Validasi Model Model Swasembada GKP Nasional
41 produksi tersebut merupakan dampak dari program akselerasi peningkatan
produktivitas gula nasional pada tahun 2003 sampai 2008.
500000 1000000
1500000 2000000
2500000 3000000
Produksi GKP
ton
Tahun
PR PBN
PBS Indonesia
Gambar 13 Produksi GKP Indonesia menurut status pengusahaan tahun 1995-2010
Sumber: Ditjenbun 2011 Apabila dilihat dari aspek on farm, salah satu faktor yang menyebabkan
pertumbuhan produksi GKP adalah pertumbuhan luas areal tebu di Indonesia. Pada Gambar 13 terlihat bahwa luas areal tebu di Indonesia mengalami
pertumbuhan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 luas areal tebu di Indonesia adalah sebesar 457 615 hektar atau meningkat sebesar 21 578 hektar dari tahun
1995 yang hanya sebesar 436 037 hektar. Pertumbuhan luas areal pada periode 1995-2010 lebih rendah dibandingkan pertumbuhan produksi yaitu sebesar 0.47
persen per tahun. Perkebunan swasta mengalami pertumbuhan terbesar yaitu 6.12 persen per tahun, diikuti perkebunan rakyat 1.11 persen per tahun. Sementara
perkebunan besar negara justru mengalami penurunan luas areal rata-rata sebesar 2.48 persen per tahun. Menurut Hartono 2012, peningkatan luas areal
perkebunan swasta dan perkebunan rakyat tersebut disebabkan karena pendirian pabrik gula baru terutama di luar Jawa. Selama periode 1970 – 2009, jumlah
pabrik gula PG mengalami kenaikan sebesar 0.25 persen per tahun.
Sementara pada periode lima tahun 2005-2010 peningkatan luas areal rata- rata adalah sebesar 3.62 persen per tahun. Peningkatan luas areal terbesar
dihasilkan dari perkebunan rakyat dimana terjadi peningkatan luas areal rata-rata sebesar 5.76 persen per tahun. Perkebunan besar swasta juga mengalami
peningkatan luas areal dengan besaran yang lebih kecil yaitu sebesar 4,31 persen per tahun, sedangkan perkebunan besar negara mengalami penurunan luas areal
rata-rata sebesar 2.90 persen per tahun. Proporsi luas areal tebu sebagian besar disumbang oleh perkebunan rakyat dengan pangsa sebesar 60.76 persen dari total
luas areal tebu di Indonesia. Sementara perkebunan besar swasta dan perkebunan besar negara berkontribusi sebesar 24.24 persen dan 15.01 persen Gambar 14.
42
100000 200000
300000 400000
500000
Luas Areal
Hektar
Tahun
PR PBN
PBS Indonesia
Gambar 14 Luas areal tebu Indonesia menurut status pengusahaan tahun 1995-2010
Sumber: Ditjenbun 2011 Secara umum terlihat bahwa pertumbuhan produksi GKP lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan luas areal tebu pada periode 1995-2010. Hal ini menunjukkan bahwa pada periode tersebut terjadi peningkatan produktivitas
GKP nasional yaitu sebesar 1.68 persen per tahun. Produktivitas GKP nasional pada tahun 1995 adalah sebesar 4.72 tonha, sedangkan pada tahun 2010
meningkat menjadi 5.29 tonha. Peningkatan produktivitas tertinggi terjadi pada perkebunan besar swasta yaitu sebesar 5.35 persen per tahun, diikuti oleh
perkebunan besar negara sebesar 2.29 persen per tahun, sedangkan perkebunan rakyat mengalami pertumbuhan yang relatif kecil sebesar 0.43 persen per tahun
Gambar 15.
Sementara pada periode lima tahun 2005-2010 pertumbuhan produktivitas tebu justru mengalami penurunan sebesar 1.58 persen per tahun. Tren penurunan
tersebut disumbang oleh penurunan produktivitas GKP perkebunan besar negara dan perkebunan rakyat yaitu sebesar 2.22 dan 2.18 persen per tahun. Dengan
proporsi luas areal tebu yang cukup besar yaitu sebesar 60.76 persen untuk perkebunan rakyat dan 15.01 persen untuk perkebunan negara, penurunan
produktivitas per tahun tersebut mampu membuat penurunan produktivitas GKP nasional. Di sisi lain produktivitas perkebunan besar swasta justru mengalami
peningkatan yaitu sebesar 0.31 persen per tahun. Namun dengan proporsi luas areal yang hanya 24.24 persen dari total luas areal tebu di Indonesia, peningkatan
tersebut tidak mampu mengimbangi penurunan produktivitas GKP perkebunan rakyat dan perkebunan besar negara Gambar 15.