R-square Variabel Laten Endogenous

justice secara lebih baik akan meningkatkan komitmen karyawan. Karyawan yang merasa diperlakukan secara adil dalam organisasi akan merasa nyaman dalam menjalankan tanggung jawab terhadap pekerjaannya sehingga komitmennya terhadap organisasi juga meningkat. Dengan meningkatnya komitmen karyawan pada organisasi maka Organizational Citizenship Behavior dapat tercipta dengan optimal. Chin 1998 mengelompokkan nilai R 2 dalam masing-masing 0,67; 0,33 dan 0,19 sebagai substansial, moderat dan lemah. Nilai R 2 di atas yang dihasilkan dari pengukuran menunjukkan adanya hubungan yang mendekati moderat antara organizational justice dengan komitmen organisasi. Sedangkan jika organizational justice digabungkan bersama komitmen organisasi memiliki hubungan dalam tingkat moderat.

b. Pengujian Hipotesis dengan Path Coefficients

Penelitian ini mencoba menghubungkan organizational justice yang dirasakan dengan komitmen organisasi dan organizational citizenship behavior OCB. Selanjutnya, penulis melakukan pengujian hipotesis sebagaimana yang diajukan dalam penelitian ini. Tabel 10. Path Coefficients Original Sample O Sample Mean M Standard Deviation STDEV Standard Error STERR T Statistics |OSTERR| Organizational Justice - Komitmen Organisasi 0.525334 0.498811 0.111395 0.11140 4.715936 Organizational justice - Organizational Citizenship Behavior - 0.012520 -0.021482 0.117595 0.11760 0.106467 Komitmen Organisasi - Organizational Citizenship Behavior 0.600714 0.594594 0.087108 0.08711 6.896210 Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat analisis bootstraping pada path coefficients, yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel . H1: Organizational justice keadilan organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Berdasarkan hasil olah data menggunakan SmartPLS seperti yang terlihat pada tabel 10 dan gambar 9 terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara organizational justice dengan komitmen organisasi karena memiliki koefisien parameter 0,525 dan nilai t-statistik di atas 1,96 yakni sebesar 4,716. Sehingga dapat dinyatakan hipotesis 1 diterima. Organizational Justice yang dicerminkan oleh dua indikatornya yaitu distributive justice dan procedural justice mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap komitmen karyawan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Procedural justice memberikan pengaruh yang lebih dominan 110,84 diikuti distributive justice dengan 4,97 lampiran 12. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan keadilan yang menyangkut besaran gaji dan reward karyawan, beban kerja dan tanggungjawab tugas adalah hal yang penting namun bagi karyawan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor lebih penting lagi bagaimana proses yang digunakan untuk menghasilkan keputusan tersebut apakah sesuai dengan pedoman yang adil. Misalnya sebelum keputusan tersebut dibuat apakah pihak manajemen mengadakan dialog untuk mendengar semua masalah karyawan dan mengumpulkan semua informasi secara lengkap dan akurat sehingga saat keputusan tersebut diterapkan karyawan merasa adil. Merujuk pada tabel 7 yang merupakan data-data hasil distribusi frekuensi menunjukkan terdapat beberapa hal yang menyangkut organizational justice yang patut menjadi perhatian penting bagi pihak manajemen organisasi dalam rangka meningkatkan komitmen karyawan pada organisasi. Responden cenderung memberikan indikasi agar pengalokasian reward lebih diperbaiki lagi. Begitu pula prosedur yang dilakukan sebelum pengambilan keputusan kerja. Jika pihak manajemen dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ingin mempertahankan dan meningkatkan komitmen karyawan pada organisasi, hendaknya menerapkan kebijakan kerja yang lebih adil pada seluruh karyawan dengan memperhatikan tunjangan dan kesejahteraan yang lebih layak, menerapkan secara konsisten semua kebijakan kerja yang telah ada, mendengarkan semua masalah karyawan dan lebih peka terhadap kebutuhan karyawan sebelum keputusan kerja dibuat serta membuka forum dialog antara