Perumusan Masalah HASIL PEMBAHASAN

Tabel 2. Perkembangan Harga Rumput Laut Indonesia di Pasar Dunia Periode 2005-2009 Tahun Harga USTon 2005 634.24 2006 518.75 2007 611.46 2008 1102.00 2009 933.73 Sumber : Kementrian Perdagangan, 2010 Volume ekspor rumput laut Indonesia di beberapa negara tujuan ekspor dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami fluktuasi yang cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh belum stabilnya perdagangan rumput laut Indonesia di pasaran internasional karena berbagai hal diantaranya kualitas rumput laut Indonesia yang belum memenuhi standar kualitas yang diinginkan oleh negara-negara importir seperti Jepang dan Cina, sehingga hal tersebut juga mempengaruhi ketidakstabilan harga rumput laut Indonesia yang semakin rendah. Adapun negara tujuan ekspor rumput laut Indonesia terlihat pada Tabel 3 adalah Cina, Hongkong, Jepang, Denmark, USA, Korea Selatan, Perancis, Spanyol, Taiwan dan Inggris Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2010. Tabel 3. Perkembangan Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia Menurut Negara Tujuan tahun 2005-2009. Negara Tujuan Volume Ekspor Per Tahun Ton Total 2005 2006 2007 2008 2009 China 22 926 25 834 22 318 35 220 11 328 118 826 Jepang 8 060 8 145 7 878 9 210 8 780 43 073 Korea 5 143 8 843 8 421 5 513 3 629 31 549 Hongkong 8 385 10 674 8 890 6 070 2 114 37 133 Spanyol 4 736 7 431 6 451 9 766 4 364 33 870 Prancis 2 919 4 604 6 192 5 927 3 736 23 378 Denmark 3 754 3 125 4 098 5 348 4 077 20 402 USA 1 065 6 751 2 454 4 414 3 629 18 313 Taiwan 1 905 3 353 3 407 2 422 2 749 13 836 Inggris 1 932 2 948 3 499 1 900 2 395 12 674 Negara Lain 8 401 13 800 20 465 14 158 44 368 101 192 Total Ekspor Indonesia 69 226 95 508 94 073 99 948 94 002 Sumber : Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2010. .

1.2. Perumusan Masalah

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu sentra produksi rumput laut di Indonesia. Produksi rumput laut Sulawesi Selatan pada periode 2005-2009 berfluktuasi akan tetapi relatif meningkat. Tahun 2005 produksi rumput laut Sulawesi Selatan hanya sebesar 575 363 ton, dan pada tahun 2009 meningkat sebesar 824 026 ton. Rata-rata produksi rumput laut Sulawesi Selatan pada periode 2005-2009 sebesar 679 214 ton. Tabel 4. Perkembangan Produksi dan Ekspor Rumput Laut Sulawesi Selatan, Tahun 2005-2009 Tahun Produksi Ton Ekspor Ton 2005 575 363 13 946 2006 617 417 13 029 2007 630 740 23 648 2008 748 527 20 248 2009 824 026 26 764 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan, 2010 Berdasarkan Tabel 4, peningkatan produksi rumput laut Sulawesi Selatan berdampak positif terhadap peningkatan ekspor rumput laut. Tahun 2005-2009 ekspor rumput laut Sulawesi Selatan berfluktuasi dengan trend yang cenderung meningkat. Akan tetapi, harga rumput laut yang diterima petani dalam rentang waktu 2005-2009 berfluktuasi yang cenderung menurun, seperti yang terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perkembangan Harga Rata-rata Rumput Laut di Tingkat Petani di Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2005-2009 Tahun Harga RpKg 2005 5 500 2006 4 250 2007 5 750 2008 6 000 2009 5 000 Sumber : ASPERLI Sulawesi Selatan, 2010 Kabupaten Takalar merupakan salah satu sentra produksi rumput laut di Sulawesi Selatan. Perkembangan produksi rumput laut Kabupaten Takalar pada periode 2005-2009 mengalami fluktuasi dengan trend yang meningkat, dapat dilihat pada Tabel 6. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Takalar, 2010. Tabel 6. Perkembangan Produksi dan Ekspor Rumput Laut Kabupaten Takalar Tahun 2005 – 2009 Tahun Produksi Ton Pertumbuhan Ekspor Ton Pertumbuhan 2005 106 529 - 12 948 - 2006 113 245 6.3 12 991 -0.33 2007 116 965 3.28 19 636 51.65 2008 135 584 15.92 31 840 62.15 2009 214 142 57.94 34 219 7.47 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Takalar, 2010. Tabel 6 menunjukkan bahwa perkembangan ekspor rumput laut Kabupaten Takalar pada periode 2005-2009 mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 ekspor rumput laut Kabupaten Takalar hanya sebesar 12 948 ton, tahun 2009 meningkat sebessar 34 219 ton. Namun, peningkatan ini tidak menyebabkan harga rumput laut yang diterima petani meningkat, dapat dilihat pada Tabel 7 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Takalar, 2010. Tabel 7. Harga Rumput Laut di Tingkat Petani di Kabupaten Takalar Tahun 2005-2009 Tahun Harga RpKg Trend 2005 5 100 - 2006 4 100 -19.61 2007 5 750 40.24 2008 5 950 3.48 2009 4 853 -18.44 Sumber : Dinas Kabupaten Takalar, 2010 Tabel 7 menunjukkan bahwa harga rumput laut yang diterima petani tingkat petani selama lima tahun terakhir berfluktuasi dengan trend yang menurun. Menjadi pertanyaan mengapa terjadi penurunan harga rumput laut di tingkat petani? Secara teoritik terbentuknya harga rumput laut ditentukan oleh struktur, perilaku, dan keragaan pasar. Struktur pasar market structure yang terbentuk akan menentukan kemampuan suatu lembaga pemasaran dalam pemasaran rumput laut di Kepulauan Tanakeke. Menjadi pertanyaan bagaimana struktur pasar market structure rumput laut di Kepulauan Tanakeke? Adanya struktur pasar yang terbentuk akan berpengaruh pada perilaku pasar market conduct berupa penentuan harga. Menjadi pertanyaan bagaimana perilaku pasar market conduct rumput laut di Kepulauan Tanakeke? Fluktuasi harga akan berpengaruh padakemampuan dan keputusan lembaga pemasaran yang terlibat dalam merespon perubahan tersebut melalui penentuan harga. Namun seberapa cepat perubahan harga tersebut dapat direspon oleh setiap lembaga pemasaran akan diketahui melalui analisis keragaan pasar. Maka timbul pertanyaan bagaimana keragaan pasar market performance rumput laut di Kepulauan Tanakeke?

1.3. Tujuan Penelitian