Pengujian Hipotesis dengan Path Coefficients
H1: Organizational justice keadilan organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap komitmen organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.
Berdasarkan hasil olah data menggunakan SmartPLS seperti yang terlihat pada tabel 10 dan gambar 9 terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
organizational justice dengan komitmen organisasi karena memiliki koefisien parameter 0,525 dan nilai t-statistik di atas 1,96 yakni sebesar 4,716. Sehingga
dapat dinyatakan hipotesis 1 diterima. Organizational Justice yang dicerminkan oleh dua indikatornya yaitu distributive justice dan procedural justice mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap komitmen karyawan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Procedural justice memberikan pengaruh yang lebih
dominan 110,84 diikuti distributive justice dengan 4,97 lampiran 12. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan keadilan yang menyangkut besaran gaji dan
reward karyawan, beban kerja dan tanggungjawab tugas adalah hal yang penting namun bagi karyawan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor lebih penting lagi
bagaimana proses yang digunakan untuk menghasilkan keputusan tersebut apakah sesuai dengan pedoman yang adil. Misalnya sebelum keputusan tersebut dibuat
apakah pihak manajemen mengadakan dialog untuk mendengar semua masalah karyawan dan mengumpulkan semua informasi secara lengkap dan akurat
sehingga saat keputusan tersebut diterapkan karyawan merasa adil. Merujuk pada tabel 7 yang merupakan data-data hasil distribusi frekuensi menunjukkan terdapat
beberapa hal yang menyangkut organizational justice yang patut menjadi perhatian penting bagi pihak manajemen organisasi dalam rangka meningkatkan
komitmen karyawan pada organisasi. Responden cenderung memberikan indikasi agar pengalokasian reward lebih diperbaiki lagi. Begitu pula prosedur yang
dilakukan sebelum pengambilan keputusan kerja. Jika pihak manajemen dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ingin
mempertahankan dan meningkatkan komitmen karyawan pada organisasi, hendaknya menerapkan kebijakan kerja yang lebih adil pada seluruh karyawan
dengan memperhatikan tunjangan dan kesejahteraan yang lebih layak, menerapkan secara konsisten semua kebijakan kerja yang telah ada,
mendengarkan semua masalah karyawan dan lebih peka terhadap kebutuhan karyawan sebelum keputusan kerja dibuat serta membuka forum dialog antara
karyawan dengan pimpinan menyangkut isu-isu yang ada termasuk masalah keadilan organisasi. Karyawan yang merasakan keadilan dalam organisasi akan
meningkatkan komitmennya. Penelitian ini hasilnya sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kumar
et. al 2009 yang menyatakan bahwa karyawan yang merasakan keadilan dalam organisasi akan meningkatkan komitmennya. Dengan demikian keadilan
organisasi secara signifikan berhubungan positif dengan komitmen organisasi. Penelitian Asror 2009 juga mengatakan bahwa penerapan keadilan pada
organisasi sangat penting karena karyawan yang merasa diperlakukan secara adil akan berkomitmen pada organisasinya. Dengan kata lain hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa keadilan organisasi berpengaruh secara positif terhadap komitmen organisasi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Colquitt et. al yang menyatakan bahwa penerapan keadilan dalan organisasi sangat mempengaruhi kepuasan dalam bekerja, komitmen organisasi
dan keinginan berpindah dari karyawan. Atau dengan kata lain keadilan organisasi berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi.
H2: Organizational justice keadilan organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Organizational Citizenship Behaviour OCB pada PDAM
Tirta Pakuan Kota Bogor.
Tabel 10 dan gambar 8 menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara organizational justice dengan organizational citizen
behavior OCB karena memiliki koefisien parameter -0,013 dan nilai t-statistik di
bawah 1,96 yakni sebesar 0,106. Sehingga dinyatakan hipotesis 2 ditolak. Organizational justice yang dicerminkan oleh dua indikatornya yaitu distributive
justice dan procedural justice tidak memberikan pengaruh terhadap organizational citizenship behavior karyawan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.
