54 Gambar 29 menunjukkan bahwa selama periode 2010-2025 terjadi
peningkatan produksi GKP dengan pola exponential growth. Pada tahun 2025 produksi GKP diperkirakan mencapai 2.93 juta ton. Sementara pada tahun 2014
produksi GKP diperkirakan mencapai 2.41 juta ton. Jumlah ini masih lebih rendah dari sasaran produksi GKP kementrian pertanian yang mentargetkan total
produksi GKP pada tahun 2014 sebesar 3.57 juta ton.
201020112012201320142015201620172018201920202021202220232024 200,000
250,000 300,000
350,000 400,000
ton da
Kap_terpak ai_industri Kap_terpasang_industri
Tahun K
a p
a s
it a
s g
il in
g
Gambar 30 Kapasitas terpasang dan kapasitas terpakai industri gula kondisi aktual, tahun 2010-2025
Peningkatan produksi GKP selama periode simulasi disebabkan karena peningkatan kapasitas terpasang industri gula, sedangkan tingkat utilisasi
kapasitas terpasang dan rendemen justru mengalami penurunan masing masing sebesar 1.18 persen per tahun dan 1.67 persen per tahun selama periode simulasi.
Penurunan tingkat utilisasi kapasitas terpasang dapat terlihat pada Gambar 30 yang menunjukkan jarak semakin lebar antara kapasitas terpasang dengan
kapasitas terpakai. Hal ini mengindikasikan bahwa untuk meningkatkan produksi GKP, maka diperlukan upaya untuk menarik minat investor untuk berinvestasi
pada industri pengolahan gula sehingga mampu meningkatkan kapasitas giling industri gula. Peningkatan kapasitas giling ini diperlukan untuk mengimbangi
peningkatan produksi tebu. Apabila peningkatan kapasitas giling tidak mampu mengimbangi peningkatan produksi tebu, maka akan menyebabkan waktu giling
menjadi tidak tepat. Hal ini menimbulkan resiko tebu tidak digiling dalam kondisi MBS manis, bersih dan segar sehingga rendemen akan turun. Disamping itu,
secara sosial akan menimbulkan resiko adanya “tebu lari” yaitu petani yang menggilingkan tebunya ke pabrik gula lain akibat keterlambatan jadwal tebang
yang diakibatkan oleh keterbatasan kapasitas giling pabrik.
6.1.4 Perilaku Submodel Kebutuhan
Perilaku submodel konsumsi diindikasikan oleh jumlah konsumsi GKP nasional yang merupakan penjumlahan antara konsumsi GKP rumah tangga
dengan konsumsi GKP khusus yang meliputi kebutuhan untuk rapat, warung, rumah makan dan industri kecil. Komponen yang paling menentukan adalah
konsumsi GKP per kapita dan jumlah penduduk. Hasil simulasi konsumsi GKP disajikan pada Gambar 31.
55
Gambar 31 Kebutuhan GKP kondisi aktual tahun 2010-2025 ton
1,000,000 2,000,000
3,000,000 4,000,000
ton
Konsumsi_GKP_RT Konsumsi_khusus_ind
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Kebut uhan GKP_Nas
Tahun K
o n
s u
m s
i to
n
Gambar 31 menunjukkan bahwa selama periode simulasi, jumlah kebutuhan GKP Indonesia mengalami peningkatan dengan pola exponential growth.
Peningkatan kebutuhan GKP ini disumbang oleh peningkatan konsumsi GKP khusus dan peningkatan konsumsi GKP rumah tangga. Peningkatan konsumsi
khusus disumbang oleh peningkatan konsumsi khusus per kapita dengan laju peningkatan sebesar 5.35 persen per tahun dan peningkatan jumlah penduduk
dengan laju peningkatan sebesar 1.57 persen per tahun. Peningkatan jumlah penduduk tersebut mampu mengimbangi konsumsi GKP rumah tangga per kapita
yang mengalami laju penurunan sebesar 3.72 persen per tahun. Penurunan konsumsi GKP rumah tangga per kapita ini berhenti pada tingkat 7.3 kgkaptahun.
