A. Dampak Pengganda Bersih Sektoral
Dampak bersih sektoral adalah dampak bersih akibat adanya perubahan permintaan akhir terhadap perekonomian yang dilihat secara secara sektoral, atau
tidak memperhatikan sisi spasial. Menurut hasil studi Muchdie 1998a, secara umum dampak bersih output yang diciptakan karena perubahan permintaan akhir
dinikmati oleh tiga sektor dominan dalam perekonomian Indonesia, yaitu sektor Industri, Pertanian peternakan, kehutanan dan perikanan dan Perdagangan, hotel
dan restoran.
B. Dampak Pengganda Bersih Spasial
Dampak bersih spasial adalah dampak bersih akibat adanya perubahan permintaan akhir terhadap perekonomian yang dilihat secara spasial, atau tidak
memperhatikan sisi sektoral. Seberapa besar persentase dampak bersih akan terjadi di pulau sendiri sangat ditentukan oleh besarnya keterkaitan antarpulau
melalui dampak luberan spill-over effects dan dampak balik feed-back effects. Semakin besar dampak luberan, akan semakin besar dampak bersih yang terjadi di
pulau lain dan semakin kecil dampak bersih yang terjadi di pulau sendiri. Semakin besar dampak balik, akan semakin besar persentase dampak bersih yang terjadi di
pulau sendiri. Pada bagian berikut kedua hal tersebut akan dibahas secara lebih rinci.
3.4.5. Dampak Balik dan Luberan
Persentase kesalahan total angka pengganda overall percentage error muncul karena mengabaikan keterkaitan spasial dengan menggunakan ukuran dan
definisi IDBAD dan IDBTAD
2
. Perhitungan ini didasarkan atas matriks Kebalikan Leontief tertutup yang secara total sudah mempertimbangkan dampak
imbasan konsumsi. Pada tingkat nasional, nilai IDBAD adalah kecil untuk semua angka
pengganda total output, pendapatan dan kesempatan kerja. Akan tetapi, nilai IDBTAD cukup berarti mengingat besarnya dampak luberan. Pengabaian dampak
balik dan dampak luberan antardaerah akan menyebabkan angka pengganda total lebih rendah. Nilai IDBTAD akan lebih relevan dalam analisis keterkaitan
antardaerah karena indeks tersebut mencakup analisis yang lebih menyeluruh di mana diperhitungkan dampak luberan dan dampak balik secara bersama-sama.
Nilai IDBTAD di atas menunjukkan pentingnya keterkaitan antarpulau dalam ekonomi kepulauan, seperti Indonesia. Pengabaian keterkaitan spasial akan
menyebabkan nilai perkiraan dampak ekonomi wilayah lebih kecil dari yang sesungguhnya terjadi. Mengingat model daerah tunggal mengabaikan dampak
luberan dan dampak balik, adalah kemudian menjadi penting untuk menggunakan model antardaerah.
Pola keterkaitan spasial dampak bersih mirip dengan pola keterkaitan spasial pengganda total. Akan tetapi ukuran keterkaitan spasial dampak bersih
lebih kecil dibandingkan dengan pengganda total karena dikeluarkannya dampak awal dalam perhitungan.
Implikasinya, untuk merelokasikan kegiatan pembangunan diperlukan intervensi pemerintah mengingat bahwa luberan antarsektor dan luberan
2
IDBAD = Index Dampak Balik Antar Daerah IDBTAD = Index Dampak Balik Tumpahan Daerah
antarpulau tidak akan memadai. Adanya konsentrasi kegiatan pembangunan di suatu wilayah akan memperburuk masalah pemerataan dalam perekonomian
Indonesia. Rendahnya dampak luberan dari suatu wilayah mengindikasikan bahwa dampak bersih di wilayah tersebut tidak mengalir secara memadai ke wilayah lain
di Indonesia. Sebaliknya, dampak balik dari pembangunan di diluar wilayah tersebut akan mengalir kembali kewilayah asalnya.
3.5. Perubahan Struktur Ekonomi
Dalam proses pembangunan ekonomi, perubahanpergeseran struktur structural change menjadi penting untuk dianalisa Guo and Planting, 2000,
Sonis et al, 1995, West and Brown, 2003. Penelitian mengenai pergeseran struktur di dalam domain ekonomi pada umumnya berhubungan dengan proses
diversifikasi yang mana berhubungan dengan produksi, konsumsi dan pola perdagangan.
Analisis perubahan struktur dan pertumbuhan ekonomi dapat memberikan perspektif jangka panjang tentang arah perkembangan perekonomian ke depan.
Chenery dan Syrquin 1975. Achyar, et al 2004 menyebutkan tiga macam proses yang menyebabkan perubahan struktur ekonomi yaitu :
1. Akumulasi proses yang diindikasikan oleh perubahan dalam investasi, pendapatan pemerintah dan pendidikan.
2. Akumulasi proses yang dindikasikan dengan perubahan struktur permintaan domestik, produksi dan perdagangan.
3. Demografi dan proses distribusi, perubahan alokasi sumber daya manusia, urbanisasi dan distribusi pendapatan.