23
4.2.1 Analisis Kebutuhan
Tahapan pengkajian sistem diawali dengan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan mengidentifikasi para stakeholder yang terkait
dengan industri gula. Selanjutnya akan dilakukan identifikasi kebutuhan dari para stakeholder tersebut sebagai dasar pertimbangan dalam pemahaman sistem
industri gula yang akan dikaji. Setelah kebutuhan tersebut dirumuskan, baru kemudian dilakukan tahap pengembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Bedasarkan pada studi pustaka dan hasil penelitian, stakeholder industri gula dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1 Pemerintah, 2 Swasta PBS, pedagang
besar, retailer, 3 BUMN PBN, 4 Konsumen dan 5 Petani dan kelompok tani. Setiap pelaku sistem tersebut memiliki kebutuhan yang berbeda beda yang
dapat mempengaruhi sistem ketersediaan GKP.
Tabel 1 Analisis kebutuhan stakeholder dalam model swasembada GKP nasional
Stakeholder Kebutuhan
stakeholder
Pemerintah Peningkatan produksi tebu dan gula
Peningkatan rendemen Neraca ketersediaan GKP positif
Swasembada GKP tahun 2014
Swasta Produksi gula tinggi
Harga gula tinggi Efisiensi pabrik tinggi
Bahan baku memadai Revitalisasi industri gula swasta mencapai target
BUMN Produksi gula tinggi
Harga gula tinggi Efisiensi pabrik tinggi
Bahan baku memadai Revitalisasi industri gula BUMN mencapai target
Konsumen Harga gula murah
Gula tersedia sepanjang waktu Petani
Harga gula tinggi Rendemen tinggi
Produktivitas tebu tinggi
Sumber: Diadaptasi dari Pambudy 2004, Mardianto et al. 2005, Ditjen Industri Agro dan Kimia 2009, Kementrian BUMN 2011
4.2.2 Formulasi Masalah dalam Sistem
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, terlihat adanya keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda di antara stakeholder. Perbedaan kebutuhan ini
mengindikasikan adanya perbedaan kepentingan dan kelangkaan sumberdaya yang akan mengakibatkan tujuan sistem menjadi sulit untuk dicapai. Oleh karena
itu diperlukan solusi penyelesaian dengan memetakan berbagai kepentingan stakeholder agar dapat memahami mekanisme yang terjadi di dalam sistem
melalui analisis formulasi masalah seperti terlihat pada Tabel 2.
24 Tabel 2 Analisis formulasi permasalahan stakeholder dalam model dinamika
sistem industri GKP
Stakeholder Permasalahan
stakeholder
Pemerintah Perluasan lahan terkendala kesesuaian lahan
untuk tebu dan persaingan dengan komoditas lain serta pemukiman penduduk
Rendemen rendah Prioritas kebijakan belum jelas
Swasta Produktivitas rendah
Kontinuitas bahan baku kurang terjamin BUMN
Mutu tebu tidak MBS manis, bersih, segar Kontinuitas bahan baku kurang terjamin
Mesin tua Efisiensi pabrik rendah
Produktivitas rendah Rendemen rendah
Konsumen Harga gula tinggi di luar musim giling
Mutu gula kurang terjamin Petani
Rendemen rendah Produktivitas rendah
Tingginya jumlah tanaman keprasan Sistem penentuan rendemen yang tidak adil
Sumber: Diadaptasi dari Pambudy 2004, Mardianto et al. 2005, Ditjen Industri Agro dan Kimia 2009, Kementrian BUMN 2011
4.2.3 Indentifikasi Sistem Industri GKP Nasional
Tahapan identifikasi ketersediaan GKP nasional ditujukan untuk memahami mekanisme yang terjadi dalam sistem dengan cara menangkap hubugan antara
analisis kebutuhan dengan formulasi masalah. Tujuan utama pemodelan swasembada GKP ini adalah untuk menangkap perilaku ketersediaan GKP di
masa yang akan datang. Dalam penelitian ini model swasembada GKP dibagi ke dalam empat submodel yaitu submodel penyediaan bahan baku, submodel
pengolahan, submodel kebutuhan dan submodel perdagangan. Pendekatan yang digunakan adalah dengan menyusun diagram sebab akibat causal loop diagram
dan diagram input output black box diagram. a. Diagram Input Output
Diagram input output menggambarkan hubungan antara output yang dihasilkan dengan input berdasarkan tahapan analisis kebutuhan dan formulasi
permasalahan Hartrisari 2007. Diagram input output untuk model swasembada GKP nasional disajikan pada Gambar 7.
25
Input Tak Terkendali
•
Iklim dan cuaca
•
Topografi lahan
Output yang Diinginkan
•
Neraca ketersediaan GKP positif
•
Peningkatan produksi GKP
•
Penurunan konsumsi GKP
Input Terkendali
•
Lahan
•
Produktivitas tebu
•
Rendemen
•
Jumlah penduduk
Output Tidak Diinginkan
•
Neraca ketersediaan GKP negatif
•
Penurunan produksi GKP
•
Peningkatan konsumsi GKP
Sistem industri GKP Nasional
Input Lingkungan
Kebijakan Pemerintah
Revitalisasi Industri Gula Nasional
Umpan balik
Gambar 7 Diagram input output model sistem industri GKP nasional Pada diagram input output terdapat empat faktor penting yang merupakan
input dan output dalam sistem yang dikaji yaitu input tak terkendali, input terkendali, output yang diinginkan dan output yang tak diinginkan. Selain empat
faktor tersebut juga terdapat faktor lain yang berpengaruh pada sistem yaitu lingkungan dan umpan balik.
Input yang terkendali adalah input yang secara langsung mempengaruhi kinerja sistem industri GKP dan bersifat dapat dikendalikan, yaitu lahan,
produktivitas tebu, rendemen dan jumlah penduduk. Input tidak terkendali merupakan input yang diperlukan agar sistem ketersediaan GKP dapat berfungsi
dengan baik namun tidak dapat dikendalikan, yaitu iklim dan cuaca serta topografi lahan. Input lingkungan merupakan elemen yang mempengaruhi ketersediaan
GKP secara tidak langsung dalam mencapai tujuan, yaitu kebijakan pemerintah. Ketiga input tersebut akan menghasilkan output yang diinginkan dan output yang
tidak diinginkan. Output yang diinginkan dalam model swasembada GKP adalah neraca ketersediaan GKP positif, peningkatan produksi GKP dan penurunan
konsumsi GKP. Sementara output yang tidak diinginkan adalah neraca ketersediaan GKP negatif, penurunan produksi GKP dan peningkatan konsumsi