Nilai tersebut merupakan nilai rata-rata konsumsi gula pria dan wanita dewasa yang direkomendasikan. Kondisi ini menyebabkan mulai tahun 2023, proporsi
konsumsi GKP khusus lebih besar dibandingkan konsumsi GKP rumah tangga. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sugiyanto 2007 yang menunjukkan
adanya penurunan persentase konsumsi gula secara langsung oleh rumah tangga. Penurunan tersebut mencerminkan tiga hal. Pertama, pergeseran pola konsumsi
gula, dari mengkonsumsi gula di dalam rumah tangga menjadi konsumsi di luar rumah tangga sebagai akibat dari perubahan pola kerja dan semakin meningkatnya
jumlah rumah makan yang menyediakan fast food. Kedua, peningkatan konsumsi penduduk atas produk makanan dan minuman olahan yang mengandung gula
sehingga penggunaan gula sebagai bahan baku dalam industri pengolahan makanan dan minuman meningkat pula. Ketiga, tingkat penghasilan masyarakat,
dimana rumah tangga dengan pendapatan semakin tinggi cenderung semakin banyak mengkonsumsi makanan olahan dan minuman kemasan.
Pada tahun 2025, konsumsi GKP di Indonesia diperkirakan mencapai 4.61 juta ton, dimana 2.13 juta ton merupakan konsumsi GKP rumah tangga dan 2.48
juta ton merupakan konsumsi khusus industri. Sementara pada tahun 2014, konsumsi GKP di Indonesia diperkirakan mencapai 2.97 juta ton, dimana 1,80
juta ton merupakan konsumsi GKP rumah tangga dan 1.18 juta ton merupakan konsumsi khusus industri. Jumlah ini sama dengan proyeksi konsumsi GKP
kementrian pertanian yang memprediksikan total konsumsi GKP pada tahun 2014 sebesar 2.96 juta ton.
56
6.1.5 Perilaku Submodel Perdagangan
Perilaku sumbodel perdagangan diindikasikan oleh jumlah impor GKP yang ditentukan oleh produksi GKP, konsumsi GKP, harga impor dan harga domestik.
Apabila harga GKP domestik lebih murah dari harga GKP impor, maka jumlah impor adalah sebesar 9.82 persen dari kebutuhan GKP. Nilai tersebut merupakan
rata-rata persentase impor terhadap kebutuhan GKP selama 2005-2010. Namun jika harga GKP domestik lebih mahal dari GKP impor maka jumlah impor adalah
sebesar 10 persen dari kebutuhan GKP. Nilai tersebut merupakan persentase impor terhadap kebutuhan GKP maksimal yang diperbolehkan untuk mencapai
swasembada. Hasil simulasi impor GKP disajikan pada Gambar 32.
2010 2011
2012 2013
2014 2015
2016 2017
2018 2019
2020 2021
2022 2023
2024 300,000
350,000 400,000
450,000 ton
Tahun I
m p
o r
Gambar 32 Impor GKP kondisi aktual tahun 2010-2025 Gambar 32 menunjukkan bahwa jumlah impor GKP mengalami
peningkatan dengan pola exponential growth selama periode simulasi. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan kebutuhan GKP nasional, serta didukung
oleh keragaan harga GKP domestik yang senantiasa berada di atas harga GKP impor selama periode simulasi Gambar 33, sehingga menciptakan insentif untuk
melakukan impor. Pada tahun 2025, impor GKP di Indonesia diperkirakan mencapai 0.46 juta ton. Sementara pada tahun 2014, impor GKP di Indonesia
diperkirakan mencapai 0.30 juta ton. Jumlah ini masih lebih jauh dari rencana Kementrian Pertanian yang mentargetkan adanya surplus GKP sebesar 584 013
pada tahun 2014.
Gambar 33 Harga domestik dan harga impor GKP kondisi aktual
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 20,000
40,000 60,000
80,000 Rp
Harga_domestik Harga_impor
Tahun H
a rg
a