108
c. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan program dapat dilihat dari meratanya pemahaman tentang penanganan anak nakal. Dampak positifnya adalah, setiap
terjadi kasus anak nakal, masyarakat memproses melalui FMPA, sedangkan penyerahan kasus kepada aparat penegak hukum menjadi alternatif kedua.
Diharapkan tidak ada kasus kenakalan anak di tingkat peradilan formal, semua diselesaikan di tingkat masyarakat.
d. Alat Verifikasi
Indikator keberhasilan diverifikasi melalui FGD, yang melibatkan keluarga pelaku, keluarga korban, masyarakat umum, dan aparat penegak
hukum. Kepuasan atas pemenuhan rasa keadilan bagi setiap stakeholder tersebut menjadi indikator yang dicari melalui FGD ini. Apabila tercapai
peradilan yang memulihkan bagi kepentingan anak nakal, maka program dapat sustainable
. Apabila tidak tercapai kepuasan tersebut, maka perlu direview ulang terhadap metode yang dilaksanakan melalui program ini, sehingga
tercapai metode penanganan anak nakal berbasis masyarakat yang memperhatikan kepentingan anak nakal.
e. Pelaksana
Pelaksana program adalah anggota FMPA Tingkat Kelurahan dibantu oleh LSM Saudara Sejiwa dan LPA Jawa Barat.
f. Pendukung
Pendukung program adalah LPA Jabar yang berperan penting dalam pembinaan dan pengawasan jalannya program. Pendukungan dapat berupa
pendanaan, tenaga ahli sosialisasi program dan pemahaman hak-hak anak dalam proses hukum, serta pendampingan dalam penanganan anak nakal pada
tahap awal. Pada tahap selanjutnya, masyarakat dapat didorong untuk lebih mandiri dalam menangani permasalahan anak nakal di wilayahnya.
g. Metode Pelaksanaan
Metoda pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan secara langsung antara Anggota FMPA Tingkat Kelurahan dengan
109 perwakilan warga masyarakat di setiap RW, didukung oleh beberapa
stakeholder yaitu LPA Jabar, LSM Saudara Sejiwa, dan aparat penegak hukum di wilayahnya.
h. Waktu
Pelaksanaan kegiatan adalah bulan Juni, Juli, dan Agustus 2009.
i. Sumber Dana
Dana penunjang kegiatan berasal dari swadaya masyarakat ditambah dengan bantuan dari pihak LPA Jawa Barat.
Program jangka pendek ini dapat disajikan dalam bentuk Tabel 12.
Tabel 12. Sosialisasi Program Restorative Justice
Program Kegiatan
Pelaksana Penanggung
Jawab Pendukung
Waktu Bahan
Ket
Sosialisasi penanganan
anak nakal melalui
program restorative
justice belum maksimal
Sosialisasi pertemuan
antara FMPA
dengan masyarakat,
didukung oleh
stakeholder FMPA Tingkat
Kelurahan Pasanggrahan
Ketua FMPA LPA Jabar, LSM Saudara sejiwa,
aparat penegak hukum
Pada bulan Juni, Juli,
Agustus 2009
Ruang rapat yang
representative, papan tulis,
potongan kertas karton
ukuran 5x10 cm, bahan
presentasi undangan
diberikan kepada keluarga pelaku,
keluarga korban, lembaga institusi
lokal yang ada, aparat penegak
hukum
LPA dan LSM bertindak sebagai
nara sumber dan pendukung dana
8.3.2. Program Jangka Panjang
Merupakan rencana progran aksi pengembangan masyarakat untuk jangka panjang adalah terbentuknya Forum Komunikasi antar FMPA Tingkat RW se-
Kelurahan Pasanggrahan.
a. Latar Belakang
Anggota FMPA terdiri dari berbagai macam latar belakang pendidikan, pekerjaan, status sosial yang berbeda. Perbedaan tersebut di satu sisi akan
menambah wawasan dan metode dalam penanganan anak nakal yang sesuai dengan yang diinginkan oleh seluruh anggota. FMPA di tingkat RW tidak
110 terlepas begitu saja dengan FMPA Tingkat Kelurahan, meskipun tidak
berhubungan secara hierarki. Artinya, FMPA Tingkat RW tidak berkewajiban untuk melaporkan kegiatan dan bertanggung jawab secara hierarki kepada
FMPA Tingkat Kelurahan Pasanggrahan, tetapi sama-sama mempunyai visi menerapkan restorative justice dalam menangani kasus anak nakal di
wilayahnya. Sehingga dipandang perlu untuk membentuk Forum Komunikasi pada Tingkat Kelurahan Pasanggrahan.
b. Tujuan
Forum komunikasi pada tingkat kelurahan dibentuk untuk membahas dan tukar pikiran mengenai penanganan kasus anak nakal yang ada di masing-
masing RW. Forum komunikasi ini juga berperan sebagai ajang penambahan wawasan dan pemahaman mengenai hak-hak anak, metode penanganan anak
yang sesuai dengan norma sosial yang ada dalam masyarakat, dan mempertahankan motivasi dalam menerapkan program ini. Setiap penanganan
kasus anak nakal di suatu RW, dapat dijadikan referensi penanganan kasus yang sama di RW lain.
c. Indikator Kinerja