28
V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Deskripsi Kabupaten Padang Lawas Utara
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 tahun 2007 tanggal 10 Agustus, pembentukan Kabupaten Padang Lawas Utara merupakan pemekaran dari
Kabupaten Tapanuli Selatan. Dari perjalanan waktu sejarah berdirinya Kabupaten Tapanuli Selatan mulai dari zaman penjajahan Belanda sampai dengan sekarang
banyak hal terjadi mulai dari pergantian nama, pemekaran kecamatan maupun pemekaran kabupaten, setelah mengalami perubahan-perubahan tersebut
ditetapkan bahwa ibukota Kabupaten Padang Lawas Utara adalah Gunung Tua. Kabupaten Padang Lawas Utara memiliki luas wilayah 319.805 Ha atau setara
dengan 3.918.,05 km
2
dengan panjang ruas jalan Kabupaten 1.398 km, yang terdiri dari 9 kecamatan dan 387 desa Badan Pusat Statistik, Tapanuli Selatan,
2007. Adapun lokasi Kabupaten Padang Lawas Utara dengan Ibukota Gunung Tua secara jelas dapat dilihat pada peta Provinsi Sumtera Utara Gambar 2
Gambar 2
. Peta Provinsi Sumatera Utara Keterangan : Lokasi Penelitian
a. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Padang Lawas Utara sampai dengan tahun 2005 didominasi oleh sektor pertanian dan perkebunan, industri
pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran. setiap lapangan usaha memberikan sumbangan terhadap nilai PDRB berdasarkan harga berlaku tahun 2005 yaitu dari
area aktifitas perkebunan dan area aktifitas pertanian 50 persen, industri pengolahan 28,40 persen, perdagangan serta hotel dan restoran 12,84 persen dan
sisanya adalah untuk usaha-usaha lainnya.
29
b. Potensi Perkebunan Kabupaten Padang Lawas Utara
Kondisi topografi Kabupaten Padang Lawas Utara pada dasarnya memiliki potensi alam yang cukup tinggi sesuai untuk syarat tumbuh berbagai jenis tanama
perkebunan. Tanaman perkebunan yang telah dibudidayakan masyarakat di daerah ini yaitu, kelapa sawit, karet, kopi robusta, kelapa, kakao, kulit manis,
nilam, kemiri, aren, kapuk, dan pinang. Pada tahun 2008 hasil perkebunan rakyat Padang Lawas Utara tercatat kelapa sawit 281.137,9 ton, karet 23.351,64 ton,
kulit manis 594,74 ton, pinang 519 ton, kopi robusta 493,2 ton, kemiri 336,9 ton, kakao 331,3 ton, kelapa 260,35 ton, aren 60,4 ton, kapuk 34,49 ton, dan nilam
5,58 ton Badan perencanaan daerah, Padang Lawas utara, 2007.
5.2 Sekilas Profil PT Tapian Nadenggan-Langga Payung Mill
PT Tapian Nadenggan Langga Payung Mill terletak di Desa Huta Baru
Nangka Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara dan di Kecamatan Sei Kanan Untuk Kabupaten Labuhan Batu.
PT Tapian Nadenggan berdiri sejak tahun 1979, merupakan anak perusahaan PT SMART Tbk. Perkebunan ini dahulunya milik PT Sawit Sejahtera
Luhur Labuhan Batu yang dibeli PT SMART Tbk dan terletak di Kabupaten Tapanuli Selatan dan Labuhan Batu sesuai SK. HGU No. 23HGUDA82A68
dan SK HGU No. 23HGUDA82 dan SK HGU No. 14HGU89 dengan luas sekitar 9500 ha yang berada dalam dua lokasi yaitu :
1. Seluas 1209 Ha berada di Kabupaten Labuhan Batu. 2. Seluas 8291 Ha berada di Kabupaten Tapanuli Selatan.
PT Tapian Nadenggan Langga Payung Mill saat ini mempekerjakan sumber daya manusia yang terdir dari 12 orang staff dan karyawan SKU serikat
kerja umum yang terdiri dari 132 karyawan bulanan dan 21 karyawan harian. Perusahaan perkebunan ini memberi fasilitas kepada karyawannya,
disamping gaji dan catu beras setiap dua minggu sekali, juga memberikan fasilitas rumah, air, listrik PLN yang disubsidi perusahaan, juga pengobatan keluarga
karyawan, pendidikan dan sarana olah raga. PT Tapian Nadenggan Langga Payung Mill memiliki kantor pusat di PT
SMART Tbk. BII Plaza Tower 2 Lt 28 Jl. HM. Thamrin Kav. 22 Jakarta Pusat
30
10350 dan kantor perwakilan yang terletak di Jalan. Wolter Mongonsidi No. 14- 16 Medan 20152, PT SMART Tbk.
Sesuai dengan data tahunan PT Tapian Nadenggan perusahaan ini memiliki lahan perkebunan sendiri seluas 9.500 ha dan mampu menghasilkan
serta mengolah tandan buah segar rata-rata 218.000 tontahun sehingga diperkirakan perusahaan ini mampu menghasilkan CPO mencapai 50.040
tontahun dan PKO 12949,2 tontahun dengan menggunakan pabrik pengolahan sendiri dengan kapasitas produksi 60 tonjam.
31
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Analisis Kelayakan Aspek Non-Finansial