reliability dan Cronbachs Alpha di atas 0,60 lampiran 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik first order konstruk maupun second order konstruk
memiliki reliabilitas yang baik.
2. Analisis Model Struktural Inner Model
a. R-square Variabel Laten Endogenous
Analisis Inner Model untuk menggambarkan pengaruh model konstruk antar variabel laten dan juga untuk menguji hipotesis. Menilai inner model adalah
melihat hubungan antara konstruk laten dengan melihat hasil estimasi koefisien parameter jalur dan tingkat signifikansinya Ghozali, 2008. Model struktural
dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk variabel endogen dan membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
t
tabel
Second order konstruk komitmen organisasi dipengaruhi oleh second order konstruk organizational justice dan menghasilkan R
pada tingkat kepercayaan 95 adalah 1.96. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada penelitian ini variabel
laten merupakan variabel dengan multidimensi yaitu memiliki first order konstruk dan second order konstruk. Juga memiliki dua second order konstruk endogen
yaitu variabel komitmen organisasi dan variabel organizational citizenship behavior.
Second order konstruk endogen komitmen organisasi dipengaruhi oleh second order konstruk organizational justice. Second order konstruk endogen
organizational citizenship behavior dipengaruhi oleh second order konstruk organizational justice dan second order konstruk endogen komitmen organisasi
Gambar 9.
2
sebesar 0,276; sedangkan second order konstruk Organizational Citizenship Behavior yang dipengaruhi
oleh second order konstruk organizational justice dan second order konstruk komitmen organisasi mempunyai nilai R
2
sebesar 0,361 lampiran 11. Hal
tersebut menunjukkan bahwa variabel second order konstruk organizational justice mampu menjelaskan variabel second order konstruk komitmen organisasi
sebesar 27,6, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Sementara second
order konstruk Organizational Citizenship Behavior dijelaskan oleh second order konstruk organizational justice dan second order konstruk komitmen organisasi
sebesar 36,1 dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Penerapan organizational
justice secara lebih baik akan meningkatkan komitmen karyawan. Karyawan yang merasa diperlakukan secara adil dalam organisasi akan merasa nyaman dalam
menjalankan tanggung jawab terhadap pekerjaannya sehingga komitmennya terhadap organisasi juga meningkat. Dengan meningkatnya komitmen karyawan
pada organisasi maka Organizational Citizenship Behavior dapat tercipta dengan optimal.
Chin 1998 mengelompokkan nilai R
2
dalam masing-masing 0,67; 0,33 dan 0,19 sebagai substansial, moderat dan lemah. Nilai R
2
di atas yang dihasilkan dari pengukuran menunjukkan adanya hubungan yang mendekati moderat antara
organizational justice dengan komitmen organisasi. Sedangkan jika
organizational justice digabungkan bersama komitmen organisasi memiliki hubungan dalam tingkat moderat.
b. Pengujian Hipotesis dengan Path Coefficients
Penelitian ini mencoba menghubungkan organizational justice yang dirasakan dengan komitmen organisasi dan organizational citizenship behavior
OCB. Selanjutnya, penulis melakukan pengujian hipotesis sebagaimana yang diajukan dalam penelitian ini.
Tabel 10. Path Coefficients
Original Sample
O Sample
Mean M Standard
Deviation STDEV
Standard Error
STERR T Statistics
|OSTERR| Organizational Justice -
Komitmen Organisasi 0.525334
0.498811 0.111395
0.11140 4.715936
Organizational justice - Organizational
Citizenship Behavior - 0.012520
-0.021482 0.117595
0.11760 0.106467
Komitmen Organisasi - Organizational
Citizenship Behavior 0.600714
0.594594 0.087108
0.08711 6.896210
Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat analisis bootstraping pada path coefficients, yaitu dengan membandingkan nilai t
hitung
dengan t
tabel
.