66 Berdasarkan simulasi seperti yang terlihat pada Gambar 48, kinerja model
kondisi aktual memperlihatkan bahwa swasembada GKP tidak akan tercapai. Hal ini ditunjukkan oleh grafik ketersediaan GKP yang negatif selama periode
simulasi. Oleh karena itu diperlukan kebijakan yang dapat meningkatkan ketersediaan GKP. Kebijakan tersebut dapat diupayakan oleh pemerintah dari sisi
penyediaan dan kebutuhan.
Gambar 43 Perbandingan ketersediaan GKP pada alternatif skenario swasembada
‐2000000 ‐1000000
1000000 2000000
3000000 4000000
Ketersediaan GKP
ton
Tahun
Aktual Skenario
4 Skenario
5 Skenario
6 Skenario
7
Gambar 43 menunjukkan bahwa semua skenario memiliki ketersediaan GKP yang sama pada tahun dasar yaitu 2010. Hal ini sesuai dengan asumsi awal
yang dibangun bahwa program RIGN baru digulirkan tahun 2010, maka dampaknya baru akan terlihat pada musim giling tahun 2011. Gabungan skenario
peningkatan rendemen dan penurunan pertumbuhan penduduk memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan skenario kebijakan alternatif lainnya. Hasil
simulasi juga menunjukkan bahwa skenario yang membuat Indonesia mampu mencapai swasembada GKP adalah gabungan skenario peningkatan rendemen dan
penurunan pertumbuhan penduduk. Skenario ini berhasil membuat Indonesia mencapai swasembada GKP pada tahun 2013 hingga akhir periode simulasi.
6.4.4 Analisis Switching Value Model
Hasil simulasi terhadap kebijakan alternatif menunjukkan bahwa gabungan kebijakan peningkatan rendemen sebesar 1.41 persen per tahun dan penurunan
pertumbuhan penduduk menjadi sebesar 1.3 persen per tahun mampu membuat Indonesia mencapai swasembada GKP pada tahun 2013. Swasembada dapat
tercapai dengan asumsi apabila kebijakan tersebut memiliki tingkat keberhasilan 100 persen. Namun upaya peningkatan rendemen adalah kebijakan yang tidak
mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan analisis switching value untuk menunjukkan tingkat kegagalan dalam peningkatan
rendemen yang dapat diterima untuk mencapai swasembada GKP tahun 2014.
Hasil analisis switching value menunjukkan bahwa pencapaian swasembada GKP pada tahun 2014 melalui kebijakan alternatif peningkatan rendemen dan
penurunan pertumbuhan penduduk dapat dicapai apabila peningkatan rendemen
67 tidak kurang dari 0,99 persen per tahun. Dengan kata lain, agar swasembada GKP
dapat terwujud melalui skenario 7, maka tingkat keberhasilan skenario tersebut harus mencapai minimal 70.21 persen dari target yang ditetapkan. Hasil simulasi
ketersediaan GKP nasional pada tingkat pertumbuhan rendemen sebesar 0,99 persen per tahun dan pertumbuhan penduduk sebesar 1.3 persen per tahun
disajikan pada Tabel 9.
Tabel 10 menunjukkan bahwa ketersediaan GKP nasional mulai mengalami surplus pada tahun 2014 hingga akhir periode simulasi. Surplus ketersediaan GKP
pada tahun 2014 adalah sebesar 723.31 ton, dan terus mengalami peningkatan hingga surplus ketersediaan mencapai 1.90 juta ton pada tahun 2025.
Tabel 9 Ketersediaan GKP nasional hasil analisis switching value Waktu
Neraca Ketersediaan GKP Nasional ton Kebutuhan GKP
Penyediaan GKP Ketersediaan GKP
Jan 01, 2010 2 720 993.18
2 598 364.89 -122 628.30
Jan 01, 2011 2 736 341.89
2 612 250.39 -124 091.50
Jan 01, 2012 2 756 854.29
2 714 162.01 -42 692.28
Jan 01, 2013 2 848 112.47
2 822 744.25 -25 368.22
Jan 01, 2014 2 944 279.63
2 945 002.94 723.31
Jan 01, 2015 3 045 669.63
3 075 559.74 29 890.11
Jan 01, 2016 3 152 617.24
3 242 685.40 90 068.16
Jan 01, 2017 3 265 479.48
3 449 540.33 184 060.85
Jan 01, 2018 3 384 637.14
3 699 565.92 314 928.78
Jan 01, 2019 3 510 496.40
3 996 509.73 486 013.34
Jan 01, 2020 3 643 490.47
4 296 769.56 653 279.09
Jan 01, 2021 3 784 081.46
4 626 997.86 842 916.40
Jan 01, 2022 3 932 762.31
4 991 352.20 1 058 589.88
Jan 01, 2023 4 090 058.83
5 394 405.65 1 304 346.82
Jan 01, 2024 4 256 531.91
5 841 184.70 1 584 652.79
Jan 01, 2025 4 432 779.91
6 337 210.45 1 904 430.54
6.5 Analisis Sensitivitas Model
Uji sensitivitas bertujuan untuk menjelaskan sensitivitas parameter, variabel dan hubungan antar variabel dalam model. Perlakuanintervensi terhadap model,
sebagai sebuah tindakan adalah berdasarkan kondisi yang mungkin terjadi dalam dunia nyata, maupun berdasarkan pilihan kebijakan yang mungkin dilakukan
Muhammadi et al. 2001. Peubah yang diuji dalam analisis sensitivitas pada penelitian hanya peubah yang menjadi skenario kebijakan pencapaian
swasembada GKP.
Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa dari 4 peubah yang diuji ternyata yang paling sensitif berpengaruh pada kinerja model dengan kategori
highly sensitive adalah penduduk yaitu sebesar 36.80 ini artinya bahwa bila pertumbuhan penduduk menurun satu persen akan meningkatkan ketersediaan
GKP nasioanal sebesar 36,80 persen. Peubah yang cukup tinggi mempengaruhi ketersediaan GKP nasional dengan kategori very sensitive adalah rendemen yaitu
68 sebesar 32.42 persen, artinya bila rendemen dinaikkan satu persen akan
menaikkan ketersediaan GKP nasional sebesar 32.42 persen. Peubah yang juga mempengaruhi ketersediaan GKP nasional dengan kategori very sensitive adalah
produktivitas sebesar 16.23 persen, artinya bila produktivitas dinaikkan satu persen akan menaikkan ketersediaan GKP nasional sebesar 16.23 persen.
Sementara luas areal merupakan peubah yang memiliki sensitivitas paling rendah sebesar 5.54 persen dengan kategori sensitive, artinya bila luas areal dinaikkan
satu persen akan menaikkan ketersediaan GKP nasional sebesar 5.54 persen.
Tabel 10 Sensitivitas perubahan peubah kunci ketersediaan GKP nasional No
Perubahan 1 Dari PeubahParameter
Perubahan Terhadap Ketersediaan GKP Nasional
1 Luas Areal
5.54 2 Produktivitas
16.23 3 Rendemen
32.42 4 Penduduk
36.80 Secara umum dapat disimpulkan bahwa peubah yang paling mempengaruhi
ketersediaan GKP berdasarkan hasil analisis sensitivitas adalah rendemen dan penduduk. Kedua peubah tersebut merupakan parameter penting dalam
menentukan skenario kebijakan swasembada GKP, karena dalam simulasi model, parameter yang sensitive adalah jenis parameter yang dapat mencapai tujuan
goal dalam periode waktu tertentu.
6.6 Strategi Pencapaian Swasembada GKP
Berdasarkan hasil analisis dampak kebijkan RIGN, skenario peningkatan rendemen sebesar 1.41 persen per tahun merupakan skenario yang mampu
membuat Indonesia mencapai swasembada GKP pada tahun 2014. Sementara berdasarkan analisis kebijakan alternatif, gabungan skenario peningkatan
rendemen sebesar 1.41 persen dan penurunan pertumbuhan penduduk menjadi 1.30 persen per tahun mampu membuat Indonesia mencapai swasembada GKP
pada tahun 2013. Hal ini dikarenakan peubah rendemen dan penduduk merupakan peubah yang sensitif berpengaruh terhadap kinerja model berdasarkan hasil
analisis sensitivitas. Oleh karena itu perlu diupayakan kebijakan yang dapat menunjang peningkatan rendemen dan penurunan pertumbuhan penduduk.
Strategi kebijakannya adalah sebagai berikut:
6.6.1 Strategi Pencapaian Swasembada GKP Sisi Penyediaan
Dalam upaya meningkatkan daya saing industri atau ekspor gula, mutlak diperlukan peningkatan produktivitas dan efisiensi di tingkat usahatani melalui
peningkatan rendemen tebu menjadi gula Asmarantaka 2012 sebagai strategi pencapaian swasembada GKP dari sisi penyediaan. Rendemen merupakan bentuk
efisiensi pengolahan tebu mulai dari usahatani hingga proses produksi di pabrik Susilohadi et al. 2012. Pada prinsipnya peningkatan rendemen dilaksanakan