LPA Jabar LSM Saudara Sejiwa

80 jangka menengah MTSP UNICEF dan sasaran-sasarannya. Keseluruhan tujuan dari proyek adalah untuk mengembangkan sistem peradilan anak yang komprehensif, yang konsisten dengan Konvensi Hak Anak KHA dan petunjuk Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB Kegiatan Uji coba model restorative justice di Kelurahan Pasanggrahan merupakan bagian dari kerjasama Pemerintah RI dengan UNICEF Indonesia dalam memberikan upaya perlindungan terhadap anak. Diperlukan perlindungan khusus yang didasari atas dasar analisa kondisi obyektif dari anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus baik dalam bentuk kebijakan, model penanganan atau bantuan serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia untuk memberikan bantuan. Anak nakal sehingga berhadapan dengan masalah hukum merupakan kelompok anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus, tetapi belum memperoleh perhatian dan penanganan perlindungan yang berperspektif anak, untuk itulah kegiatan uji coba ini dilakukan. Dalam pelaksanaannya kegiatan ini memperoleh dukungan sepenuhnya dari UNICEF Indonesia dan didampingi, dimonitor dan dievaluasi umpan balik dari UNICEF FO Jabar dan Banten.

6.2.2. LPA Jabar

Lembaga Perlindungan Anak Jawa Barat LPA Jabar merupakan suatu organisasi independen, nirlaba, bergerak dalam bidang sosial dengan spesifikasi Perlindungan Hak Anak, yang berdiri sejak tanggal 27 Januari 2000. Adapun visi dari LPA Jabar adalah mewujudkan tatanan kehidupan yang mampu mencegah terjadinya pelanggaran terhadap hak anak serta memajukan dan melindungi anak dari hak-haknya, sedangkan misinya adalah melindungi anak dari setiap orang tua dan atau lembaga yang melanggar hak-hak anak serta mengembangkan partisipasi keluarga dan masyarakat untuk mencegah terjadinya pelanggaran hak-hak anak. Lembaga Perlindungan Anak Jawa Barat yang telah berkomitmen untuk melakukan perlindungan terhadap anak, termasuk bagi anak yang berhadapan dengan hukum anak nakal. Sebagai lembaga advokasi, LPA dituntut untuk dapat 81 melakukan aktivitas yang akan memberikan dampak yang lebih mendasar bagi upaya perlindungan terhadap anak khususnya anak nakal, yaitu upaya yang dapat menjadi alternatif solusi bagi penanganan anak nakal yang lebih berperspektif anak. Solusi ini dirumuskan bersama antara LPA dengan stakeholders dalam hal ini lembagainstitusi yang memiliki akses bagi upaya perlindungan terhadap anak nakal yang terdiri dari unsur akademisi, aparat penegak hukum, lembaga pendamping dan para ahli. Melalui para akademisi diharapkan diperoleh dasar konseptual teoritik yang tegas. Dari aparat penegak hukum diharapkan diperoleh dasar praktik dan yuridis yang kuat, dari lembaga pendamping diharapkan diperoleh dasar empirik yang kuat serta dari para ahli diperoleh landasan profesional yang kuat. Atas darsar pemikiran tersebut dipandang perlu dilakukan asesmen tentang anak nakal di Kota Bandung yang mengeksplorasi permasalahan anak nakal.

6.2.3. LSM Saudara Sejiwa

LSM Saudara Sejiwa pada awalnya berfokus pada penanganan anak jalanan yang ada disekitar Pasar Ujung Berung. Lembaga ini mendirikan rumah singgah yang bertempat di Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujung Berung dengan jumlah anak jalanan yang ditampung sebanyak 35 anak pria dan 5 anak perempuan. LPA Jabar memilih LSM Saudara Sejiwa untuk dapat diajak bergabung dalam kegiatan restorative justice dengan pertimbangan lembaga tersebut telah berada dilokasi hampir lima tahun lamanya sehingga diharapkan dapat lebih mengetahui pola perilaku dan budaya setempat khususnya dalam penanganan anak nakal.

6.3. Partisipasi Masyarakat