Dekomposisi Perubahan Struktur di Wilayah Indonesia Lainnya ROI Rest of Indonesia

5.3.5. Dekomposisi Perubahan Struktur di Wilayah Indonesia Lainnya ROI Rest of Indonesia

Seperti keempat wilayah sebelumnya, secara agragatif dampak DFD memberikan kontribusi terbesar terhadap wilayah ROI tersebut, yaitu sebesar 44.24 persen, dan dari agregat tersebut, komponen yang terbesar masih pada konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 28.40 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa peran rumah tangga dalam proses pertumbuhan di wilayah ROI meningkat. Dampak pertumbuhan ekspor EE juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 13 persen dan demikian juga terjadi peningkatan substitusi impor sebesar 4.58 persen. Dengan demikian maka terjadi peningkatan ekspor dari wilayah Sulawesi, dan sebaliknya tingkat proporsi barang yang di impor sudah dapat digantikan oleh produksi dari wilayah Sulawesi sendiri. Koefisien teknologi TC, memberikan penurunan pertumbuhan sebesar 4.03 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa secara agregatif, terjadi penurunan input terhadap total demand, dan berarti dapat juga diindikasikan terjadi pengaruh teknologi terhadap produksi di wilayah ROI. Dari sisi sektoral, maka dapat dilihat pada tabel 19 bahwa nilai DFD yang terbesar adalah pada sektor keuangan yaitu sebesar 170.4 persen. Kemudian adalah disusul oleh koefisien input yaitu sebesar -107.5 persen. Sedangkan dampak ekspor EE hanya sebesar 5.5 persen dan substitusi impor hanya 5.6 persen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada sektor jasa keuangan, perubahan kebutuhan output sektor ini sangat tinggi, dan demikian juga dengan teknologi yang terjadi semakin efisien. 142 Tabel 19. Sumber-Sumber pertumbuhan wilayah RIO Direct Indirect Sub total 2 Direct Indirect Sub total 3 Direct Indirect Sub Total 4 Direct Indirect Sub Total 5 1 Pertanian 8,2038 -0,0150 0,1560 0,0830 -0,0036 0,7881 -0,0683 9,1440 -7,3032 -0,3661 0,2978 1,7725 0,6893 1,5613 2,2506 2,1166 4,1821 6,2987 -0,3649 -0,7202 -1,0851 -0,2490 -0,4768 -0,7258 8,51 2 Pertambangan 0,4114 -0,0051 0,0807 0,1116 -0,0085 0,3997 -0,4214 0,5683 -0,2542 10,7425 0,3011 11,3578 0,6250 1,4163 2,0413 12,1204 23,5577 35,6780 -0,7777 -1,4567 -2,2344 0,0963 0,1996 0,2959 47,14 3 Industri 11,3506 0,3122 0,0440 -0,1137 -0,0342 -0,1893 -0,1211 11,2485 -2,3952 1,1715 0,6935 10,7182 0,2200 0,4924 0,7124 0,8384 1,6882 2,5266 -0,0092 -0,0175 -0,0268 0,0997 0,2116 0,3113 14,24 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,2992 -0,0096 0,1048 0,0015 -0,0002 0,0123 -0,0012 0,4067 -0,2825 0,0321 0,0826 0,2390 0,0297 0,0662 0,0960 0,0398 0,0775 0,1173 -0,0020 -0,0037 -0,0057 0,0005 0,0011 0,0017 0,45 5 Bangunan 0,0613 -0,0599 0,2874 1,5614 -0,1188 5,5962 -0,0064 7,3212 -0,7776 0,1652 1,3592 8,0680 0,0851 0,1844 0,2695 0,2023 0,3938 0,5961 -0,0121 -0,0226 -0,0347 0,0015 0,0032 0,0047 8,90 6 Perdagangan 3,1284 -0,3441 0,4324 0,1008 -0,0670 0,8588 0,0253 4,1346 -1,6302 0,6673 0,5515 3,7232 0,3761 0,8505 1,2266 0,4647 0,9352 1,3999 0,0458 0,0965 0,1422 0,0196 0,0449 0,0645 6,56 7 Transportasi Darat 0,7962 0,1128 0,1943 0,1045 -0,0090 0,3103 0,0002 1,5094 -0,6029 0,2383 0,7866 1,9314 0,1109 0,2389 0,3498 0,1778 0,3549 0,5327 0,0093 0,0205 0,0298 0,0031 0,0072 0,0103 2,85 8 Transportasi Air 0,4415 0,1394 0,0897 0,0302 0,0003 0,0805 0,0247 0,8062 -0,3233 0,0935 0,2381 0,8145 0,0244 0,0528 0,0772 0,0839 0,1643 0,2482 0,0030 0,0069 0,0099 0,0015 0,0034 0,0049 1,15 9 Transportasi Udara 0,9144 0,0929 0,1572 0,0535 0,0037 0,0389 0,0007 1,2612 -0,0221 0,1160 0,2447 1,5998 0,0150 0,0316 0,0466 0,1170 0,2777 0,3947 -0,0030 -0,0055 -0,0086 0,0011 0,0023 0,0034 2,04 10 Komunikasi 1,1254 0,0160 0,1529 0,0025 -0,0003 0,0094 -0,0008 1,3050 -0,1835 0,0235 0,0094 1,1544 0,0064 0,0148 0,0212 0,0245 0,0485 0,0730 -0,0014 -0,0026 -0,0040 0,0003 0,0006 0,0008 1,25 11 Keuangan 0,5526 -0,0334 0,0874 0,0030 -0,0004 0,0117 -0,0007 0,6202 -0,3911 0,0200 0,0205 0,2697 0,0083 0,0187 0,0270 0,0237 0,0463 0,0700 -0,0012 -0,0022 -0,0035 0,0002 0,0005 0,0007 0,36 12 Jasa-jasa Lain 1,1173 -1,3151 6,0834 0,0125 -0,0261 0,0364 0,0030 5,9115 0,1368 0,0944 -0,0057 6,1371 0,0364 0,0834 0,1198 0,1016 0,1986 0,3003 -0,0049 -0,0089 -0,0138 0,0011 0,0023 0,0034 6,55 Total 28,4020 -1,1090 7,8701 1,9508 -0,2640 7,9531 -0,5662 44,2368 -14,0290 12,9982 4,5794 47,7853 2,2267 5,0113 7,2380 16,3106 31,9248 48,2354 -1,1184 -2,1161 -3,2345 -0,0242 -0,0001 -0,0243 100,00 Sektor Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah Pusat Konsumsi Pemerintah Daerah Investasi Pemerintah Pusat Investasi Pemerintah Daerah Sulawesi Total Investasi Swasta Perubahan stok Total DFD TC EE IS Sub-Total 1 Sumatera Jawa Bali Kalimantan No Sumber : IRIO Tahun 2000-2005 diolah Tabel 19. Lanjutan. Direct Indirect Sub total 2 Direct Indirect Sub total 3 Direct Indirect Sub Total 4 Direct Indirect Sub Total 5 1 Pertanian 96,39 -0,18 1,83 0,98 -0,04 9,26 -0,80 107,44 -85,81 -4,30 3,50 20,83 8,10 18,34 26,44 24,87 49,14 74,01 -4,29 -8,46 -12,75 -2,93 -5,60 -8,53 100,0 2 Pertambangan 0,87 -0,01 0,17 0,24 -0,02 0,85 -0,89 1,21 -0,54 22,79 0,64 24,09 1,33 3,00 4,33 25,71 49,98 75,69 -1,65 -3,09 -4,74 0,20 0,42 0,63 100,0 3 Industri 79,70 2,19 0,31 -0,80 -0,24 -1,33 -0,85 78,98 -16,82 8,23 4,87 75,26 1,54 3,46 5,00 5,89 11,85 17,74 -0,06 -0,12 -0,19 0,70 1,49 2,19 100,0 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 66,76 -2,15 23,39 0,33 -0,05 2,75 -0,27 90,77 -63,03 7,16 18,43 53,33 6,64 14,78 21,42 8,88 17,29 26,17 -0,45 -0,83 -1,28 0,12 0,25 0,37 100,0 5 Bangunan 0,69 -0,67 3,23 17,54 -1,33 62,85 -0,07 82,23 -8,73 1,86 15,27 90,61 0,96 2,07 3,03 2,27 4,42 6,70 -0,14 -0,25 -0,39 0,02 0,04 0,05 100,0 6 Perdagangan 47,72 -5,25 6,60 1,54 -1,02 13,10 0,39 63,06 -24,86 10,18 8,41 56,79 5,74 12,97 18,71 7,09 14,26 21,35 0,70 1,47 2,17 0,30 0,69 0,98 100,0 7 Transportasi Darat 27,90 3,95 6,81 3,66 -0,32 10,87 0,01 52,89 -21,13 8,35 27,56 67,67 3,89 8,37 12,26 6,23 12,44 18,67 0,33 0,72 1,05 0,11 0,25 0,36 100,0 8 Transportasi Air 38,24 12,07 7,77 2,61 0,03 6,97 2,14 69,82 -28,00 8,09 20,62 70,54 2,11 4,58 6,69 7,26 14,23 21,49 0,26 0,59 0,86 0,13 0,29 0,42 100,0 9 Transportasi Udara 44,91 4,56 7,72 2,63 0,18 1,91 0,03 61,95 -1,09 5,70 12,02 78,58 0,74 1,55 2,29 5,75 13,64 19,39 -0,15 -0,27 -0,42 0,05 0,11 0,17 100,0 10 Komunikasi 90,36 1,29 12,27 0,20 -0,03 0,75 -0,06 104,78 -14,74 1,89 0,76 92,69 0,52 1,19 1,70 1,97 3,89 5,86 -0,11 -0,21 -0,32 0,02 0,05 0,07 100,0 11 Keuangan 151,86 -9,19 24,01 0,82 -0,10 3,22 -0,20 170,43 -107,47 5,50 5,65 74,11 2,28 5,14 7,42 6,51 12,72 19,22 -0,33 -0,62 -0,95 0,06 0,14 0,20 100,0 12 Jasa-jasa Lain 17,07 -20,09 92,92 0,19 -0,40 0,56 0,05 90,30 2,09 1,44 -0,09 93,74 0,56 1,27 1,83 1,55 3,03 4,59 -0,07 -0,14 -0,21 0,02 0,04 0,05 100,0 Investasi Pemerintah Pusat Investasi Pemerintah Daerah Sulawesi Total Investasi Swasta Perubahan stok Total DFD TC EE IS No Sub-Total 1 Sumatera Jawa Bali Kalimantan Sektor Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah Pusat Konsumsi Pemerintah Daerah Sumber : IRIO Tahun 2000-2005 diolah Demikian juga untuk sektor komunikasi, dimana nilai DFD sektoral adalah sebesar 104.8 dengan komponen terbesar adalah konsumsi rumah tangga sebesar 90.4 persen. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi penggunaan alat komunikasi sangat besar mengingat kondisi geografis ROI yang sangat luas. Lebih jauh lagi nilai EE dan TC yang cenderung kecil mengindikasikan bahwa kontribusi dampak ekspor dan substitusi impor masih belum signifikan. Dapat saja bahwa barang barang yang di ekspor masih dikirim dulu ke wilayah lainnya sebelum dilakukan proses ekspor. Seperti wilayah lainnya, wilayah ROI masih sangat dipengaruhi oleh wilayah Jawa-Bali yaitu dampak langsung sebesar 16.31 persen dan dampak tidak langsung sebesar sebesar 31.92 persen. Kemudian wilayah Sumatera masih memberikan dampak langsung sebesar sebesar 2.23 persen dan dampak tidak langsung sebesar 5.01 persen. Sebaliknya pengaruh dari wilayah Kalimantan mengalami penurunan, dan hampir tidak ada pengaruh dari wilayah Sulawesi. Pengaruh tersebut terutama disektor pertambangan karena barang barang tambang tersebut banyak diperlukan di wilayah Jawa-Bali dan Sumatera.

