antarsektor di suatu pulau. Sedangkan dari aspek spasial, dianalisis keterkaitan ekonomi antar-wilayah secara sektoral.
Dari kedua tahapan umum yang dijabarkan di atas diharapkan adanya implikasi kebijakan, monitoring dan evaluasi, serta perencanaan progam sektor
transportasi terhadap pengurangan disparitas ekonomi intra wilayah dan antar wilayah. Dampak secara sektoral dan regional digunakan untuk melihat implikasi
kebijakan pembangunan sektor transportasi yang sudah dilakukan pemerintah.
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian literatur dan konseptualisasi penelitian, maka diperoleh hipotesis :
1. Untuk mempercepat perubahan struktural di sektor transportasi maka diperlukan dukungan Domestic Final Demand DFD dan Expansi Export
EE. 2. Terdapat pola saling ketergantungan antar sektor dalam ekonomi yang diikat
oleh sektor transportasi sebagai katalisator. 3. Sektor transportasi merupakan faktor pendorong dalam intrawilayah
interwilayah dalam usaha menghubungkan simpul simpul strategis.
3.3. Kerangka Interregional Input-Output
Sampai dengan saat ini, sudah banyak pihak yang melakukan studi tentang model perkembangan ekonomi nasional secara agregat, baik yang dilakukan
secara individual maupun institusi. Salah satu tujuan studi seperti ini adalah untuk menangkap dampak perubahan variabel-variabel kebijakan atau variabel yang
dieksogenkan ke dalam perekonomian. Menurut Muchdie 1998, model-model ekonomi agregat demikian tidak lagi memadai karena tidak dapat menggambarkan
aspek ruang suatu perekonomian, baik dalam pelaksanaan kegiatan maupun dalam pemanfaatan hasil pembangunan.
Demikian pula dengan model I-O nasional atau daerah, yang digunakan untuk mengukur dampak perubahan permintaan akhir terhadap perekonomian,
tidak mampu menggambarkan aspek ruang perekonomian nasional atau daerah. Jadi, model I-O tidak terlalu banyak manfaatnya bagi perencanaan pembangunan
dan evaluasinya yang telah merasuk ke dalam dimensi ruang. Oleh karena itu, sekarang dibutuhkan model yang mampu memberikan analisis tentang dampak
langsung, tidak langsung dan, yang terimbas induced effect dari kegiatan pembangunan yang memasukkan aspek keruangan. Model Interregional Input-
output IRIO memiliki kapasitas tersebut. Model IRIO menawarkan beberapa kelebihan tidak seperti model I-O
regional. Pertama, model I-O suatu daerah mengabaikan dampak pengganda pada suatu perekonomian daerah yang didorong oleh aliran perdagangan antardaerah
Bulmer-Thomas, 1982. Model IRIO menyadari kelemahan ini dengan menambahkan 1 baris untuk mencatat impor daerah dan 2 kolom untuk
mencatat tambahan ekspor daerah
1
. Struktur keterkaitan antarregion telah menjadi topik diskusi yang umum di
dalam analisis regional, yang diarahkan pada permasalahan dampak timbal balik feedback effect antarregion dan derajat tingkat perubahan yang dimulai pada satu
daerah yang mempengaruhi aktivitas ekonomi di daerah lain. Hal ini akan
1
dikutip dari Kuncoro 2002 hal 152.
mempengaruhi kembali aktivitas ekonomi di daerah asal. Sementara itu, Miller 1969 mengusulkan suatu perumusan proses feedback untuk menangani masalah
ini yang sedikit berbeda dengan Miyazawa 1976 yang mengusulkan cara yang inovatif dengan membatasi sistem daerah yang dianalisis dengan menghasilkan
identifikasi yang dikenal sebagai internal, eksternal multiplier interregional feedback effects. Dari waktu ke waktu, sistem model input-output telah
menerapkan perkiraan keterkaitan ekonomi dengan lingkungan. Lebih lanjut, sistem model ekonomi interregional input-output dapat diterapkan di dalam
analisis dampak residual yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi antardaerah Raa, 2003.
3.4. Dampak Pengganda Input-Output