Sumber-Sumber Pertumbuhan Sektor Transportasi Wilayah Sumatera
Lebih lanjut, terkait dengan koefisien teknologi, maka transportasi laut memberikan suatu penurunan, yaitu sebesar -0.10 persen. Nilai ini menunjukkan
bahwa terjadi penurunan input terhadap total demand. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa telah terjadi efisiensi disektor transportasi laut.
Kontribusi konsumsi rumah tangga masih dominan sebagai sumber pertumbuhan output. Dari ketiga sektor tersebut, kontribusi konsumsi rumah
tangga pada sektor transportasi udara yang terbesar adalah 1.48 persen, diikuti oleh transportasi darat sebesar 1.00 persen dan transportasi laut sebesar 0.26
persen. Nilai ini mengindikasikan bahwa permintaan terhadap transportasi udara sangat besar pertumbuhannnya.
Sektor transportasi di wilayah Sumatera secara agregat sangat besar dipengaruhi oleh wilayah Jawa-Bali yaitu secara langsung sebesar 0.34 persen dan tidak
langsung sebesar 0.69 persen. Besarnya pengaruh tersebut terdiri dari Transportasi darat dan transportasi udara dipengaruhi secara langsung wilayah
Jawa-Bali sebesar 0.15 persen, sedangkan transportasi laut hanya 0.04 persen. Dampak tidak langsung dari wilayah Jawa-Bali adalah transportasi darat dan
udara sebesar 0.30 persen, dan transportasi laut sebesar 0.09 persen. Sedangkan pengaruh wilayah Kalimantan semakin mengecil, terus mengecil kearah wilayah
timur Indonesia. Secara sektoral di wilayah Sumatera, maka rata rata kontribusi Domestic
Final Demand DFD terhadap sektor transportasi adalah sebesar 56.34 persen dan komponen yang terbesar adalah konsumsi rumah tangga sebesar 39.34 persen.
DFD pada transportasi udara yaitu sebesar 68.23, kemudian diikuti oleh transportasi laut sebesar 60.97 persen dan transportasi darat sebesar 39.83 persen.
165
Tabel 27. Sumber Sumber Pertumbuhan Sektor Transportasi Dalam Wilayah Sumatera
Direct Indirect
Direct Indirect
Direct Indirect
Direct Indirect
Transportasi Darat 0,998
0,220 0,191
0,042 0,014
0,265 -0,009
1,722 0,117
1,656 0,231
0,148 0,300
0,031 0,062
0,013 0,028
0,005 0,011
4,323 Transportasi laut
0,256 0,089
0,043 -0,009
-0,008 0,054
-0,003 0,422
-0,104 0,086
0,117 0,041
0,091 0,007
0,014 0,005
0,010 0,001
0,002 0,692
Transportasi Udara 1,478
0,080 0,132
0,001 0,001
0,050 -0,002
1,740 0,061
0,129 0,048
0,148 0,295
0,039 0,077
0,004 0,008
0,001 0,002
2,550 Total
2,732 0,390
0,366 0,034
0,007 0,369
-0,014 3,883
0,074 1,870
0,396 0,337
0,686 0,076
0,153 0,022
0,046 0,007
0,014 7,564
Sumatera Jawa-Bali
Sulawesi ROI
Total Investasi
Swasta Perubahan
stok Total DFD
TC EE
IS Sektor
Konsumsi Rumah
Tangga Konsumsi
Pemerintah Pusat
Konsumsi Pemerintah
Daerah Investasi
Pemerintah Pusat
Investasi Pemerintah
Daerah
Sumber: IRIO tahun 2000-2005 diolah Tabel 27. Lanjutan
Direct Indirect
Direct Indirect
Direct Indirect
Direct Indirect
Transportasi Darat 23,09
5,10 4,42
0,97 0,33
6,14 -0,22
39,83 2,72
38,30 5,33
3,42 6,94
0,71 1,42
0,31 0,65
0,12 0,24
100,00 Transportasi laut
36,95 12,87
6,16 -1,30
-1,14 7,84
-0,41 60,97
-15,09 12,39
16,96 5,99
13,15 0,96
2,06 0,67
1,45 0,14
0,35 100,00
Transportasi Udara 57,97
3,16 5,16
0,04 0,03
1,94 -0,08
68,23 2,38
5,06 1,89
5,79 11,57
1,52 3,04
0,14 0,30
0,02 0,06
100,00 Rata rata
39,34 7,04
5,25 -0,10
-0,26 5,31
-0,24 56,34
-3,33 18,58
8,06 5,07
10,56 1,07
2,17 0,37
0,80 0,09
0,22 100,00
Jawa-Bali Sulawesi
ROI Total
Perubahan stok
Total DFD TC
EE IS
Sumatera Sektor
Konsumsi Rumah
Tangga Konsumsi
Pemerintah Pusat
Konsumsi Pemerintah
Daerah Investasi
Pemerintah Pusat
Investasi Pemerintah
Daerah Investasi
Swasta
Sumber: IRIO tahun 2000-2005 diolah
Dengan demikian transportasi udara menunjukkan output yang besar dan dalam hal ini kontribusi konsumsi rumah tangga merupakan yang paling
dominan. Sedangkan kontribusi terbesar untuk dampak ekspor EE adalah sebesar
18.58 persen, dimana transportasi darat yang terbesar yaitu sebesar 38.30 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan jasa transportasi untuk barang
ekspor melaui transportasi darat lebih besar peningkatannya dibandingkan dua sektor transportasi lainnya. Demikian juga untuk substitusi impor IS,
menunjukkan hal yang positip yang berarti bahwa barang barang yang diimpor sudah dapat diproduksi didalam negeri untuk menggantikan barang ekspor sebesar
8.06 persen.