Hak-Hak Anak Kenakalan Anak

22 Berdasarkan asumsi tersebut, perilaku yang ditampilkan oleh individu dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam lingkungan sosialnya. Dengan demikian perilaku nakal pada anak merupakan hasil dari proses interaksi tersebut. Dalam hal ini terdapat dua kemungkinan sehingga memunculkan perilaku nakal pada anak. Kemungkinan pertama adalah adanya kegagalan anak dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan, sehingga anak tidak mampu menampilkan peran sesuai dengan harapan lingkungan sosialnya akhirnya perilakunya menyimpang dari norma- norma yang berlaku pada lingkungan sosial tersebut. Kemungkinan kedua adalah adanya disorganisasi sosial pada lingkungan sosial dimana anak berinteraksi. Disorganisasi sosial ini menyebabkan beberapa fungsi lingkungan sosial, terutama fungsi sosialisasi dan fungsi kontrol sosial dari lingkungan sosial tersebut tidak dapat berjalan dengan baik. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Eitzen 1986 dalam Masngudin 2004 bahwa lingkungan masyarakat yang buruk akan menyebabkan seseorang berpeilaku buruk. Ini dapat terjadi karena pada masyarakat yang mengalami gejala disorganisasi sosial, norma dan nilai sosial menjadi kehilangan kekuatan mengikatnya. Lingkungan sosial yang terdekat dengan anak adalah keluarga, kemudian yang lebih luas adalah teman bermain, teman di sekolah dan teman di lingkungan ketetanggaan. Lingkungan inilah akan turut membentuk perilaku yang akan ditampilkan oleh seorang anak dalam kehidupan sehari-hari, deengan demikian agar anak nantinya dapat menampilkan perilaku yang pro-sosial, maka lingkungan sosial tersebut harus dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan memberikan tempat yang dapat mendukung perkembangan anak secara optimal.

2.5.3. Hak-Hak Anak

Sebagai salah satu negara penandatangan Konvensi Hak-hak Anak Convention on the Rights of the Child CRC yang disetujui Majelis Umum PBB pada tanggal 20 Nopember 1989 yang selanjutnya disahkan melalui Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990, Indonesia menyetujui untuk melaksanakan perlindungan anak. Upaya ini mencakup langkah-langkah legislatif, administratif, 23 sosial dan pendidikan yang layak dan maksimal guna melindungi anak dari semua bentuk kekerasan fisik atau mental atau penyalahgunaan, penelantaran atau perlakuan salah, cedera atau terjadinya eksploitasi terhadap anak. Empat prinsip yang terkandung dalam Konvensi Hak Anak KHA adalah : 1. Non diskriminasi, artinya semua hak yang diakui dan terkandung dalam KHA harus diberlakukan kepada setiap anak tanpa pembedaan apapun. Prinsip ini tertuang dalam pasal 2 KHA yang selengkapnya berbunyi : ”Negara-negara Peserta akan menghormati dan menjamin hak-hak yang ditetapkan dalam konvensi ini bagi setiap anak yang berada dalam wilayah hukum mereka tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun, tanpa memandang ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pandangan politik atau pandangan-pandangan lain, asal usul kebangsaan, etnik atau sosial, status kepemilikan, cacat atau tidak, kelahiran atau status lainnya baik dari si anak sendiri atau dari orang tua atau walinya yang sah” ayat 1 Negara-negara Peserta akan mengambil semua langkah yang perlu untuk menjamin agar anak dilindungi dari semua bentuk diskriminasi atau hukuman yang didasarkan pada status, kegiatan, pendapat yang dikemukakan atau keyakinan dari orang tua anak, walinya yang sah, atau anggota keluarganya” ayat 2 2 Yang terbaik bagi anak best interest of the child, yaitu bahwa ” Dalam semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh lembaga- lembaga kesejahteraan sosial pemerintah maupun swasta, lembaga peradilan, lembaga pemerintah atau badan legislatif, maka kepentingan yang terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama” pasal 3 ayat 1 3 Hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan the right to life, survivbal and development , artinya, ” Negara-negara Peserta mengakui bahwa setiap anak memiliki hak yang melekat atas kehidupan” pasal 6 ayat 1. 24 Negara-negara Peserta akan menjamin sampai batas maksimal kelangsungan hidup dan perkembangan anak” pasal 6 ayat 2 4 Penghargaan terhadap pendapat anak respect for the views of the child maksudnya bahwa pendapat anak, terutama jika menyangkut hal-hal yang mempengaruhi kehidupannya, perlu diperhatikan dalam setiap pengambilan keputusan. Prinsip ini tertuang dalam pasal 12 ayat 1 Konvensi Hak Anak sebagai berikut :” Negara-negara Peserta akan menjamin agar anak-anak yang mempunyai pandangan sendiri akan memperoleh hak untuk menyatakan pandangan-pandangannya secara bebas dalam semua hal yang mempengaruhi anak, dan pandangan tersebut akan dihargai sesuai dengan tingkat usia dan kematangan anak” Keempat prinsip hak anak bisa dikonfigurasikan ke dalam Gambar 1 : Gambar 1 : Prinsip-prinsip hak anak Sejak ditetapkannya UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pada tanggal 22 Oktober 2002, perlindungan bagi anak Indonesia telah memiliki landasan hukum yang lebih kuat. Dalam UU tersebut, perlindunagn anak didefinisikan sebagai segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan Yang Terbaik untuk Anak Non-diskriminasi Partisipasi Anak Kelangsungan Hidup dan Perkembangan 25 hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Perlindungan anak mencakup serangkaian upaya terencana, terorganisasi, dan berkesinambungan berupa penyusunan dan pengembangan kebijakan, program, pelayanan, dan mekanisme untuk melindungi anak dari semua bentuk tindakan yang melanggar hak-hak anak untuk hidup, tumbuh kembang dan berpartisipasi secara wajar dan optimal.

2.6. Kerangka Pemikiran