Validasi Model Model dan Dinamika Swasembada GKP

53 20,000,000 30,000,000 40,000,000 50,000,000 ton Produk si_tebu_PBN Produk si_tebu_PBS 201020112012201320142015201620172018201920202021202220232024 Produk si_tebu Tahun P ro d u k s i te b u Gambar 28 Produksi tebu kondisi aktual tahun 2010-2025 Pada tahun 2025, produksi tebu di Indonesia diperkirakan mencapai 58.94 juta ton, dimana 23.75 juta ton dihasilkan oleh perkebunan negara dan 35.19 juta ton dihasilkan oleh perkebunan swasta. Sementara pada tahun 2014, produksi tebu di Indonesia diperkirakan mencapai 40.38 juta ton, dimana 23.32 juta ton dihasilkan oleh perkebunan negara dan 17.06 juta ton dihasilkan oleh perkebunan swasta. Jumlah ini masih lebih rendah dari sasaran produksi tebu kementrian pertanian yang mentargetkan total produksi tebu pada tahun 2014 sebesar 42,51 juta ton.

6.1.3 Perilaku Submodel Pengolahan

Perilaku sumbodel pengolahan diindikasikan oleh jumlah GKP yang diproduksi oleh pabrik gula. Komponen yang paling menentukan dalam produksi GKP adalah rendemen, kapasitas terpasang dan kapasitas terpakai. Dua komponen yang terakhir terkait langsung dengan kebutuhan bahan baku berupa tebu dan lama giling. Hasil simulasi produksi GKP disajikan pada Gambar 29. 2010 20112012 2013 2014 2015 2016 2017 20182019 2020 2021 2022 2023 2024 2,300,000 2,400,000 2,500,000 2,600,000 2,700,000 2,800,000 2,900,000 ton Tahun P ro d u k s i_ G K P Gambar 29 Produksi GKP kondisi aktual, tahun 2010-2025 54 Gambar 29 menunjukkan bahwa selama periode 2010-2025 terjadi peningkatan produksi GKP dengan pola exponential growth. Pada tahun 2025 produksi GKP diperkirakan mencapai 2.93 juta ton. Sementara pada tahun 2014 produksi GKP diperkirakan mencapai 2.41 juta ton. Jumlah ini masih lebih rendah dari sasaran produksi GKP kementrian pertanian yang mentargetkan total produksi GKP pada tahun 2014 sebesar 3.57 juta ton. 201020112012201320142015201620172018201920202021202220232024 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000 ton da Kap_terpak ai_industri Kap_terpasang_industri Tahun K a p a s it a s g il in g Gambar 30 Kapasitas terpasang dan kapasitas terpakai industri gula kondisi aktual, tahun 2010-2025 Peningkatan produksi GKP selama periode simulasi disebabkan karena peningkatan kapasitas terpasang industri gula, sedangkan tingkat utilisasi kapasitas terpasang dan rendemen justru mengalami penurunan masing masing sebesar 1.18 persen per tahun dan 1.67 persen per tahun selama periode simulasi. Penurunan tingkat utilisasi kapasitas terpasang dapat terlihat pada Gambar 30 yang menunjukkan jarak semakin lebar antara kapasitas terpasang dengan kapasitas terpakai. Hal ini mengindikasikan bahwa untuk meningkatkan produksi GKP, maka diperlukan upaya untuk menarik minat investor untuk berinvestasi pada industri pengolahan gula sehingga mampu meningkatkan kapasitas giling industri gula. Peningkatan kapasitas giling ini diperlukan untuk mengimbangi peningkatan produksi tebu. Apabila peningkatan kapasitas giling tidak mampu mengimbangi peningkatan produksi tebu, maka akan menyebabkan waktu giling menjadi tidak tepat. Hal ini menimbulkan resiko tebu tidak digiling dalam kondisi MBS manis, bersih dan segar sehingga rendemen akan turun. Disamping itu, secara sosial akan menimbulkan resiko adanya “tebu lari” yaitu petani yang menggilingkan tebunya ke pabrik gula lain akibat keterlambatan jadwal tebang yang diakibatkan oleh keterbatasan kapasitas giling pabrik.

6.1.4 Perilaku Submodel Kebutuhan

Perilaku submodel konsumsi diindikasikan oleh jumlah konsumsi GKP nasional yang merupakan penjumlahan antara konsumsi GKP rumah tangga dengan konsumsi GKP khusus yang meliputi kebutuhan untuk rapat, warung, rumah makan dan industri kecil. Komponen yang paling menentukan adalah konsumsi GKP per kapita dan jumlah penduduk. Hasil simulasi konsumsi GKP disajikan pada Gambar 31.