Pentingnya Analisis Dampak dari Model IRIO

2.5.5. Pentingnya Analisis Dampak dari Model IRIO

Menurut Muchdie 1998a, Daryanto dan Hafizrianda 2010 dengan model I-O antardaerah IRIO, analisis struktur ruang dalam perekonomian Indonesia dapat dibahas. Bahasan tersebut dapat menggunakan analisis: 1. Dampak pengganda total total multiplier effects baik sektoral maupun spasial, 2. Dampak pengganda bersih sektoral dan spasial, 3. Dampak luberan spill-over effects, dan 4. Dampak balik feed-back effects. Angka pengganda merupakan ukuran kepekaan suatu perekonomian terhadap perubahan yang dinyatakan dalam hubungan sebab-akibat. Pengganda pada model I-O biasanya diasumsikan sebagai tanggapan respons terhadap meningkatnya permintaan akhir suatu sektor tertentu. Muchdie 1998a, mengingatkan bahwa konsep pengganda sering digunakan secara rancu sehingga menghasilkan interpretasi yang keliru. Oleh sebab itu beberapa pendapat menyatakan bahwa perlu membedakan kategori pengganda menjadi dampak awal initial impact, dampak imbasan kegiatan produksi production-induced impact dan dampak imbasan konsumsi consumption-induced effect. Selain itu, juga ada kategori lain yang disebut dampak luberan flow-on impact, yang merupakan dampak bersih. Secara teoritis, pengganda dari model I-O daerah tunggal lebih kecil daripada pengganda model I-O antar daerah. Penegasan lebih jauh dilakukan oleh Miller 1985 melalui percobaan yang lebih komprehensif dalam menguji sistem perekonomian tertutup. Kesimpulannya adalah bahwa umpan balik antardaerah bergantung kepada tingkat keterkaitan ekonomi antardaerah atau berlawanan dengan derajat kemandirian suatu daerah. Semakin mandiri suatu daerah, semakin kecil tingkat keterkaitan antardaerahnya. Miller bahkan mengusulkan aturan kasar untuk menentukan besaran umpan balik secara a priori: suatu daerah yang mensupplai 10 persen dari kebutuhannya akan menaksir terlalu rendah perubahan outputnya sebesar 10 persen bila mengabaikan konsep umpan balik. Sementara daerah yang mensupplai 90 persen kebutuhannya akan menaksir terlalu rendah perubahan outputnya sebesar 2 persen. Jadi untuk setiap kenaikan 10 persen kemampuan memsupplai kebutuhannya senndiri, akan menurunkan kesalahan sebesar 1 persen atas perkiraan perubahan output. Muchdie 1998a, merinci lebih jauh menjadi empat tipe pengganda, dua diantaranya relevan dengan kajian model antardaerah, yaitu pengganda khusus sektoral sector-specific multipliers dan pengganda khusus spasial spatial- specific multipliers. Pengganda khusus sektoral menyatakan jumlah input yang dibutuhkan dari perekonomian secara keseluruhan tanpa memandang ruang untuk memenuhi bertambahnya satu unit permintaan akhir sektor yang dimaksud. Pengganda khusus spasial menyatakan jumlah input yang dibutuhkan dari semua sektor pada suatu daerah karena meningkatnya satu unit permintaan akhir daerah yang berhubungan dengan transportasi. Miller dan Blair 1985 telah mendefinisikan IDBAD indeks dampak balik antardaerah atau interregional feed-back index dan IDBTAD indeks dampak balik dan luberan antardaerah atau interregional feed-back and spill-over index untuk mengukur saling ketergantungan antardaerah. Berdasarkan kedua indeks tersebut dapat dianalisis pentingnya keterkaitan antardaerah di Indonesia. Dampak balik pengganda total dapat dengan mudah diperlihatkan sebagai selisih antara pengganda total pada model daerah-tunggal dan pengganda total pada model antardaerah, yaitu pengganda total yang terjadi di daerah yang berstransportasi pada model antardaerah. Dampak luberan adalah pengganda total yang terjadi di daerah lain karena terjadinya peningkatan permintaan akhir pada daerah yang sedang dipelajari. Ini diukur dari perbedaan antara pengganda total dan pengganda yang terjadi hanya pada daerah yang dipelajari. Mengenai metode penghitungan akan dijelaskan dalam bab 3.

III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir merupakan suatu hal yang diperlukan dalam setiap penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya perluasan bidang garapan yang dapat mengakibatkan penelitian menjadi tidak terfokus Verschuren dan Dooreward, 1999; de Vaus, 2001. Secara umum, analisis yang dilaksanakan dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam dua tahapan. Tahapan pertama dilaksanakan untuk mengetahui keterkaitan ekonomi dan struktur ekonomi antar pulau dalam periode tahun 2000 dan 2005. Pada tahap ini, alur penghitungan keterkaitan ekonomi didasari oleh analisis model IRIO 2000. Model IRIO 2000 ini selain untuk mendapatkan acuan benchmark struktur perekonomian dan keterkaitan antarregion periode sebelumnya. Pola perubahan struktur ekonomi sektoral dan spasial digunakan untuk melihat dampak dari pembangunan sektor transportasi, sehingga melalui pola ini dapat tergambarkan fokus investasi. Selanjutnya, pola ini juga dapat menggambarkan produktivitas perekonomian antar-sektor dan antarregion. Tahapan kedua dilaksanakan untuk mengetahui peranan sektor transportasi dalam mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah dengan integrasi intra wilayah dan antar wilayah. Hal ini dapat dilakukan dengan data dasar IRIO 2000 dan IRIO 2005. Dari sini diperoleh gambaran dampak sektor transportasi di masing-masing wilayah dalam mengurangi disparitas intra wilayah dan antar wilayah. Sehingga diperoleh gambaran dampak simulasi kebijakan sektor transportasi terhadap output, nilai tambah, dan kesempatan kerja regional. Lebih