16
3.1.4 Pendekatan Sistem Dinamik
America National Standards Institute dalam Squire 1992 mendefinisikan sistem sebagai serangkaian metode, prosedur atau teknik yang disatukan oleh
interaksi yang teratur sehingga membentuk suatu kesatuan yang terpadu. Sistem juga merupakan gugus atau kumpulan dari komponen yang saling terkait dan
terorganisasi dalam rangka mencapai suatu tujuan atau gugus tujuan tertentu Hartrisari 2007. Sementara menurut Muhammadi et al. 2001, sistem adalah
keseluruhan interaksi antar unsur dari sebuah obyek dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja mencapai tujuan.
Sistem dinamik adalah metode untuk meningkatkan pembelajaran dalam sistem yang kompleks Sterman 2000. Sementara Hartrisari 2007 menjelaskan
bahwa sistem dinamik merupakan metoda yang dapat menggambarkan proses, perilaku dan kompleksitas dalam sistem. Simulasi dengan menggunakan model
dinamik dapat memberikan penjelasan tentang proses yang terjadi dalam sistem dan prediksi hasil dari berbagai skenario atau input model. Berdasarkan hasil
simulasi model tersebut diperoleh alternatif alternatif untuk menunjang pengambilan keputusan.
Secara substansial terdapat dua alasan yang mendasari pentingnya perspektif sistem dinamik. Pertama, pendekatan sistem dengan sistem dinamis adalah proses
berpikir menyeluruh dan terpadu yang mampu menyederhanakan kerumitan tanpa kehilangan unsur utama dari obyek yang menjadi perhatian. Kedua, metode sitem
dinamis cocok untuk menganalisis mekanisme, pola dan kecenderungan sistem berdasarkan analisis terhadap struktur dan perilaku sistem yang rumit, berubah
cepat dan mengandung ketidakpastian Muhammadi et al. 2001.
3.1.5 Pemodelan Sistem Dinamik
Hartrisari 2007 menjelaskan bahwa pendekatan sistem merupakan cara pandang yang bersifat menyeluruh yang memfokuskan pada integrasi dan
keterkaitan antar komponen, sedangkan model merupakan penyederhanaan dari sistem. Sedangkan Muhammadi et al. 2001 berpendapat bahwa model adalah
suatu bentuk yang dibuat untuk menirukan suatu gejala atau proses. Model juga merupakan jembatan antara dunia nyata dengan dunia berpikir untuk memecahkan
suatu masalah. Proses penjabaran atau merepresentasikan ini disebut sebagai pemodelan yang merupakan proses berpikir melalui sekuen yang logis Fauzi dan
Anna 2005. Sejalan dengan pendapat tersebut Forrester 1965 dalam Hartrisari 2007 menyatakan bahwa model adalah representasi sebuah sistem, namun tidak
akan sama persis dengan sistem sebenarnya. Semakin banyak variabel yang dimasukkan dalam model, semakin sulit untuk menjelaskan proses yang terjadi.
Muhammadi et al. 2001 membagi tahapan pendekatan sistem ke dalam lima tahap yaitu: identifikasi proses menghasilkan kejadian nyata; identifikasi
kejadian diinginkan; identifikasi kesenjangan antara kenyataan dengan keinginan; identifikasi dinamika menutup kesenjangan; dan analisis kebijakan. Eriyatno
1999 membagi analisis metodologi sistem ke dalam enam tahap: analisa kebutuhan; identifikasi sistem; formulasi masalah; pembentukan alternatif;
determinasi dari realisasi fisik, sosial dan politik; serta penentuan kelayakan ekonomi dan keuangan. Sementara Fauzi dan Anna 2005 merumuskan tahapan
proses pemodelan ke dalam tujuh tahapan yaitu identifikasi; membangun asumsi; konstruksi model; analisis; interpretasi; validasi dan implementasi.
17 Tahapan pemodelan dalam penelitian ini merupakan kombinasi antara
pendapat Sterman 2000 dengan pendapat Manetsch dan Park 1977 dalam Hartrisari 2007. Sterman 2000 merumuskan proses pemodelan menjadi lima
tahapan yaitu: 1.
Perumusan masalah Tahapan perumusan masalah mencakup pemilihan tema, variabel kunci,
waktu dan pendefinisian permasalahan dinamis. Pemilihan tema harus memperhatikan permasalahan yang melatarbelakangi dan mengapa permasalahan
tersebut terjadi. Variabel kunci yaitu mencakup konsep dan variabel kunci apa yang harus dipertimbangkan. Waktu yaitu seberapa jauh rentang waktu di masa
depan dan masa lalu yang akan diperhatikan. Sementara pendefinisian permasalahan dinamis mencakup perilaku variabel kunci di masa lalu dan prediksi
perilaku variabel tersebut di masa yang akan datang. 2.
Formulasi hipotesis Tahapan formulasi hipotesis mencakup penurunan hipotesis awal,
endogenous focus dan pemetaan. Penurunan hipotesis awal didasarkan kepada teori terbaru yang dilanjutkan dengan endogenous focus. Pada tahap endogenous
focus dilakukan perumusan hipotesis dinamis yang menjelaskan dinamika sebagai konsekuensi endogen dari struktur umpan balik. Sementara pada tahap pemetaan
akan dibuat causal structure yang didasarkan kepada hipotesis awal, variabel kunci, referensi dan data lainnya yang tersedia dengan menggunakan model
boundary diagrams, subsystem diagrams, causal loop diagrams, stock and flow maps, policy structure diagrams dan alat lainnya.
3.
Perumusan model simulasi Tahapan perumusan model simulasi meliputi spesifikasi, estimasi dan
pengujian. Spesifikasi yang dimaksud meliputi spesifikasi struktur dan aturan. Estimasi yang dimaksud meliputi estimasi parameter, hubungan perilaku dan
kondisi awal. Sementara pengujian dilakukan untuk menguji konsistensi terhadap tujuan dan batasan yang telah ditetapkan.
4.
Pengujian Tahapan pengujian meliputi perbandingan dengan model referensi,
ketahanan di bawah kondisi ekstrim dan sensitivitas. Perbandingan dengan model referensi ditujukan untuk mengetahui apakah model mereproduksi perilaku
masalah dengan cukup baik sesuai dengan tujuan. Ketahanan di bawah kondisi ekstrim ditujukan untuk mengetahui apakah model berperilaku realistis ketika
dihadapkan pada kondisi ekstrim. Sementara sensitivitas ditujukan untuk mengetahui bagaimana model berperilaku atas ketidakpastian parameter, kondisi
awal dan agregrasi. 5.
Desain kebijakan dan evaluasi Tahapan desain kebijakan dan evaluasi meliputi spesifikasi skenario, desain
kebijakan, what if analysis, analisis sensitivitas dan interaksi kebijakan. Spesifikasi skenario yaitu pembahasan mengenai kondisi lingkungan yang
mungkin terjadi. Desain kebijakan meliputi pembahasan mengenai struktur, aturan dan strategi baru yang mungkin terjadi di dunia nyata dan bagaimana hal hal
tersebut bisa terwakili ke dalam model. What if analysis yaitu analisa untuk melihat bagaimana dampak dari suatu kebijakan. Analisis sensitivitas dilakukan
untuk melihat seberapa kuat rekomendasi kebijakan yang diberikan di bawah skenario yang berbeda dan ketidakpastian yang terjadi. Sementara interaksi