24
setempat dengan kesanggupan atau keahlian staf yang ada untuk mengelola proyek.
d. Analisis Sosial dan Lingkungan
Analisis sosial berkaitan dengan kebisaan dan implikasi sosial yang lebih luas dari investasi yang diusulkan, dimana pertimbangan-pertimbangan sosial
harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu proyek yang diusulkan tanggap responsive terhadap keadaan sosial Gittinger 1986. Sejauh
mana proyek dapat memberi manfaat secara implisit dan eksplisit terhadap pendistribusian pendapatan serta penciptaan lapangan pekerjaan. Selain itu,
analisis juga perlu mempertimbangkan pengaruh negatif dari pelaksanaan proyek terhadap dampak sosial seperti kehilangan pekerjaan terhadap adanya penggunaan
teknologi atau penerapan alat-alat mekanis yang mengurangi keterlibatan tenaga manusia.
Kualitas hidup masyarakat merupakan bagian dari rancangan proyek. Analisis proyek juga harus mempertimbangkan dampak lingkungan yang dapat
mengakibatkan kerugian dengan adanya proyek yang direncanakan maupun yang dilaksanakan. Pembangunan proyek mungkin saja akan merusak sumber-sumber
air bersih dari limbah yang dihasilkan oleh proyek. Lokasi pelaksanaan proyek harus dipilih dan ditinjau secara langsung untuk menghidari rusaknya kelestarian
lingkungan.
e. Analisis Aspek Finansial
Pendekatan yang dilakukan dalam perhitungan manfaat dan biaya tergantung pada pihak yang berkepentingan langsung dalam usaha. Dilihat dari
sudut pandang badan usaha atau orang yang menenanamkan modalnya dalam usaha, suatu perhitungan dapat dikatakan privat atau finansial bila yang
berkepentingan langsung dalam manfaat atau biaya adalah individu pengusaha. Data keseluruhan dilakukan secara kuantitatif dan alat analisis yang digunakan
untuk menguji kelayakan yaitu NPV, IRR, net benefit cost rasio BC, dan Payback period
25
1. Net Present Value NPV
NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang present value dari selisih antara benefit manfaat dengan biaya pada tingkat diskonto bunga
tertentu. Dinyatakan dalam rumus :
n t
t t
t
i C
B NPV
1 Keterangan :
NPV = nilai bersih sekarang rupiah Bt = Manfaat pada tahun ke-t rupiah
Ct = biaya pada tahun ke-t rupiah I
= tingkat diskonto N = umur proyek thun
T = tahun
Dalam Metode NPV terapat tiga kriteria investasi, yaitu : 1. NPV 0, secara finansial proyek layak untuk diusahakan dan dapat
menghasilkan keuntungan. 2. NPV = 0, secara finansial proyek sulit untuk diusahakan dan tidak dapat
menghasilkan keuntungan. 3. NPV 0, secara finansial lebih baik proyek tidak dilaksanakan karena akan
menimbulkan kerugian.
2. Internal Rate of Return IRR
IRR atau internal rate of return adalah tingkat pengembalian internala dari investasi selama umur proyek yang bertujuan untuk mengetahui persentase
keuntungan dari suatu proyek tiap tahun dan menunjukkan kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman, secara mate-matis nilai tersebut
dirumuskan sebagai berikut : i
i NPV
NPV NPV
i IRR
Keterangan : IRR = Tingkat internal hasil
NPV
1
= nilai bersih sekarang bernilai positif rupiah NPV
2
= nilai bersih sekarang bernilai negatif rupiah I
1
= tingkat diskonto menghasilkan NPV positif I
2
= tingkat diskonto menghasilkan PV negatif Hasil analisis IRR lebih besar dari bunga bank tingkat diskonto yang
berlaku, menunjukkan proyek tersebut layak untuk dilakukan, sebalikanya bila
26
IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga bank maka usaha tersebut tidak layak untuk dilakukan.
3. Net Benefit Cost Ratio Net BC
Net BC merupakan perbandingan antara NPV total dari manfaat bersih terhadap total dari biaya bersih Kadariah 1978. Metode ini digunakan untuk
melihat berapa besar manfaat bersih yang dapat diterima dari suatu bisnis atau proyek untuk setiap investasi yang dilakukan atau dikeluarkan. Bila Net BC lebih
besar sama dengan 1 usaha atau bisnis dianggap layak untuk dilaksanakan dan jika Net BC kurang dari 1 maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus
yang digunakan dalam menghitung Net BC adalah sebagai berikut :
Net BC
Keterangan : Bt = total penerimaan pada tahun ke-t Ct
= total biaya pada tahun ke-t
i
= tingkat diskonto yang berlaku
n
= umur ekonomis proyek
4. Payback Period
Payback period dapat diartkan dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengambalikan biaya investasi , payback peiod adalah suatu metode dalam
penentuan jangka waktu yang dibutuhkan dalam menutupi initial investment dari suatu proyek dengan menggunakan cashflow yang dihasilkan dari suatu proyek
tersebut. Semakin pendek payback period dari periode yang disyaratkan perusahaan maka proyek investasi tersebut dapat diterima Arifin 1999. Rumus
yang digunakan untuk menghitung payback period adalah sebagai berikut :
Payback Period
= n + a b
x 1 Tahun c
b keterangan :
n = tahun terakhir dimana cash flow belum bias menutupi nilai investasi
a = jumlah nilai investasi b = jumlah cumulative cash flow pada tahun ke-n
c = jumlah cumulative cash flow pada tahu ke n+1
27
5. Analisis Sensitifitas
Analisis sensitifitas dilakukan untuk melihat dampak yang ditimbulkan dari perubahan kondisi di luar jangkauaan asumsi yang telah dibuat pada saat
perencanaan. Pada penelitian ini analisis sensitifitas dilakukan dengan pendekatan perubahan akibat adanya kenaikan biaya produksi dan penurunan kapasitas
produksi sebesar 10 persen. Penentuan kenaikan biaya produksi sebesar 10 persen berdasarkan data inflasi rata-rata indonesia dalam satu dekade terakhir yang tidak
lebih dari 10 persen per tahun. Sedangkan untuk penurunan kapasitas produksi sebesar 10 persen merupakan tingkat toleransi yang diangap wajar untuk
kebutuhan pasokan bahan baku yang disebabkan oleh faktor-faktor non teknis yang mungkin terjadi.
4.5 Asumsi Dasar yang Digunakan