3
dalam memenuhi permintaan oleh pabrik penyulingan CPO yaitu PT Sinarmas dari hasil pengolahan tandan buah segar TBS dari kebun sendiri dan tandan buah
segar yang dibeli dari luar saat ini perusahaan mampu menghaslkan CPO rata-rata sebesar 56.882 tontahun dan PKO 12.366 tontahun diperkirakan PT Sinarmas
setiap triwulan meminta order rata-rata sampai dengan 24.000 tontriwulan CPO dan permintaan ini diperkirakan masih akan semakin meningkat dan peningkatan
ini didasarkan dari angka pertumbuhan peningkatan konsumsi CPO yang mencapai 11,5 persentahun.
1.2 Perumusan Masalah
PT Tapian Nadenggan merupakan perusahaan yang memiliki pabrik pengolahan TBS menjadi CPO dengan kapasitas pengolahan tandan buah segar 60
tonjam, perusahaan beroperasi rata-rata selama 14 jam perhari bahan baku yang diolah dari kebun sendiri diperkirakan rata-rata mencapai 201.989 tontahun TBS
dan dari kebun luar sebesar rata-rata 45.322 tontahun, sehingga menghasilkan total CPO sebesar rata-rata 56.882 tontahun dan PKO 12.336 tontahun.
Kapasitas mesin produksi mencapai 60 tonjam dan memiliki jam pengoperasian maksimum sebesar 20 jamhari, berdasarkan kondisi tersebut
seharusnya perusahaan mampu mengolah TBS mencapai 360.000 tontahun sehingga memperoleh hasil CPO sebesar 99.360 tontahun artinya pabrik masih
kekurangan TBS. Sampai akhir tahun 2010, PT Tapian Nadenggan hanya memperoleh TBS dari kebun sendiri rata-rata sebesar 201.989 tontahun, untuk
menambah kapasitas olahnya perusahaan melakukan budget untuk pembelian TBS rata-rata sebesar 45.300 tontahun sampai akhirnya total olahan per tahun
rata-rata 247.198 tontahun. Artinya apabila perusahaan tidak melakukan pembelian tandan buah segar dari luar maka perusahaan mengalami kekurangan
rata-rata 158.011 tontahun hal ini menyebabkan perusahaan kekurangan tambahan produksi CPO yang seharusnya bisa diproduksi dan menghasilkan CPO
rata-rata sebesar 42.478 tontahun. Apabila perusahaan beroperasi dalam keadaan maksimum dan kebutuhan
TBS tercukupi sepenuhnya oleh kebun sendiri tanpa melakukan budgeting artinya melakukan pembelian bahan baku dari luar maka hasil produksi CPO dinilai akan
lebih tinggi atau meningkat dari 56.882 tontahun menjadi 99.360 tontahun.
4
Melihat kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk memenuhi kapasitas produksi pabrik, sehingga
diperlukan cara untuk mengatasi masalah tersebut. Perusahaan perlu melakukan perencanaan pengembangan salah satunya dengan cara pengembangan lokasi
perkebunan untuk mencukupi kekurangan tersebut. Berdasarkan perumusan di atas, maka perumusan masalah sebagai berikut :
1 Bagaimana kelayakan pengembangan usaha CPO berdasarkan aspek non- finansial dilihat dari aspek pasar, manajemen, teknis, sosial lingkungan ?
2 Bagaimana kelayakan pengembangan usaha CPO berdasarkan aspek finansial ? 3 Bagaimana tingkat kepekaan usaha sensitivitas pengembangan usaha CPO
terhadap dua indikator yang paling mempengaruhi yaitu kenaikan biaya produksi dan penurunan kapasitas produksi masing-masing sebesar 10 persen ?
1.3 Tujuan