Transportasi dan Perdagangan Antar Wilayah

Y K K Y dan dengan mengsumsikan skala pengembalian yang konstan constant return to scale maka 1- α = bagian pendapatan yang dihasilkan oleh tenaga kerja yaitu Y L L Y . Pertumbuhan kapasitas penuh merupakan suatu hal yang dikehendaki dalam model neoklasik. Oleh sebab itu diperlukan suatu mekanisme untuk menyamakan investasi dengan tabungan dalam kondisi full employment. Dengan demikian syarat pertumbuhan mantap adalah : m K Y MPK i i i , di mana MPK adalah marginal productivity of capital. Apabila m sudah tertentu dan nilai α konstan, maka Y dan K harus tumbuh dengan tingkat yang sama. Syarat keseimbangan bagi keseluruhan sistem adalah : n i n i i i S I 1 1 di mana: I=Investasi dan S=Tabungan Namun demikian tabungan yang dihasilkan dalam suatu wilayah secara individual tidak mesti sama dengan investasinya, karena suatu daerah akan mengimpor modal apabila tingkat pertumbuhan modalnya lebih kecil dari rasio tabungan domestik terhadap modal.

2.2. Transportasi dan Perdagangan Antar Wilayah

Pembangunan wilayah tidak terlepas dari perdagangan antar wilayah. Weber 1909 sudah memperkenalkan dampak lokasi terhadap biaya transportasi. Namun Weber tidak menjelaskan analisis yang dihasilkan bagi komoditi di mana proses dari biaya transportasi terjadi. Proses tersebut dapat dijelaskan dalam teori perdagangan. Pada awalnnya Adam Smith meperkenalkan teori keuntungan absolut absolute advantage Carbaugh, 2005. Teori ini lebih mendasarkan pada besaranvariabel riil, seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknnya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut. Kelemahan teori ini adalah apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut, maka perdaganagn antar wilayah tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan. Teori Smith ini, kemudian di perbaiki oleh David Ricardo, yang kemudian dikenal sebagai keunggulan komparatif Comparative Advantage. Tidak seperti Smith yang menekankan pada perbedaan biaya absolut antara dua wilayah, Ricardo’s teori lebih menekankan pada perbedaan biaya komparatif relatif. Menurut keunggulan komparatif labor efficiency, suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan antar wilayah jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut lebih efisien dan mengimpor barang yang mana negara tersebut akan memproduksi kurangtidak efisien. Kelemahan teori ini adalah mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua negara. Heckser dan Ohlin H-O kemudian berusaha menjelaskan bahwa walaupun fungsi faktor produksi tenaga kerja di kedua negara sama, perdagangan antar wilayah internasional tetap terjadi. H-O kemudian menggunakan 2 kurva yaitu kurva isocost yang menggambarkan total biaya produksi yang sama dan kurva isoquant yang menggambarkan total kuantitas yang sama Hady 1998, Halwani, 2005, Fentra dan Taylor, 2011. Teori ini mendasarkan pada faktor pendukung endownment yang mengarisbawahi bahwa resources endownment merupakan faktor penentu dalam keunggulan komparatif. Dengan demikian harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing masing negara. Kedua kurva tersebut akan bersinggungan pada suatu titik optimal. Artinya, dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya yang minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Sesuai dengan konsep titik singgung antara Isocost dan Isoquant, maka masing masing negara tentu akan memeproduksi barang barang tertentu dengan kombinasi faktor produksi yang paling optimal sesuai proporsistruktur faktor produksi yang dimilikinya lihat gambar 7. Sumber: Hamdy 1998 Gambar 7. Perbedaan harga menurut Heckser-Ohlin B C D A Tenaga Kerja Isoquant televisi Isoquant pakaian Isocost 400 Negara X Isocost 600 Negara X Isocost 400 Negara Y Isocost 600C Negara Y Modal Teori Heckser-Ohlin menggunakan asumsi 2 x 2 x 2 yaitu : 1. Perdagangan terjadi antara dua negara 2. Masing masing negara memproduksi dua macam barang yang sama 3. Masing masing negara menggunakan dua macam faktor produksi, yaitu tenaga kerja dan mesin, tetapi dengan jumlah proporsi yang berbeda Asumsi di atas dapat dilihat melalui matrix manfaat perdagangan Gain From Trade dengan contoh pada tabel 1. Teori ini kemudian dipertanyakan, terutama apabila jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing masing negara relatif sama, maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan antar wilayah negara tidak akan terjadi. Pada kenyataannya, walaupun jumlahproporsi faktor produksi yang dimiliki masing masing negara relatif sama, dan dengan demikian harga barang yang sejenis pun sama, ternyata perdagangan anatar wilayah tetap terjadi. Tabel 1: Matrix Gain from Trade dari Teori H-O Asumsi 2 Negara Negara X Negara Y 2 Barang Pakaian Televisi Pakaian Televisi 2 F.Produksi T.Kerja Modal T. Kerja Modal Proses.Prod P.Karya P.Modal P.Karya P.Modal Proporsi faktor Produksi 60 unit 15 unit 30 unit 60 unit Isoquant 100 unit 20 unit 100 unit 20 unit Isocost 400 600 600 400 Unit Cost 4 murah 30 mahal 6 murah 20 mahal Wasily Leontief kemudian melakukan studi empiris di Amerika pada tahun 1953, dan menguji teori Heckser-Ohlin tersebut, dan mendapatkan hasil yang berbeda dengan teori tersebut, sehingga disebut paradoks Leontief. Berdasarkan teori H-O, maka ekspor AS akan terdiri atas barang barang yang padat modal kapital capital intensive, sebaliknya impor AS akan terdiri dari barang barang yang padat karya. Berdasarkan studi empiris Leontif, ternyata ekspor AS justru terdiri atas barang barang yang padat karya labor intensive. Sebaliknya, impor terdiri atas barang barang yang padat modal. Leontief berargumen bahwa pekerja di Amerika Serikat AS lebih efisien dari pada pekerja negara lain, di mana dengan kemampuan yang lebih tinggi maka AS dapat mengekspor tenaga kerja keluar wilayahnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal yaitu: intensitas faktor produksi yang berkebalikan factors intensity reversals; tarif dan non tarif barrier; perbedaan dalam skill dan human capital; perbedaan dalam faktor sumber daya alam natural resources. Dalam menguji kebenaran teori H-O tersebut, Leontief menggunakan Input-Output, yang kemudian menjadi salah satu alat dalam menguji kebijakan di suatu negara.

2.3. Transportasi dan Disparitas Wilayah.