Luas dan Letak Geografis Kepulauan Tanakeke BudidayaRumput Laut di Kepulauan Tanakeke

48

VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

6.1. Luas dan Letak Geografis Kepulauan Tanakeke

Kepulauan Tanakeke dengan luas sekitar 37 Km 2 dan terletak pada 119 14’22” sampai 119 20’29” Bujur Timur dan 5 26’43” sampai 5 32’34” Lintang Selatan. Kepulauan Tanakeke terdiri atas 2 desa yaitu Desa Maccinibaji dan Desa Mattirobaji. Desa Maccinibaji memiliki luas wilayah 8.95 Km 2 , yang terdiri dari 10 dusun yaitu: 1 Dusun Tompo Tanah sebagai pusat desa, 2 Ujung Tanah, 3 Cambaya, 4 Bangkotinggia, 5 Balangdatu Luar, 6 Balangdatu Dalam, 7 Bungung Lompoa, 8 Balang Loe, 9 Camaba Loe, 10 Dande Dandere. Sedangkan Desa Mattirobaji terdiri dari 8 dusun yaitu : 1 Dusun Rewataya sebagai pusat desa, 2 Kalukuang, 3 Lantangpeo, 4 Labbutallua, 5 Bauluang, 6 Guntungan, 7 Satangnga dan 8 Dayang-Dayangan, namun perkembangan rumput laut di Desa Mattirobaji tidak sebaik di Desa Maccinibaji, dimana hanya Dusun Rewataya, Lantangpeo, Labbutallua dan Kalukuang yang masyarakatnya membudidayakan rumput laut.

6.2. BudidayaRumput Laut di Kepulauan Tanakeke

Budidaya rumput laut di Kepulauan Tanakeke pada umumnya dilakukan dengan metode Rawai atau dikenal dengan Metode Tali Panjang Long Line, setiap pancang ukurannya bervariasi dan jumlah bentangan disesuaikan dengan ukuran tiang pancang. Ukuran dari lahan budidaya rumput laut disebut dengan blok. Misalnya luas satu blok adalah 25 m x 10 m artinya panjang tali ris bentang 25 meter dengan jumlah tali bentangan 10 dengan jarak antara ris 1 meter. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk satu blok budidaya rumput laut terdiri dari tali ris bentang, tali utama atau tali jangkar, tali rafia, botol plastik bekas botol air mineral sebagai pelampung, patok, bibit rumput laut yang jumlahnya sesuai dengan jumlah bentangan yang akan dilaksanakan dan peralatan lainnya seperti pisau, keranjang dan sampan. 49 Penanaman bibit rumput laut dilakukan dengan cara mengikatkan bibit pada tali ris bentangan dengan jarak 25 cm sepanjang tali bentangan dan jarak antar bentangan antara 0.5 – 1 meter dengan lama pemeliharaan hingga panen berkisar antara 35 – 45 hari. Agar rumput laut tetap mengapung dan berada 10 cm di bawah permukaan laut maka tali ris bentangan diikatkan pelampung dari botol plastik. Hambatan dalam pemeliharaan rumput laut adalah adanya hama dan penyakit. Hama terberat rumput laut adalah jenis ikan terutama ikan baronang sedangkan penyakit yang sering menyerang rumput laut adalah busuk atau patah pada pangkal tanaman rumput laut. Panen rumput laut yang dilakukan oleh nelayanpetani di Kepulauan Tanakeke adalah dengan mengambil sebagian hasil rumput laut yang ditanam dengan cara melepas tali plastik pengikatnya tali rafia dan sisanya untuk dijadikan bibit pada penanaman berikutnya, lalu diletakkan pada perahu yang telah disediakan. Di dalam perahu, tali dilepaskan lalu diangkat ke darat, dimasukkan ke dalam karung kemudian ditimbang, setelah ditimbang basah lalu dijemur di atas bale-balepara-para yang terbuat dari bambu. Jika cuaca baik, panen dapat dilakukan pada pagi atau sore hari. Panen dilakukan selama 3-4 jam per orang untuk 2 – 3 blok dengan jumlah bentangan per blok terdiri atas 50 - 60 bentangan. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa setiap bentangan tanaman dapat diperoleh hasil berat basah sekitar 42 kg. Rumput laut yang masih basah ditebar merata diatas para-pararak bambu dan ada juga yang tebar di atas terpal dan langsung dijemur di sinar matahari. Cara pengeringan tersebut dilakuan oleh sekitar 95 persen nelayanpetani rumput laut. Cara tersebut kurang menjamin kebersihan rumput laut karena langsung bersentuhan dengan tanah meskipun menggunakan para-para dari bambu. Lama pengeringan antara 2 – 3 hari apabila cuaca panas atau terik, atau setelah rumput laut berubah warna dari hijau tua menjadi kebiru-biruan sampai hijau gelap, diperkirakan rendemen rumput laut dari basah ke kering adalah 28 persen dengan kandungan air antara 38 – 40 persen. Rumput laut yang sudah kering kemudian ditumpuk di bawah kolong rumah nelayanpetani dalam keadaan terbuka sehingga kelembabannya tetap stabil.

6.3. Persyaratan Lokasi dan Lahan