Ekspor dan Impor Rumput Laut Indonesia

5.2.2. Ekspor dan Impor Rumput Laut Indonesia

Ekspor rumput laut Indonesia di perdagangan dunia mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan oleh belum stabilnya perdagangan rumput laut Indonesia di pasaran internasional karena berbagai hal diantaranya kualitas rumput laut Indonesia yang belum memenuhi standar kualitas yang diinginkan oleh negara- negara importir seperti Jepang dan China, sehingga hal tersebut juga mempengaruhi ketidakstabilan harga rumput laut Indonesia yang semakin rendah. Volume eskpor rumput laut Indonesia periode 2005 – 2009 mengalami fluktuasi akan tetapi semakin meningkat dengan rata-rata volume ekspor sebesar 90 575 per tahun atau rata-rata peningkatan sebesar 14.19 persen per tahun. Adapun negara tujuan ekspor rumput laut Indonesia terlihat pada Tabel 11 adalah China, Hongkong, Jepang, Denmark, USA, Korea Selatan, dan Perancis, Spanyol, Taiwan dan Inggris Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2010. Tabel 11. Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Negara Tujuan Tahun 2005- 2009 Negara Tujuan Volume Ekspor Per Tahun Ton Total 2005 2006 2007 2008 2009 China 22926 25 834 22 318 35 220 11 328 118 826 Jepang 8 060 8 145 7 878 9 210 8 780 43 073 Korea 5 143 8 843 8 421 5513 3 629 31 549 Hongkong 8 385 10 674 8 890 6070 2 114 37 133 Spanyol 4 736 7 431 6 451 9766 4 364 33 870 Prancis 2 919 4 604 6 192 5 927 3 736 23 378 Denmark 3 754 3 125 4 098 5 348 4 077 20 402 USA 1 065 6 751 2 454 4 414 3 629 18 313 Taiwan 1 905 3 353 3 407 2 422 2 749 13 836 Inggris 1 932 2 948 3 499 1 900 2 395 12 674 Negara Lain 8 401 13 800 20 465 14 158 44 368 101 192 Total Ekspor Indonesia 69 226 95 508 94 073 99 948 94 002 Sumber : Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2010a Tabel 11 memperlihatkan bahwa Negara China, Jepang dan Korea merupakan negara tujuan ekspor terbesar berdasarkan volume ekspor rumput laut Indonesia di negara tujuan ekspor tersebut sejak tahun 2005-2009. Akan tetapi sebagian besar ekspor rumput laut Indonesia dalam bentuk bahan baku kering raw material dan sebagian lagi untuk memenuhi kebutuhan industri pengolahan dalam negeri untuk dijadikan agar-agar. Permintaan untuk ekspor yang tinggi dan terus meningkat mengakibatkan ketidakseimbangan antara ekspor dengan industri pengolahan dalam negeri. Industri pengolahan dalam negeri masih kekurangan bahan baku sehingga perlu dilakukan impor dari beberapa negara seperti Jepang, Korea, Cina, Eropa dan Amerika Latin. Umumnya impor rumput laut dilakukan dalam bentuk yang telah mengalami pengolahan lebih lanjut seperti agar-agar. Disamping itu terdapat beberapa jenis rumput laut yang tidak dapat tumbuh di perairan Indonesia seperti jenis Nori Phorphyra sp.. Rumput laut ini diimpor dan dimanfaatkan sebagai edible seaweeds tidak diekstrak, yaitu sebagai pembungkus makanan lemper atau langsung dapat dimakan sebagai penyedap makanan. Selain itu, Nori juga dimanfaatkan sebagai campuran berbagai obat-obatan. Oleh karena itu, impor rumput laut adalah pada produk akhir seperti karagenan, alginat ataupun agar-agar Anggadiredja dan Achmad, 2009. Impor rumput laut jenis lainnya dan produk olahan seperti agar-agar dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Perkembangan Volume dan Nilai Impor Rumput Laut dan Agar-Agar Indonesia Tahun 2005-2009 Tahun Rumput Laut Jenis Lainnya Agar-Agar Volume Kg Nilai 1000 US Volume Kg Nilai 1000 US 2005 139 194 224 505 587 269 443 690 2006 216 756 294 952 594 643 712 963 2007 124 656 308 004 556 176 844 699 2008 36 730 253 708 383 765 391 694 2009 71 123 322 742 4 388 871 1 027 487 Δ 9.08 12.33 251.86 46.96 Sumber : Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2010b Tabel 12 memperlihatkan bahwa impor rumput laut jenis lainnya selain Eucheuma cottoni dan Gracilaria sp mengalami pertumbuhan sebesar 9.08 persen setiap tahunnya, hal ini mengindikasikan bahwa impor rumput laut setiap tahunnya meningkat. Demikian pula dengan produk olahan agar-agar, dimana industri pengolahan agar-agar masih mengimpor rata-rata 1 302 144.8 kg per tahun dengan nilai US 684 106.6 per tahun.

5.2.3. Harga Rumput Laut Indonesia