25 hak-haknya  agar  dapat  hidup,  tumbuh,  berkembang,  dan  berpartisipasi  secara
optimal  sesuai  dengan  harkat  dan  martabat  kemanusiaan,  serta  mendapat perlindungan  dari  kekerasan  dan  diskriminasi.  Perlindungan  anak  mencakup
serangkaian  upaya  terencana,  terorganisasi,  dan  berkesinambungan  berupa penyusunan  dan  pengembangan  kebijakan,  program,  pelayanan,  dan  mekanisme
untuk melindungi anak dari semua bentuk tindakan yang melanggar hak-hak anak untuk hidup, tumbuh kembang dan berpartisipasi secara wajar dan optimal.
2.6. Kerangka Pemikiran
Restorative justice merupakan pendekatan alternative yang bisa digunakan dalam  menangani  anak  nakal,  merupakan  proses  yang  melibatkan  semua  pihak
untuk  memecahkan  secara  bersama  bagaimana  mengatasi  akibat  dari  suatu kenakalan yang dilakukan anak dan implikasinya dimasa yang akan datang.
Restorative  justice  mengakui  bahwa  kenakalan  anak  dapat  menyebabkan penderitaan bagi masyarakat dan komunitas, maka diperlukan perbaikan keadilan
bagi  yang  menderita  akibat  kejahatan  dan  pada  prosesnya  masyarakatpun dilibatkan.  Program restorative justice  ini memungkinkan   korban, pelaku anak
nakal   dan  komunitas masyarakat terlibat langsung dalam merespon kenakalan anak  yang  mengarah  pada  pertanggungjawaban  pelaku  kejahatan  anak  nakal,
ganti rugi bagi korban dan partisipasi oleh korban, pelaku dan masyarakat. Proses  pemulihan  dilakukan  oleh  Forum  Musyawarah  Pemulihan  Anak
FMPA  yang  merupakan  perwakilan  dari  masyarakat  untuk  merumuskan langkah-langkah penyelesaian kasus anak nakal.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka pemikiran sebagai  berikut :
26
Kerangka Pemikiran
Kinerja Anggota FMPA
-  Motivasi -  Pemahaman
tentang hak anak -  Pengalaman
Kinerja  Inisiator FMPA
-  Unicef Jabar -  LPA Jabar
-  LSM Saudara
Sejiwa
Kinerja FMPA Forum
Musyawarah Pemulihan Anak
-  Musyawarah dialog
-  Relationship building
membangun hubungan
-  Pemulihan dan ganti rugi
Hasil
================ 1.  Kepuasan
masyarakat 2.  Kepuasan keluarga
pelaku 3.  Kepusan keluarga
korban
Partisipasi dan Tanggapan
Masyarakat dan Institusi Lokal
DKM,. LPM, Karang Taruna,
PKK
Gambar 2 : Kerangka Pemikiran
27
BAB III. METODOLOGI KAJIAN
3.1. Metode Kajian
Kajian  ini  menggunakan  pendekatan  kualitatif  yang  menggunakan  studi kasus  sehingga  bisa  memahami  kinerja  Forum  Pemulihan  Anak.  Penelitian
kualitatif  merupakan  penelitian  yang  dilakukan  pada  latar  alamiah.    Fenomena sosial  dalam  pandangan  kualitatif  dipandang  sebagai  sesuatu  yang  tidak  berdiri
sendiri,  bersifat  dinamis  dan  penuh  makna  Sugiyono,  2007.      Lebih  lanjut Sugiyono 2007 mendefinisikan sebagai berikut :
”Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian berlandaskan pada filsafat  post-positivisme,  digunakan  untuk  meneliti  pada  kondisi  obyek
alamiah,  sebagai  lawannya  adalah  eksperimen  dimana  peneliti  adalah sebagai  instrumen  kunci,  teknik  pengunpulan  data  dilakukan  secara
triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktifkualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi”.
Berdasarkan  pendapat  di  atas  dapat  dipahami  bahwa  metode  penelitian kualitatif  merupakan  metode  penilitian  yang  didasarkan  pada  setting  lapangan
secara alamiah. Data  yang diperoleh kemudian dianalisis secara induktif, dimana hasil  pengamatan  tentang  relaitas  sosial  yang  khusus  kemudian  dikembangkan
memjadi  gagasan  umum  dan  teori.  Dalam  penelitian  kualitatif  realitas  sosial tergantung  pada  bagaimana  pengalaman  orang  dalam  kehidupannya  dan
bagaimana pengalaman tersebut dimaknai. Strategi  yang  digunakan  pada  kajian  ini  adalah  studi  kasus  karena  studi
kasus  menggunakan  pertanyaan-pertanyaan  ’bagaimana’  dan  ’mengapa’    lebih ekspalanatori.  Hal  ini  disebabkan  pertanyaan-pertanyaan  seperti  ini  berkenaan
dengan  kaitan-kaitan  operasional  yang  menuntut  pelacakan  waktu  tersendiri  dan bukan  sekedar  frekuensi  atau  kemunculan.    Hal  ini  tidak  bisa  mengandalkan
survey  atau  telaah  rekaman  arsip  melainkan  harus  menyelenggarakan  apa  yang disebut  dengan  analisis  histories  atau  studi  kasus,  sehingga  dengan  studi  kasus
merupakan  instrumental  yang  bersifat  deskriptif  terhadap  permasalahan penanganan anak nakal di Kelurahan Pasanggrahan.
28
3.2. Teknik Kajian Jenis Data