Pengembangan Masyarakat Penanganan anak nakal berbasis masyarakat dengan Restorative Justice: kasus di Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi, dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan strategis, dan mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan, dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan, dan perkembangan fisik, mental, dan sosial secara utuh, serasi, selaras, dan seimbang. Anak adalah bagian dari keluarga, anak dilahirkan dalam keluarga, menerima status sosial awal dari keluarga, , dilindungi, dibesarkan, disosialisasikan dalam keluarga, untuk kemudian menjadi warga dalam masyarakat. Kondisi anak pada saat ini, akan sangat menentukan pada kondisi keluarga, masyarakat dan bangsa di masa yang akan datang. Menurut Heny 2005 dalam perspektif sosiologi kesejahteraan anak terlihat dalam bentuk perkembangan fisik dan kepribadian yang ditandai pola perilaku anak yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Goode 1995 yang dikutip oleh Heny 2005 menyebutkan masyarakat dan kebudayaannya menjadi tergantung pada efektivitas sosialisasi yaitu sejauhmana sang anak mempelajari nilai-nilai, sikap-sikap dan tingkah laku masyarakat dan keluarganya. Di sinilah pentingnya keluarga, karena keluarga adalah titik awal perkembangan fisik dan kepribadian anak, sehingga seorang anak harus mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh kembang secara wajar baik secara jasmani, rohani dan sosialnya.

2.1. Pengembangan Masyarakat

Alimusa 2003 mengemukakan bahwa : ”Pengembangan masyarakat adalah pengembangan swadaya masyarakat dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan”. Menurut Cary 1970, pengembangan masyarakat pada intinya merupakan : 1 usaha yang disengaja dan dilakukan bersama-sama oleh orang- orang dalam masyarakat, 2 mengarahkan masyarakat masa depan dan membangun serangkaian teknik yang diakui dan didukung masyarakat, 3 ditujukan untuk mencapai kehidupan sosial yang lebih baik dimasa depan 6 Pengertian diatas menunjukkan bahwa pengembangan masyarakat ditujukan untuk menumbuhkan kemandirian komunitas dalam memenuhi kebutuhannya. Prakteknya proses pengembangan masyarakat hendaknya mempertimbangkan aspek kehidupan masyarakat sehingga keputusan apapun mengenai fokus pengembangan dibuat secara sadar dan dipilih oleh masyarakat itu sendiri, dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki oleh masyarakat dan menjadi kebutuhan masyarakat. Menurut Korten 1984, pengembangan masyarakat adalah suatu aktivitas pembangunan yang berorientasi pada kerakyatan, dengan syarat menyentuh aspek-aspek keadilan, keseimbangan sumberdaya alam dan partisipasi masyarakat. Jadi dalam pengembangan masyarakat terkandung esensi partisipasi. Partisipasi menurut Sumarjo dan Saharudin 2003, mengandung makna peranserta seseorang atau sekelompok orang atau sesuatu pihak dalam suatu kegiatan atau upaya untuk mencapai sesuatu yang secara sadar diinginkan oleh pihak yang berperan serta tersebut. Agung dan Purnaningsih 2003, memberikan karakteristik partisipasi, yaitu : 1 masyarakat berperan dalam analisis untuk perencanaan kegiatan dan pembentukan atau penguatan kelembagaan, 2 cenderung melibatkan metode interdisipliner yang mencari keragaman perspektif dalam proses belajar yang terstruktur dan sistematis, 3 masyarakat memiliki peran untuk mengontrol atas pelaksanaan keputusan mereka sehingga memiliki andil dalam keseluruhan proses kegiatan. Menumbuhkan partisipasi dalam pengembangan masyarakat tidak dapat tumbuh begitu saja. Masyarakat perlu di ajak untuk menyadari kelemahan dan potensi yang dimiliki dengan cara menumbuhkan kesadaran kritis. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan komunitas. Pendekatan ini menurut Cary 1973, seperti dikutip Gunardi 2003, menampilkan tiga ciri utama, yaitu : 1 partisipasi yang berbasis luas; 2 komunitas merupakan konsep yang penting; 3 kepeduliannya bersifat holistik. Keunggulan menggunakan pendekatan komunitas ini adalah adanya partisipasi tinggi dari warga dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan tindakan, adanya penelaahan secara menyeluruh, dan menghasilkan 7 perubahan yang didasari oleh pengertian, dukungan moral pelaksanaan oleh seluruh warga.

2.2. Pekerjaan Sosial dalam Pelayanan Anak Nakal