Praktek Penentuan Harga Perilaku Pasar
Sedangkan 60 orang petani atau sebesar 66.67 persen harga rumput laut ditentukan oleh pedagang pengumpul.
Tabel 19. Persentase Lembaga Pemasaran Berdasarkan Sistem Penentuan Harga Rumput Laut di Kepulauan Tanakeke, Kabupaten Takalar, Provinsi
Sulawesi Selatan, 2011
Lembaga Pemasaran Sistem Penentuan Harga
Tawar-menawar Pedagang
Petani 33.33
66.67 Pedagang Pengumpul Desa
77.78 22.22
Pedagang Pengumpul Kecamatan 66.67
33.33 Pedagang Besar
100 -
Pada kegiatan praktek penentuan harga rumput laut dilapangan, ternyata petani merupakan pihak yang paling lemah diantara mata rantai pemasaran
rumput laut. kondisi ini terjadi karena petani merupakan pihak penerima harga, tanpa mempunyai kekuatan tawar menawar bargaining power. Kekuatan
pembentukan harga ternyata berada pada pedagang yang berada di atas, atau secara vertikal harga rumput laut ditentukan oleh pelaku pemasaran yang berada
di atasnya pada setiap lembaga pemasaran. Eksportir adalah pedagang pertama yang menentukan harga rumput laut kering, kemudian diikuti oleh lembaga
pemasaran yang ada dibawahnya yaitu pedagang besar . Pedagang besar kemudian menentukan harga beli ditingkat pedagang pengumpul berdasarkan harga jualnya
kepada eksportir, demikian seterusnya sampai ke tingkat petani. Petani hanyalah merupakan penerima harga price taker dari pedagang diatasnya. Dengan
demikian sangatlah wajar apabila petani berada pada posisi yang paling lemah diantara semua mata rantai pemasaran yang terlibat dalam pemasaran rumput laut.
Berkaitan dengan hal ini, Syahyuti 1998 mengatakan bahwa pedagang merasa lebih berhak menjadi penilai barang dibanding petani. Senjata pedagang
dalam hal ini adalah jumlah informasi yang dimilikinya atau seolah-olah dimilikinya. Pedagang sering memanipulasi kondisi sedemikian rupa sehingga
petani menerima kenyataan bahwa hanya pedaganglah yang tahu bagaimana barang tersebut akan diperdagangkan nantinya atau berapa harga yang terjadi.
Dengan cara itulah pedagang membangun otoritasnya dalam penilaian barang.
Dengan melihat kondisi diatas, dapatlah dikatakan bahwa praktek penentuan harga yang terjadi dalam pemasaran rumput laut ini tidak mengarah
pada pasar persaingan sempurna perfect competition, namun mengarah pada pasar persaingan tidak sempurna imperfect competition, karena pedagang
mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi harga yang terjadi di pasar, sedangkan pasar persaingan sempurna baik penjual maupun pembeli tidak dapat
mempengaruhi harga yang berlaku di pasar.
7.2.3.Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran merupakan suatu cara membayar yang digunakan oleh lembaga-lembaga pemasaran dalam melakukan transaksi. Sistem pembayaran
juga dapat memperlihatkan bagaimana perpindahan hak milik diantara lembaga- lembaga pemasaran yang terlibat.
Tabel 20. Persentase Pedagang Pengumpul, Pedagang Besar, dan Eksportir Berdasarkan Sistem Pembayaran yang Dilakukan di Kepulauan
Tanakeke, 2011 Sistem Pembayaran
Ijon Tunai
Panjar Pedagang Pengumpul
75 -
25 Pedagang Besar
- 100
- Eksportir
- 100
- Tabel 20 menunjukkan bahwa sistem pembayaran terhadap produksi
rumput laut cukup beragam. Sistem yang dimaksud meliputi pembayaran cash tunai, ijon, dan diberi panjar. Pembayaran dengan sistem panjar hampir mirip
sistem ijon, namun harga jual rumput laut ditentukan saat panen dengan harga yang berlaku, dan sistem harga yang ditetapkan oleh pedagang pengumpul.
Sebanyak 75 persen pedagang pengumpul yang melakukan sistem pembayaran secara ijon, hal ini dilakukan untuk mengikat para petani rumput laut. Dengan
demikian, ada ketergantungan pinjaman modal oleh para petani rumput laut dengan para pedagang pengumpul. Hal tersebut mengindikasikan bahwa struktur
atau posisi tawar petani rumput laut yang kurang menguntungkan. Para petani rumput laut yang tidak terikat dengan pedagang pengumpul dapat menjual rumput
lautnya ke pedagang pengumpul lainnya dengan harga yang lebih baik jika tidak terjadi kesepakatan pada saat tawar menawar.
