Gambar 5. Keterkaitan antara biaya transportasi dan lokasi industri yang mendekati pasar
Dengan demikian secara umum, dapat dikatakan bahwa para ekonom klasik telah menyiapkan kerangka ekonomi, sebagai dasar teori, terutama
mengembangkan argumentasi bahwa jaringan transportasi yang sudah ada akan mempengaruhi lokasi dari suatu aktifitas ekonomi. Artinya dapat diasumsikan
bahwa perubahan dalam sistem transportasi secara langsung menyebabkan perubahan suatu aktifitas.
2.1.2. Transportasi dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Munculnya paham baru yang kemudian dikenal sebagai ekonomi neoklasik neoclassical economy memberikan peran dari kapital dan teknologi di
sebagai salah satu variabel di dalam pembangunan ekonomi Kuznets,1995. Dari perspektif transportasi, hampir tidak ada perubahan yang signifikan antara
ekonomi klasik dan neoklasik. Namun demikian, penggunaan teknologi menjadi hal yang utama dari model neoklasik, sehingga peningkatan teknologi dalam
sistem transportasi memainkan peran dalam proses pertumbuhan ekonomi.
Pasar Sumber
material
a Sumber
material Pabrik
Unit Cost Transport
Pasar Pabrik
Unit Cost Transport
b Pasar
Pabrik Sumber
material
c Unit Cost
Transport
Penjelasan mengenai hubungan antara transportasi dan pertumbuhan ekonomi dalam era modernisasi dikenal dalam teori tahap pertumbuhan ”the
stage of growth ” yang diperkenalkan oleh Walt Rostow, 1960. Dalam pandangan
Rostow, peningkatan di sektor transportasi melalui pembangunan rel kereta api adalah hal yang utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menjadikan
perubahan pada masayarakat yang berbasis pertanian ke pasca industri. Rostow membagi tahapan pembangunan tersebut dalam 5 tahapan yaitu : 1 masyarakat
tradisional, 2 tahap prasyarat tinggal landas, 3 tahap tinggal landas, 4 tahap menuju kedewasaan, 5 tahap konsumsi tinggi. Peran transportasi, menurut
Rostow muncul pada tahap prasyarat tinggal landas. Dalam tahap ini terdapat syarat yang penting yaitu peningkatan investasi pada prasarana ekonomi terutama
transportasi Hess dan Ross, 1997. Dari penjelasan sebelumnya prinsip yang dikemukakan oleh Smith masih
relevan dalam pemikiran ekonomi neoklasik. Penjelasan mengenai apa yang dikemukakan Smith terkait dengan permasalahan transportasi dapat dijelaskan
oleh Button 1993. Button memberikan ilustrasi sederhana mengenai model permintaanpenawaran demandsupply model, yaitu bagaimana peningkatan
transportasi akan memperbesar memperluas pasar suatu barang melalui pengurangan biaya transportasi lihat gambar 6. Dalam gambar 6 tersebut,
menunjukkan bahwa pengurangan biaya transportasi ∆P mengubah biaya
penawaran supply dari Ps0 ke Ps1. Karena permintaan tetap, maka terjadi keseimbangan baru dari yang semula di titik 0o ke titik 01. Hal ini berarti bahwa
dengan adanya penurunan biaya transportasi, produser dapat meningkatkan
produksinya. Peningkatan produksi ini berkaitan dengan perluasan pasar suatu barang.
Ilmu ekonomi regional tidak terlepas dari induk ekonomi itu sendiri yaitu makroekonomi dan ekonomi pembangunan. Dalam ekonomi regional, materi
materi ekonomi secara umum perlu disesuaikan dan dikembangkan berdasarkan karakteristik ilmu ekonomi regional. Permasalahan seperti stabilitas harga price
stability, tidak perlu dibahas apabila berkaitan dengan suatu wilayah dalam suatu negara, karena instrumen ini merupakan kebijakan pemerintah pusat. Sedangkan
masih relevan untuk dibahas seperti full employment dan economic growth.
Sumber: Buton 1993 Gambar 6. Keterkaitan biaya transportasi dan produksi
Modifikasi dari variabel-variabel ekonomi telah banyak dilakukan oleh peneliti ekonomi regional. Analisis ekonomi regional dengan menggunakan
pendekatan makro ekonomi atau dengan menerapkan model-model pendapatan nasional serta menggunakan model-model pertumbuhan nasional dapat dinamakan
Q P
P
d
P P
1
P
s0
P
s1
O
O
1
ΔP
P : biaya transportasi P
s
: biaya thd supply komoditas
P
d
: biaya atas permintaan thd komoditas
P : biaya transportasi
sebelum adanya peningkatan transportasi
P
1
: biaya akibat adanya peningkatan transportasi
ΔQ
sebagai makroekonomi antarwilayah interregional macroeconomic. Penerapan antarwilayah dengan demikian bermakna bahwa perekonomian adalah terbuka di
mana arus barang, arus modal dan arus tenaga kerja antara daerah satu dengan lainnya mengalir tanpa hambatan.
