJ.6=0,415; NC.4=0,434; CC.5=0,135; Lo.5=0,484. Sehingga perlu dilakukan analisis kembali setelah indikator tersebut didrop. Gambar 8. Model Pengaruh Penerapan Organizational Justice Terhadap Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior OCB Setelah Indikator Di Drop Pada gambar 8 setelah indikator yang mempunyai nilai loading dibawah 0.05 didrop, masih terlihat hubungan yang negatif antara organizational justice dengan organizational citizenship behavior OCB sehingga harus didrop lagi agar menghasilkan model yang lebih baik. Convergent validity pada indikator refleksi first order konstruk distributive justice dan procedural justice, first order konstruk affective commitment, normative commitment dan continuance commitment serta first order konstruk obedience, loyality dan participation dapat dilihat pada Gambar 9 dan lampiran 8. Gambar 9. Model Pengaruh Penerapan Organizational Justice Terhadap Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior OCB Setelah Hubungan yang negatif Di Drop Convergent validityreliabilitas indikator dicerminkan dari nilai loading factor yang merefleksikan kekuatan interelasi antara first order konstruk terhadap masing-masing variabel indikatornya. Setelah dianalisis kembali terlihat bahwa semua indikator telah memenuhi convergent validity Gambar 9. Berdasarkan lampiran 8 dapat disimpulkan bahwa konstruk mempunyai convergent validity yang baik karena memiliki nilai korelasi diatas 0,5.

b. Discriminat validity

Pengujian discriminant validity adalah indikator pada suatu konstruk akan mempunyai loading factor terbesar pada konstruk yang dibentuknya daripada loading factor dengan konstruk yang lain. Indikator individu dianggap reliable jika memiliki korelasi diatas 0,70 namun pada penelitian tahap pengembangan skala, loading factor 0.50 sampai 0,60 masih dapat diterima Chin, 1998 dalam Imam Ghozali, 2008. Discriminant validity diuji dengan melihat cross loading antara indikator dengan konstruknya lampiran 9. Pada lampiran 9 memperlihatkan semua loading factor mempunyai nilai di atas 0,50. Hal ini menunjukan bahwa konstruk mempunyai discriminant validity yang baik karena nilai korelasi indikator terhadap konstruknya lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi indikator dengan konstruk lainnya. Sebagai ilustrasi, loading factor dari indikator kedua distributive justice dengan first order konstruk distributive justice adalah sebesar 0,824 lebih tinggi daripada loading factor dengan konstruk lain, yaitu dengan first order konstruk affective commitment 0,214 atau dengan first order konstruk obedience 0,212. Lampiran 9 juga menunjukkan bahwa indikator-indikator first order konstruk affective commitment, normative commitment dan continuance commitment yang merupakan komponen dari second order konstruk komitmen organisasi mempunyai nilai loading factor dengan variabel yang dibentuknya lebih tinggi daripada loading factor dengan konstruk yang lainnya. Hal serupa juga terlihat pada indikator first order konstruk obedience, loyality dan participation yang merupakan komponen dari second order konstruk organizational citizenship behavior. Dengan demikian, konstruk laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator pada blok lainnya.

c. Composite Reliability

Di samping uji validitas konstruk, dilakukan pula uji reliabilitas konstruk yang diukur dengan melihat nilai composite reliability dari blok indikator yang mengukur konstruk. Konstruk dinyatakan reliable handal jika memiliki nilai composite reliability di atas 0,70 Imam Ghozali, 2008. Dari hasil output SmartPLS dapat dilihat bahwa semua konstruk memiliki nilai composite reliability dan Cronbachs Alpha di atas 0,60 lampiran 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik first order konstruk maupun second order konstruk memiliki reliabilitas yang baik.

2. Analisis Model Struktural Inner Model

a. R-square Variabel Laten Endogenous

Analisis Inner Model untuk menggambarkan pengaruh model konstruk antar variabel laten dan juga untuk menguji hipotesis. Menilai inner model adalah melihat hubungan antara konstruk laten dengan melihat hasil estimasi koefisien parameter jalur dan tingkat signifikansinya Ghozali, 2008. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk variabel endogen dan membandingkan t hitung dengan t tabel t tabel Second order konstruk komitmen organisasi dipengaruhi oleh second order konstruk organizational justice dan menghasilkan R pada tingkat kepercayaan 95 adalah 1.96. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada penelitian ini variabel laten merupakan variabel dengan multidimensi yaitu memiliki first order konstruk dan second order konstruk. Juga memiliki dua second order konstruk endogen yaitu variabel komitmen organisasi dan variabel organizational citizenship behavior. Second order konstruk endogen komitmen organisasi dipengaruhi oleh second order konstruk organizational justice. Second order konstruk endogen organizational citizenship behavior dipengaruhi oleh second order konstruk organizational justice dan second order konstruk endogen komitmen organisasi Gambar 9. 2 sebesar 0,276; sedangkan second order konstruk Organizational Citizenship Behavior yang dipengaruhi oleh second order konstruk organizational justice dan second order konstruk komitmen organisasi mempunyai nilai R 2 sebesar 0,361 lampiran 11. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel second order konstruk organizational justice mampu menjelaskan variabel second order konstruk komitmen organisasi sebesar 27,6, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Sementara second order konstruk Organizational Citizenship Behavior dijelaskan oleh second order konstruk organizational justice dan second order konstruk komitmen organisasi sebesar 36,1 dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Penerapan organizational