7.3. Keragaan Pasar 7.3.1. Analisis Margin Pemasaran
Margin pemasaran disetiap lembaga pemasaran merupakan perbedaan antara harga jual dan harga beli pada lembaga tertentu. Margin pemasaran
merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima produsen Kohls et al. 2002, Hudson 2007.
Analisis ini dilakukan mulai dari petani rumput laut, pedagang pengumpul yang berada di sentra di produksi rumput laut sampai kepada pedagang besar dan
eksportir rumput laut disajikan pada Tabel 21. Terdapat empat saluran pemasaran rumput laut yaitu 1 petani-pedagang pengumpul desa-pedagang pengumpul
kecamatan-pedagang besar-eksportir, 2 petani-pedagang pengumpul desa- pedagang besar-eksportir, 3 petani-pedagang pengumpul desa-pedagang besar-
eksportir, 4 petani-pedagang pengumpul desa-eksportir. Petani yang terikat dengan pedagang pengumpul akan menjual hasil produksi rumput lautnya kepada
pedagang pengumpul yang memberikan modal ataupun kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, harga jual rumput laut petani di keempat saluran berbeda.
Pedagang pengumpul desa membeli rumput laut dari petani di tiap saluran berbeda-beda. Pada saluran pertama pedagang pengumpul desa membeli rumput
laut dari petani dengan harga Rp 5 750kg. Harga jual rumput laut petani pada saluran ini ditentukan oleh pedagang pengumpul desa. Pedagang pengumpul desa
mengeluarkan biaya pemasaran sebesar 14.12 persen dari total biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran pada saluran ini. Biaya tersebut terdiri dari
biaya sortasi, transportasi, pengepakan, dan retribusi. Biaya yang paling besar dikeluarkan oleh pedagang pengumpul desa yaitu biaya pengepakan dengan nilai
sebesar 55.55 persen atau seharga Rp 50kg. besarnya biaya pengepakan ya sedangkan biaya yang paling kecil yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul
desa yaitu biaya retribusi sebesar Rp 5kg atau 5.5 persen. Pada saluran ini, pedagang pengumpul desa tidak mengeluarkan biaya susut, hal ini dikarenakan
rumput laut yang dibeli dari petani langsung dibawa ke pedagang pengumpul
kecamatan. Keuntungan yang diperoleh pedagang pengumpul desa pada saluran pertama yaitu Rp 660kg serta marjin yang diperoleh yaitu Rp 750kg.
Pada saluran dua, pedagang pengumpul desa membeli rumput laut dari petani dengan harga Rp 6 205kg. Harga jual rumput laut petani pada saluran ini
lebih tinggi dibandingkan pada saluran satu. Hal ini disebabkan harga jual rumput laut petani ditentukan oleh kesepakatan antara petani dengan pedagang
pengumpul desa. petani memiliki bargaining position dalam menentukan harga rumput laut. Pedagang pengumpul desa mengeluarkan biaya sebesar Rp 165kg.
biaya tersebut terdiri dari biaya sortasi, biaya transportasi, biaya pengepakan, biaya susut, dan biaya retribusi. Biaya transportasi merupakan biaya yang paling
besar dikeluarkan oleh pedagang pengumpul desa, yaitu sebesar Rp 55kg. besarnya biaya tersebut karena pedagang pengumpul desa menanggung biaya
transportasi untuk mengambil rumput laut dari petani. Harga jual rumput laut pedagang pengumpul desa pada saluran ini sebesar Rp 8 250kg. maka,
keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 1 885kg dan marginnya sebesar Rp 2 045kg.
Pedagang pengumpul desa pada saluran tiga membeli rumput laut dari petani dengan harga sebesar Rp 5 975kg. harga jual rumput laut petani ditentukan
oleh pedagang pengumpul desa,hal ini dikarenakan adanya ikatan yang terbentuk antara pedagang pengumpul desa dengan petani. Harga jual rumput laut pedagang
pengumpul desa pada saluran ini sebesar Rp 7 000kg. Total biaya pemasaran yang dikeluarkan sebesar Rp 140kg. keuntungan yang diperoleh pedagang
pengumpul desa sebesar Rp 973kg dan margin pemasaran sebesar Rp 1 025kg. Keuntungan dan marjin pedagang pengumpul desa di saluran kedua,
ketiga, dan keempat lebih besar dibandingkan pada saluran satu karena harga jual lebih tinggi meskipun dengan biaya yang lebih tinggi pula.
Pedagang pengumpul kecamatan pada saluran pemasaran satu membeli rumput laut dari pedagang pengumpul desa. Pedagang pengumpul kecamatan
menanggung biaya transportasi sebesar Rp 30kg, dan biaya retribusi sebesar Rp 10kg. Harga jual rumput laut di tingkat pedagang pengumpul kecamatan yaitu Rp
7000kg. Berdasarkan hal tersebut, maka keuntungan pedagang pengumpul kecamatan yaitu Rp 1 460kg dan marginnya yaitu Rp 1 500kg. Pada saluran