4
Melihat kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk memenuhi kapasitas produksi pabrik, sehingga
diperlukan cara untuk mengatasi masalah tersebut. Perusahaan perlu melakukan perencanaan pengembangan salah satunya dengan cara pengembangan lokasi
perkebunan untuk mencukupi kekurangan tersebut. Berdasarkan perumusan di atas, maka perumusan masalah sebagai berikut :
1 Bagaimana kelayakan pengembangan usaha CPO berdasarkan aspek non- finansial dilihat dari aspek pasar, manajemen, teknis, sosial lingkungan ?
2 Bagaimana kelayakan pengembangan usaha CPO berdasarkan aspek finansial ? 3 Bagaimana tingkat kepekaan usaha sensitivitas pengembangan usaha CPO
terhadap dua indikator yang paling mempengaruhi yaitu kenaikan biaya produksi dan penurunan kapasitas produksi masing-masing sebesar 10 persen ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan gambaran perkebunan kelapa sawit dan peluang
pengembangan pengolahan kelapa sawit, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1 Mengkaji kelayakan pengembangan usaha CPO dari aspek non-finansial. 2 Mengkaji kelayakan pengembangan usaha CPO dari aspek finansial.
3 Menganalisis tingkat kepekaan usaha produksi CPO terhadap kenaikan biaya produksi dan penurunan kapasitas produksi masing-masing 10 persen.
1.4 Manfaat
Berdasarkan apa yang akan diteliti oleh penulis maka diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai rekomendasi dan mengetahui apakah perlu
melakukan pengembangan ataupun tambahan investasi dan sebagai tambahan dokumen daerah kabupaten padang lawas utara dalam mengembangkan potensi
daerah yang ada dan mengetahui seberapa besar kelayakan pabrik pengolahan yang telah beroperasi.
5
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Buah Segar
Tanaman kelapa sawit Elais guineensis jacq, tergolong jenis palma yang buahnya kaya akan minyak nabati, kelapa sawit yang dikenal adalah jenis
dura, psifera, dan tenera, kelapa sawit merupakan tanaman tropis yang termasuk
kelompok tanaman tahunan. Tenera dura x psifera merupakan tanaman yang saat ini banyak dikembangkan. Buahnya mengandung 80 persen daging buah dan
20 persen biji yang batok atau cangkangnya tipis menghasilkan minyak 34-40 persen terhadap buah.
Buah yang dipanen dalam bentuk tandan disebut dengan TBS. Bentuk susunan, dan komposisi tandan sangat ditentukan oleh jenis tanaman dan
kesempurnaan penyerbukan. Buah sawit yang berukuran 12-18 gr butir, dapat dipanen setelah berumur enam bulan terhitung sejak penyerbukan PPKS dalam
Mangoensoekarjo 2003.
2.2 Mutu Tandan Buah Segar
Tandan Buah Segar yang diterima di pabrik hendaknya memenuhi persyaratan bahan baku, yaitu tidak menimbulkan kesulitan dalam proses
ekstraksi minyak CPO dan inti sawit, sebelum buah diolah perlu dilakukan sortasi dan penimbangan di tempat penampungan loading ramp. Menurut Siregar
2003, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan mutu TBS yang akan dimasukkan ke dalam pabrik antar lain, sortasi panen, penimbangan TBS di
loading ramp dan material passing digester MPD.
2.3 Kelapa Sawit