3 kejadian kenakalan anak diwilayah tersebut. Dalam pelaksanaannya Unicef
bekerjasama dengan LPA Jabar dan LSM setempat dengan melibatkan masyarakat. Sebagai pelaksana kegiatan dibentuklah suatu forum dengan nama
Forum Musyawarah Pemulihan Anak FMPA yang berasal dari masyarakat setempat. Sehubungan dengan hal itu, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih
jauh tentang konsep restorative justice dalam penanganan anak nakal.
1.2. Rumusan Masalah adalah :
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang penulis kemukakan adalah :
1. Bagaimana kinerja FMPA dalam menangani anak nakal dengan model restorative justice
? 2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kinerja FMPA?
3. Bagaimana rencana strategis program aksi pengembangan masyarakat dalam peningkatan kapasitas FMPA Forum Musyawarah Pemulihan Anak?
1.3. Tujuan Kajian adalah :
Tujuan kajian ini dilakukan adalah: 1. Mendeskripsikan kinerja anggota FMPA
2. Mendeskripsikan peranan inisiator FMPA 3. Mendeskripsikan mekanisme penerapan model restorative justice
4. Mendeskripsikan partisipasi dan tanggapan masyarakat dalam menangani anak nakal dengan restorative justice
5. Merumuskan rencana strategis program aksi pengembangan masyarakat dalam peningkatan kapasitas FMPA
1.4. Manfaat Kajian
Hasil kajian pengembangan masyarakat yang dilakukan di Kelurahan Pasanggrahan secara lebih khusus diharapkan dapat bermanfaat bagi :
4 1. Masyarakat di Kelurahan Pasanggrahan, dapat menumbuhkan rasa kesadaran
dan tanggung jawab sosial dalam menangani anak nakal, sehingga tidak semua masalah kenakalan anak diproses secara hukum
2. Masyarakat di Kelurahan Pasanggrahan, dapat berpartisipasi dalam mencegah terjadinya kenakalan anak khususnya yang terjadi di kelurahan Pasanggrahan
3. Bagi instansi pemerintah khususnya penegak hukum seperti pihak kepolisian, kejaksaan dan pengadilan, kiranya kajian ini dapat dijadikan solusi terhadap
penanganan anak nakal yang selama ini masih bersifat persial. 4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
terciptanya peraturan perundang-undangan yang ada khususnya Revisi terhadap Undang-Undang Pengadilan Anak Nomor 3 Tahun 1997
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi, dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang
memiliki peranan strategis, dan mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan, dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan, dan
perkembangan fisik, mental, dan sosial secara utuh, serasi, selaras, dan seimbang. Anak adalah bagian dari keluarga, anak dilahirkan dalam keluarga, menerima
status sosial awal dari keluarga, , dilindungi, dibesarkan, disosialisasikan dalam keluarga, untuk kemudian menjadi warga dalam masyarakat. Kondisi anak pada
saat ini, akan sangat menentukan pada kondisi keluarga, masyarakat dan bangsa di masa yang akan datang.
Menurut Heny 2005 dalam perspektif sosiologi kesejahteraan anak terlihat dalam bentuk perkembangan fisik dan kepribadian yang ditandai pola
perilaku anak yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Goode 1995 yang dikutip oleh Heny 2005 menyebutkan masyarakat dan
kebudayaannya menjadi tergantung pada efektivitas sosialisasi yaitu sejauhmana sang anak mempelajari nilai-nilai, sikap-sikap dan tingkah laku masyarakat dan
keluarganya. Di sinilah pentingnya keluarga, karena keluarga adalah titik awal perkembangan fisik dan kepribadian anak, sehingga seorang anak harus mendapat
kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh kembang secara wajar baik secara jasmani, rohani dan sosialnya.
2.1. Pengembangan Masyarakat