Dengan demikian, jika pimpinan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ingin meningkatkan organizational citizenship behavior, tidak bisa mengawalinya
dengan meningkatkan faktor organizational justice yang dirasakan oleh para karyawan. Jika penerapan organizational justice meningkat maka organizational
citizenship behavior karyawan akan mengalami penurunan.
Hasil penelitian ini menunjukkan organizational justice secara langsung tidak berpengaruh terhadap organizational citizenship behavior karyawan PDAM
Tirta Pakuan Kota Bogor. Namun organizational justice secara tidak langsung memberikan pengaruh yang positif terhadap organizational citizenship behavior
karyawan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor melalui komitmen organisasi. Dengan menggunakan perhitungan analisis jalur terlihat bahwa organizational justice
secara tidak langsung memberikan pengaruh yang positif terhadap organizational citizenship behavior melalui komitmen organisasi sebesar 0,32. Variabilitas
konstruk organizational justice menjelaskan variabilitas konstruk organizational citizenship behavior melalui komitmen organisasi sebesar 9,96 lampiran 13.
Penerapan organizational justice secara baik akan meningkatkan komitmen karyawan pada organisasi yang pada akhirnya memunculkan organizational
citizenship behavior dari karyawan tersebut. Hasil temuan dalam penelitian ini mendukung temuan dari Ade 2009 yang
menyatakan secara keseluruhan peningkatan keadilan dalam organisasi tidak serta merta meningkatkan perilaku ekstra peran dosen namun melalui kepuasan dalam
bekerja mampu meningkatkan perilaku ekstra peran dosen tersebut. Namun hasil pengujian dalam penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Ali et. al 2010 yang menyatakan bahwa keadilan organisasi baik secara sendiri maupun secara bersama-sama berhubungan secara langsung dengan
organizational citizenship behavior. Penelitian lain yang berbeda dengan penelitian ini adalah penelitian Aloitaibi 2001, Erturk et. al 2004 yang
menyatakan bahwa keadilan organisasi berhubungan secara positif terhadap organizational citizenship behavior.
H3: Komitmen Organisasi berpengaruh positif terhadap Organizational
Citizenship Behaviour OCB pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.
Dari tabel 10 dan gambar 9 dapat dilihat terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen organisasi dengan organizational citizenship
behavior karena memiliki koefisien parameter 0,601 dan nilai t-statistik di atas
1,96 yakni sebesar 6,90. Sehingga dapat dinyatakan hipotesis 3 diterima. Komitmen organisasi yang diwakili oleh tiga indikatornya yaitu affective
commitment, normative commitment dan continuance commitment memberikan pengaruh secara positif dan signifikan terhadap organizational citizenship
behavior pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Artinya semakin tinggi nilai komitmen organisasi seorang karyawan maka semakin tinggi pula nilai
Organizational Citizenship Behavior karyawan tersebut. Dari ketiga indikator komitmen organisasi normative commitment 18,83 yang memberikan pengaruh
yang paling dominan diikut i oleh affective commitment 9,68, dan continuance commitment 8,43 bagi Organizational Citizenship Behavior lampiran 12.
Karyawan merasa mempunyai tanggungjawab yang tinggi untuk tetap terikat pada organisasi. Selain itu juga adanya keterikatan emosional yang kuat antara
karyawan dan organisasi karena karyawan merasa menjadi bagian dari keluarga besar organisasi sehingga organisasi layak mendapatkan loyalitasnya. Serta
kebutuhan akan pekerjaan yang menyebabkan karyawan tetap bertahan di organisasi. Sehingga karyawan cenderung untuk menunjukkan kepatuhan pada
seluruh peraturan organisasi, setia pada organisasi dan secara penuh terlibat dalam keseluruhan proses organisasi. Karena komitmen karyawan pada organisasi yang
tinggi maka karyawan menunjukkan perilaku extra peran bagi organisasi. Atau dengan kata lain menunjukkan Organizational Citizenship Behavior. Merujuk
hasil distribusi frekuensi seperti yang terlihat pada tabel 9 juga mendukung hipotesa diatas. Jawaban dari responden memperlihatkan respon yang sangat baik
berkaitan dengan Organizational Citizenship Behavior dimana karyawan memiliki kepatuhan, loyalitas dan partisipasi yang kuat terhadap organisasi.
Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa hal yang harus menjadi perhatian dari pihak manajemen organisasi terkait hal diatas. Data-data hasil distribusi
frekuensi seperti yang diperlihatkan pada tabel 8 menunjukkan indikasi kemungkinan adanya keinginan dari karyawan untuk meninggalkan organisasi
meskipun memiliki loyalitas terhadap organisasi. Jawaban responden atas pernyataan yang mencerminkan alasan untuk tinggal di organisasi hanya disetujui
kurang dari 60. Pihak manajemen organisasi harus mampu memotivasi karyawan untuk tidak
meninggalkan organisasi diantaranya dengan memberikan tunjangan yang layak pada karyawan, menggabungkan kepentingan karyawan dengan kepentingan
organisasi karena karyawan akan tetap berkomitmen pada organisasi ketika karyawan dan organisasi mempunyai kepentingan yang sama yaitu apa yang
menguntungkan satu pihak juga menguntungkan pihak lain. Selain itu partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan kerja juga bisa menjadi pertimbangan
pihak manajemen organisasi dalam rangka meminimalisir masalah diatas karena dengan melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan kerja membuat
karyawan lebih termotivasi, lebih berkomitmen pada organisasi, lebih puas dalam bekerja sehingga organizational citizenship behavior pada karyawan lebih
optimal. Dengan demikian, jika manajemen PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ingin meningkatkan nilai-nilai organizational citizenship behavior, hendaknya
terlebih dahulu membangun komitmen organisasi pada karyawan, di samping faktor-faktor lainnya. Komitmen karyawan sangat dibutuhkan oleh organisasi
untuk membantu organisasi mencapai tujuannya dan meraih kesuksesan. Pengaruh yang positif dan signifikan dari komitmen organisasi dan
Organizational Citizenship Behavior sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Scholl 1981 dan Schappe 1998 yang menemukan bahwa
komitmen organisasi merupakan prediktor dari Organizational Citizenship Behavior yang lebih signifikan bila dibandingkan kepuasan kerja. Schappe 1998
juga menyatakan bahwa karyawan yang memiliki perasaan yang kuat pada organisasi akan dapat mewujudkan bentuk perilaku prososial pada pekerjaannya.
Penelitian lainnya yang sejalan dengan penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Purba dan Seniati 2004 yang menyatakan karyawan yang berkomitmen tinggi
pada organisasi cenderung akan membantu rekan kerja dan atasannya dalan hal penyelesaian tugas, membantu organisasi secara keseluruhan dan patuh pada
semua peraturan organisasi. Dana dan Hasanbasri 2007 juga menyatakan karyawan yang diperlakukan sebagai anggota keluarga besar organisasi
merupakan dorongan kuat untuk meningkatkan komitmen organisasi yang pada gilirannya akan menunjukkan berbagai perilaku yang positif.
Selain terdapat hubungan antara second order konstruk, juga terdapat hubungan antara second order konstruk terhadap first order konstruk. Hubungan
antara second order konstruk organizational justice terhadap first order konstruk distributive justice dan procedural justice mempunyai loading factor signifikan
diatas 0,05 dengan nilai statistik diatas 1,96 yaitu masing-masing bernilai 4,97 dan 110,84. Second order konstruk komitmen organisasi terhadap first order konstruk
affective commitment, normative commitment dan continuance commitment mempunyai loading factor signifikan diatas 0,05 dengan nilai statistik diatas 1,96
yaitu masing-masing bernilai 9,68; 18,83 dan 8,43. Sementara second order konstruk organizational citizenship behavior terhadap first order konstruk
obedience, loyality dan participation mempunyai loading factor signifikan diatas 0,05 dengan nilai statistik diatas 1,96 yaitu masing-masing bernilai 49,86; 20,90
dan 12,27. lampiran 12. Hal ini membuktikan bahwa benar teori yang menyatakan organizational justice mempunyai komponen distributive justice dan
procedural justice. Komitmen organisasi mempunyai tiga komponen yaitu affective commitment, normative commitment dan continuance commitment. Serta
organizational citizenship behavior mempunyai komponen obedience, loyality dan participation.