30
3.3. Metode Penyusunan Program
Program yang sudah ada diperbaharui dan disusun kembali bersama dengan masyarakat secara partisipatif, yang didukung dengan hasil dari
praktek I dan II. Pada saat praktek lapangan I dan II telah ada kontak dengan pihak-pihak yang berkompeten dengan institusi lokal dan tokoh
masyaraklat serta pihak-pihak lain yang berkompeten yang kemudian diikutsertakan dalam kegiatan.
Selanjutnya tergantung dari keinginan pengurus institusi lokal dan tokoh masyarakat dalam hal pemahaman masalah serta penyusunan rencana.
Metode yang akan digunakan dalam penyusunan program adalah metode Participatory Rural Appraisal
PRA dan Analisis Pohon Masalah. Metode ini digunakan untuk menganalisis situasi, masalah, kebutuhan dan hasil yang
akan dicapai dari proses-proses kajian. Data yang dianalisa bersama partisipan dan secara bersama-sama mencari pemecahan atas masalah yang
dihadapi oleh anak nakal
3.4. Prosedur dan Penyajian Data
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan penyajian data. Data kualitatif yang sudah terkumpul kemudian disusun menjadi susunan data dan
informasi sehingga memberi kemungkinan kepada pengkaji dalam penarikan kesimpulkan dan pengambilan tindakan. Data tersaji dalam bentuk catatan
lapangan hasil wawancara dan observasi dan dalam bentuk matrik dan bagan.
Setelah penyajian data, kegiatan selanjutnya adalah melakukan triangulasi data untuk memperoleh penarikan kesimpulan yang sesuai.
Kesimpulan tersebut juga didasarkan pada peninjauan ulang hasil kajian dengan masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.
31
Tabel 1. Tujuan, Jenis Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Pasanggrahan Tahun 2009
No Tujuan
Jenis Data Sumber
Data Teknik Pengum-
pulan Data WM
DK O W D
1.
Mendeskripsik an kinerja
FMPA
Mendeskripsik an proses
pembentukan FMPA
- latar belakangpotret buram penanganan anak nakal
melalui jalur hukum - kasus penahanan dan
peradilan terhadap anak nakal di wilayah Bapas
Klas I Bandung
- pembentukan restorative justice
di Kota Bandung - pembentukan FMPA di
Kelurahan Pasanggrahan Unicef Jabar. LPA
Jabar, LSM Saudara Sejiwa,
Anggota FMPA, Tokoh
masyarakat, Ketua RTRW,
Lurah,dan pengurus institusi
lokal
v v
v
Mendeskripsik an kinerja
”restoratif justice
” di Kota Bandung
- Langkah awal pembentukan restorative
justice di Kota Bandung
- pembentukan working group
dan supporting group
- hasil kerja working group dan supporting group
Unicef Jabar. LPA Jabar, LSM
Saudara Sejiwa, Anggota FMPA,
Tokoh masyarakat,
Ketua RTRW, Lurah,dan
pengurus institusi lokal
v v
v
Mendeskripsik an kinerja
FMPA di Kelurahan
Pasanggrahan - perkembangan forum
- proses musyawarah forum - proses relationship building
- proses pemulihan dan ganti
rugi Unicef Jabar. LPA
Jabar, LSM Saudara Sejiwa,
Anggota FMPA, Tokoh
masyarakat, Ketua RTRW,
Lurah,dan pengurus institusi
lokal
v v
v
2.
Mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi
kinerja FMPA
a.
Mendeskripsik - Motivasi
- Anggota FMPA
v v
32 an kinerja
anggota FMPA - Pemahaman tentang hak
anak - Pengalaman
b.
Mendeskripsik an peranan
inisiator FMPA dan program-
programnya: Unicef Jabar,
LPA Jabar dan LSM Saudara
Sejiwa - Latar belakang dilaksana-
kannya restorative justice - Tujuan program restorative
justice - Sasaran kegiatan restorative
justice - Mekanisme dan strategi
pelaksanaan restorative justice
- Metode restorative justice - Waktu kegiatan restorative
justice - Sumber pendanaan restora-
tive justice - Pelaksana restorative justice
- Pelaksanaan kegiatan restorative justice
mulai proyek sampai sekarang
- Pengurus Unicef Jabar,
LPA Jabar dan LSM saudara
Sejiwa
v v
v
c.
Mengetahui partisipasi
tanggapan masyarakat dlm
penanganan anak nakal
melalui restorative
justice - Keterlibatan masyarakat
dalam menangani anak nakal
- Stigma yang ada di masyarakat terhadap anak
nakal Tokoh
masyarakat Guru, Ketua
RTRW, Lurah, Pengurus kelem-
bagaan lokal masyarakat
pihak yg prnh mjd korban
v v
v
3.
Melakukan evaluasi
program restorative
justice
di Kelurahan
Pasanggrahan - Bagaimana proses musya-
warah dialog dilakukan - Bagaimana menciptakan
relationship building membangun hubungan
antara korban, pelaku, masyarakat
- Bagaimana proses pemulihan dilakukan
- Bagaimana proses ganti rugi dilaksanakan
Unicef Jabar. LPA Jabar, LSM
Saudara Sejiwa, Anggota FMPA,
dan pengurus institusi lokal
v v
v
33
4.
Penyusunan aksi
pengembangan masyarakat
dalam peningkatan
kapasitas FMPA
- Identifikasi potensi - Identifikasi masalah
- Identifikasi kebutuhan - Analisis pohon masalah
- Rancangan program - Program pengembangan
masyarakat - Anak nakal dan
keluarganya - Pengurus FMPA
- Pengurus Institusi Lokal
- Masyarakat
F G D
Keterangan:
WM : Wawancara mendalam
O : Observasi
D : Dokumentasi
DK : Diskusi Kelompok
W : Wawancara
FGD : Focus Group Discussion
34
BAB IV. PETA SOSIAL MASYARAKAT KELURAHAN PASANGGRAHAN
Kelurahan Pasanggrahan adalah salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung yang memiliki luas kurang lebih 200
hektar. Disebelah utara Kelurahan Pasanggrahan berbatasan dengan Kelurahan Ciporeat Kecamatan Cilengkrang, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan
Cipadung, sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Pasir Jati dan sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru.
Kelurahan Pasanggrahan termasuk dalam kategori daerah perkotaan, dimana lokasinya berada di pusat kota Ujung Berung dengan aktivitas ekonomi
yang tinggi serta orbitasi yang sangat pendek ke pusat-pusat ekonomi dan hiburan. Untuk mencapai Kelurahan Pasanggrahan sangat mudah, hal ini dikarenakan
akses jalan yang baik dan mudahnya sarana transportasi seperti mobil angkutan kota angkot dan ojeg.
Kelurahan Pasanggrahan memiliki pusat ekonomi tradisional seperti pasar tradisional Ujung Berung serta pusat perbelanjaan modern seperti Mini Market
Yomart. Secara administratif, wilayah Kelurahan Pasanggrahan terbagi menjadi 14 rukun warga RW dan 61 rukun tetangga RT dengan jarak pemukiman yang
padat.
4.1. Kondisi Demografi dan Kependudukan 4.1.1.