Pertumbuhan regional wilayah pada dasarnya menggunakan konsep konsep pertumbuhan ekonomi secara agregatif. Namun demikian, analisis
pertumbuhan regional lebih ditekankan pada perpindahan faktor factor movement. Arus modal dan tenaga kerja yang mengalir dari satu daerah ke daerah
lain akan membuka peluang interaksi antar daerah dan pada akhirnya membuka peluang pertumbuhan antar daerah Richardson, 2001. Dalam kaitan factor
movement antar wilayah maka model pertumbuhan Harord-Domar dapat digunakan untuk menganalisis pertumbuhan regional.
Model Harrod-Domar didasarkan asumsi asumsi bahwa: hasrat menabung atau s, tingkat pertumbuhan penduduk n, dan koefisien
–koefisien dalam produksi adalah konstan. Pertumbuhan mantap steady growth akan dicapai
apabila kedua macam input tersebut harus memenuhi syarat-syarat keseimbangan yaitu tingkat pertumbuhan modal k dan tingkat pertumbuhan penduduk n harus
sama dengan tingkat pertumbuhan output g atau g = k =n. Dalam kondisi keseimbangan maka tabungan yang direncanakan harus terus menerus sama
dengan investasi yang direncanakan.Terkait dengan pertumbuhan modal k dapat dirumuskan sebagai berikut :
v s
K Y
Y S
K S
K I
.
di mana: I= Investasi; S= Tabungan; K=Modal dan Y= Pendapatan, v adalah rasio modal-output capital output ratio. Pertumbuhan mantap tercapai apabila
terpenuhi syarat g=n= sv. Karena s, v, n ditentukan secara independen maka pertumbuhan mantap hanya dapat tercapai secara kebetulan.
Ketika hubungan antar wilayah terjadi, maka perekonomian tersebut dapat dikatakan sebagai perekonomian terbuka. Dengan demikian impor dan tabungan
merupakan kebocoran, sedangkan ekspor dan investasi merupakan suatu suntikan injection yang dapat menutupi kebocoran tersebut. Kelebihan tabungan dapat
disalurkan kedaerah lain, dalam bentuk surplus ekspor. Hal yang sama terjadi apabila pertumbuhan penduduk suatu daerah mengalami pertumbuhan yang lebih
cepat dari penyerapan tenaga kerja pada pertumbuhan yang sedang berlangsung. Hal ini akan berakibat terjadinya migrasi netto, yang dapat membantu
menyeimbangkan n dan g. Syarat yang diperlukan bagi perekonomian terbuka adalah sebagai berikut :
S + M = I + X kemudian dapat dirumuskan menjadi
s + mY = I + X atau
Y X
Y I
m s
dimana, S= Tabungan; M= Impor; I=Investasi dan X= Ekspor Dengan asumsi dua daerah yaitu i dan j, maka hubungan ekspor dan impor
antara 2 daerah , dapat digambarkan sebagai berikut:
1 1
j j
j ij
ji i
Y m
M X
dimana: X
i
= ekspor daerah i M
ji
= impor daerah j dari daerah i m
= marginal propensity to import Y
j
= pendapatan daerah j Dengan demikian, persamaan pertumbuhan suatu daerah dapat dirumuskan
kembali menjadi :
Y X
Y I
m s
v v
s Y
S Y
I .
di mana g =sv
i j
ij i
i i
i
Y Y
m m
s v
g .
i i
j j
ij i
i i
v Y
Y M
m s
g
1
Berdasarkan rumus di atas maka suatu daerah akan dapat tumbuh dengan cepat apabila memiliki g pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan syarat
daerah tersebut harus memiliki tabungan s yang tinggi; impor m tinggi; ekspor kecil; dan rasio modal output capital output ratio= COR kecil.
