62 peningkatan rendemen memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan
skenario peningkatan produktivitas tebu dan skenario peningkatan luas areal. Hasil simulasi juga menunjukkan bahwa skenario yang membuat Indonesia
mampu mencapai swasembada GKP adalah skenario peningkatan rendemen. Skenario ini berhasil membuat Indonesia mencapai swasembada GKP pada tahun
2014 hingga akhir periode simulasi.
6.4 Skenario Kebijakan Alternatif Pencapaian Swasembada GKP
Pada subbab sebelumnya, telah dilakukan analisis dampak kebijakan RIGN terhadap pencapaian swasembada GKP nasional. Kebijakan yang disimulasikan
tersebut merupakan kebijakan yang sudah berjalan. Sementara pada subbab ini akan dilakukan simulasi skenario kebijakan alternatif pencapaian swasembada
GKP yang berpeluang untuk diterapkan.
Skenario kebijakan yang akan disimulasikan merupakan kebijakan alternatif dari sisi kebutuhan maupun gabungan antara kebijakan dari sisi kebutuhan dan
penyediaan. Dalam skenario kebijakan alternatif ini, pertumbuhan penduduk diasumsikan menurun dari 1.57 persen per tahun menjadi 1.3 persen per tahun.
Nilai tersebut merupakan target penurunan pertumbuhan penduduk dari BKKBN. Berikut ini adalah skenario kebijakan alternatif pencapaian swasembada GKP.
6.4.1 Skenario 4 Penurunan Pertumbuhan Penduduk
Pada skenario 4 diasumsikan jika kebijakan RIGN sama sekali tidak berhasil dan yang berhasil hanyalah kebijakan penurunan pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan penduduk ditekan melalui kebijakan keluarga berencana dan program generasi berencana, sehingga pertumbuhan penduduk menurun dari 1.57
persen per tahun menjadi 1.3 persen per tahun. Nilai ini merupakan nilai rata rata pertumbuhan penduduk Indonesia yang ditargetkan oleh BKKBN.
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 - 1,000,000
1,000,000 2,000,000
3,000,000 4,000,000
ton
Kebutuhan GKP_Nas Penyediaan_GKP
KETERSEDI AAN_GKP
Tahun
Gambar 39 Ketersediaan GKP nasional skenario 4 tahun 2010-2025
63 Gambar 39 menunjukkan bahwa grafik kebutuhan GKP terus meningkat
selama periode simulasi. Sementara grafik penyediaan GKP pada awalnya menurun selama tahun 2010 hingga 2011, kemudian mengalami peningkatan dari
tahun 2012 hingga akhir periode simulasi. Keragaan penyediaan pada skenario 4 ini sama dengan keragaan penyediaan pada kondisi aktual. Hal ini dikarenakan
asumsi yang dibangun adalah jika kebijakan RIGN sama sekali tidak berhasil dan yang berhasil hanyalah kebijakan penurunan pertumbuhan penduduk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan GKP nasional terus menurun selama periode simulasi. Pada tahun 2010, ketersediaan GKP dengan
skenario 4 defisit sebesar 0.12 juta ton dan terus meningkat pada tahun berikutnya, hingga defisit ketersediaan mencapai 1.11 juta ton pada tahun 2025. Secara umum
dapat dikatakan bahwa kebijakan penurunan pertumbuhan penduduk saja tidak cukup membuat Indonesia mencapai swasembada GKP pada tahun 2014. Hal ini
dikarenakan penurunan pertumbuhan penduduk tersebut tidak mampu mengimbangi penurunan produktivitas tebu perkebunan negara dan penurunan
rendemen.
6.4.2 Gabungan Skenario Penyediaan dan Kebutuhan
Hasil simulasi skenario 1, 2 dan 4 menunjukkan bahwa kebijakan dari sisi penyediaan saja atau sisi kebutuhan saja tidak cukup membuat Indonesia
mencapai swasembada GKP, dengan asumsi apabila hanya salah satu skenario kebijakan yang berhasil. Untuk mengantisipasi hal tersebut, diperlukan suatu
skenario kebijakan yang merupakan penggabungan antara kebijakan dari sisi penyediaan dan kebutuhan.
Skenario 5: Gabungan Skenario Peningkatan Luas Areal dan Penurunan Pertumbuhan Penduduk
Skenario 5 merupakan penggabungan dari skenario 1 dan 4 yaitu skenario peningkatan luas areal tebu dan penurunan pertumbuhan jumlah penduduk. Dalam
skenario 5 pertumbuhan luas areal perkebunan negara ditargetkan mencapai 3.2 persen per tahun bersamaan dengan penurunan pertumbuhan jumlah penduduk
menjadi 1.3 persen per tahun. Kedua skenario tersebut tepat untuk digabungkan karena memiliki keterkaitan yang erat satu sama lain. Penurunan pertumbuhan
penduduk diharapkan akan menekan pertumbuhan laju konversi lahan menjadi pemukiman.
Gambar 40 menunjukkan bahwa grafik kebutuhan GKP terus meningkat selama periode simulasi. Sementara grafik penyediaan GKP pada awalnya
menurun selama tahun 2010 hingga 2011, kemudian mengalami peningkatan dari tahun 2012 hingga akhir periode simulasi. Gabungan antara kebijakan
peningkatan luas areal tebu dan kebijakan penurunan pertumbuhan penduduk belum mampu membuat ketersediaan GKP positif. Hasil simulasi menunjukkan
bahwa ketersediaan GKP nasional terus menurun selama periode analisis. Pada tahun 2010, ketersediaan GKP dengan skenario 5 defisit sebesar 0.12 juta ton dan
terus meningkat pada tahun berikutnya, hingga defisit ketersediaan mencapai 1.11 juta ton pada tahun 2025. Secara umum dapat dikatakan bahwa gabungan
kebijakan peningkatan luas areal dan penurunan pertumbuhan penduduk tidak dapat membuat Indonesia mencapai swasembada GKP pada tahun 2014. Hal ini
dikarenakan penurunan pertumbuhan penduduk tersebut tidak mampu