VI. KONTRIBUSI TRANSPORTASI TERHADAP DISPARITAS EKONOMI REGIONAL DI INDONESIA

6.1 Peranan Sektor Transportasi Terhadap Perekonomian

Pengertian sektor transportasi pada I-O adalah aktivitas transportasi yang dihitung dalam moneter value. Karena itu Monetary value transportasi mengindikasikan suatu aktivitas sektor transportasi. Semakin tinggi nilai transportasi, maka semakin besar monetary value, namun tingginya monetary value tidak menjadi indikasi bahwa terjadi efisiensi transportasi di suatu wilayah. Monetary value tidak mengindikasikan kondisi atau ketersediaan infrastruktur transportasi, walaupun pada umumnya diasumsikan bahwa tingkat aktivitas transportasi terkait dengan ketersediaan infrastrukturnya . Dengan demikian, walaupun ketersediaan infrastruktur transportasi tetap tidak mengalami perubahan, aktivitasmonetary value transportasi bisa tinggi. Artinya dalam kondisi infrastruktur terbatas atau bahkan buruk, orang tetap beraktivititas karena mereka tidak ada pilihan lain. Hal ini menimbulkan peningkatan biaya transportasi, dan tercatat besar pula dalam tabel IO sebagai monetary value tinggi pula. Dengan demikian, diperlukan analisa yang baik agar tidak mencampurkan antara aktivitas transportasi dalam monetary value dengan investasi infrastruktur dalam sector transportasi. Selain itu, yang dilihat dari transportasi dalam disertasi ini adalah bukan value-nya, namun impact-nya pada sektor lain. Peranan sektor transportasi di Indonesia terhadap pembentukan output selama periode tahun 2000-2005 mengalami peningkatan, kecuali pada wilayah Kalimantan, transportasi laut dan transportasi darat mengalami penurunan, sedangkan transportasi udara mengalami peningkatan. Peningkatan peranan sektor transportasi terhadap pembentukan output Indonesia di Sumatera terbesar dibandingkan wilayah lainnya, yaitu mencapai 2.36 persen. Hal ini disumbang terbesar oleh sektor Transportasi Udara yang meningkat dari 0.50 persen menjadi 1.94 persen pada tahun 2005. Gambar 25. Perubahan Kontribusi Sektor transportasi Terhadap Perekonomian Indonesia dari Tahun 2000-2005. Wilayah Jawa-Bali juga mengalami peningkatan konstribusi sektor transportasi sebesar 1.79 persen pada 2005, peningkatan terbesar disumbangkan oleh sektor Transportasi Darat dari 1.49 persen menjadi 2.85 persen. Gambar 26. Kontribusi Output Sektor Transportasi Wilayah Sumatera Terhadap Total Output Indonesia.