Walaupun tabungan suatu daerah cenderung lebih besar dari investasi, namun tingkat pertumbuhan modalnya dapat tetap sama dengan tingkat
pertumbuhan output, asalkan selisih tabungan - investasi tersebut diimbangi oleh surplus ekspor. Kelebihan tenaga kerja juga diimbangi oleh migrasi keluar dan
kekurangan tenaga
kerja dipenuhi
melalui migrasi
masuk. Syarat
keseimbangannya adalah :
i i
i
r n
g
di mana r adalah tingkat migrasi yang merupakan jumlah netto dari migrasi keluar dan migrasi-masuk R
i
dalam tiap periode waktu sebagai persentase dari jumlah penduduk daerah yang berstransportasi P
i
. Secara keseluruhan, dari sudut pandang sistem yang berstransportasi adalah :
i j
ij i
i i
P R
P R
r
1
Pada perekonomian terbuka, pertumbuhan mantap masih lebih pada perkecualian daripada merupakan kelaziman. Pencapaian syarat syarat
keseimbangan disuatu wilayah dapat mengubah syarat syarat keseimbangan di wilayah lainnya dan hal ini dapat mempengaruhi keseimbangan pertumbuhan
wilayah itu sendiri. Ada atau tidaknya kecenderungan kearah pertumbuhan mantap akan tergantung pada arus modal dan tenaga kerja antarwilayah
interregional bersifat menyeimbangkan atau tidak, dan hal ini tidaklah ditentukan dalam model tersebut.
Selain Harrod-Domar, model model pertumbuhan neo-klasik yang juga telah digunakan secara luas adalah Borts 1960, Bort dan Stein 1964, dan
Romans. Namun demikian untuk beberapa hal model pertumbuhan tersebut mendapat kritikan terutama asumsi yang menyatakan full employment terjadi
secara terus menerus. Hal ini seringkali tidak dapat diterapkan dalam sistem multiregional, karena persoalan regional timbul sebagai akibat dari adanya
perbedaan geografis dalam tingkat penggunaan sumber daya. Selain itu asumsi persaingan sempurna tidak dapat diterapkan dalam perekonomian ruang space
economy di mana oligopoli, monopoli murni, atau persaingan monopolistik adalah tipe tipe struktur pasar yang lebih mungkin Richardson, 2001. Model
neoklasik, kemudian menarik perhatian para ahli teori perekonomian regional karena model tersebut mengandung teori tentang mobilitas faktor disamping teori
pertumbuhan. Implikasi dari model tersebut adalah bahwa dengan asumsi persaingan sempurna maka modal dan tenaga kerja akan berpindah apabila balas
jasa faktor tersebut berbeda-beda. Syarat pertumbuhan mantap yang dalam model ekonomi neoklasik relatif
kurang restriktif apabila dibanding dengan model Harrod –Domar. Batasan yang
terdapat pada Harrod –Domar, kemudian mendapat kritikan karena adanya
kemungkinan substitusi antara modal dan tenaga kerja, yang berarti adanya fleksibilitas dalam rasio modal-ouput. Tingkat pertumbuhan dapat bersumber dari
Hayami, 2001; Johansson, 1993: a akumulasi modal, b pertumbuhan penawaran tenaga kerja,dan c kemajuan teknologi, yang mencakup segala
sesuatu yang meningkatkan efisiensi dari sumber sumber yang stoknya sudah tertentu.
Apabila diasumsikan bahwa tingkat kemajuan teknologi adalah fungsi dari waktu, maka persamaan fungsi produksinya adalah :
, ,
t L
K F
Y
i i
di mana: K=Modal; L=Tenaga Kerja; t=Teknologi Persamaan pertumbuhan di atas dapat di derivasi menjadi :
i i
i i
i i
T n
k Y
1
di mana Y = tingkat pertumbuhan output, k = tingkat pertumbuhan modal, n = tingkat pertumbuhan tenaga kerja dan T = kemajuan teknologi.
Sedangkan α adalah bagian yang dihasilkan oleh faktor modal atau produk marginal dari modal
Y K
K Y
dan dengan mengsumsikan skala pengembalian yang konstan constant return to scale maka 1-
α = bagian pendapatan yang dihasilkan oleh tenaga kerja
yaitu
Y L
L Y
.
Pertumbuhan kapasitas penuh merupakan suatu hal yang dikehendaki dalam model neoklasik. Oleh sebab itu diperlukan suatu mekanisme untuk
menyamakan investasi dengan tabungan dalam kondisi full employment. Dengan demikian syarat pertumbuhan mantap adalah :
m K
Y MPK
i i
i
,
di mana MPK adalah marginal productivity of capital. Apabila m sudah tertentu dan nilai
α konstan, maka Y dan K harus tumbuh dengan tingkat yang sama. Syarat keseimbangan bagi keseluruhan sistem adalah :
n i
n i
i i
S I
1 1
di mana: I=Investasi dan S=Tabungan Namun demikian tabungan yang dihasilkan dalam suatu wilayah secara
individual tidak mesti sama dengan investasinya, karena suatu daerah akan mengimpor modal apabila tingkat pertumbuhan modalnya lebih kecil dari rasio
tabungan domestik terhadap modal.
2.2. Transportasi dan Perdagangan Antar Wilayah