4.6. Analisis Hasil Pengolahan Hirarki Penentuan Profil Kompetensi
Pengolahan pada level kedua Hirarki penentuan profil kompetensi tenaga BPS menghasilkan bobot dan prioritas faktor-faktor yang berpengaruh. Tabel 12
menyajikan hasil pengolahan tersebut. Faktor rencana perusahaan 0,483 merupakan faktor yang dinilai paling berpengaruh dalam penyusunan profil
kompetensi BPS. Hal ini berarti dalam menyusun profil kompetensi tenaga BPS, perusahaan perlu menyesuaikan dengan rencana perusahaan, baik itu jangka
pendek maupun panjang sehingga akan diketahui kompetensi apa yang diperlukan untuk mencapai kinerja superior.
Tabel 12. Hasil Pengolahan Unsur Faktor Hirarki Penentuan Profil Kompetensi
Faktor Bobot
Prioritas
Rencana perusahaan 0,483
1 Kebutuhan perusahaan
0,269 2
Tugas pokok jabatan 0,144
3 Budaya kerja perusahaan
0,073 4
Lingkungan kerja 0,032
5 Faktor kebutuhan perusahaan 0,269 memiliki bobot kepentingan kedua
dalam pengaruhnya terhadap penyusunan profil kompetensi BPS. Perusahaan tentunya ingin terus berkembang, memperluas skala usaha, dan mencapai target
pemasaran. Hal ini membuat perusahaan harus mencari dan mendapatkan tenaga BPS yang mampu memenuhi keinginan tersebut.
Faktor lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah tugas pokok jabatan 0,144. Hal ini berarti dalam menyusun profil kompetensi tenaga BPS,
perusahaan perlu menganalisis tugas BPS dengan cermat sehingga akan diketahui kompetensi apa yang diperlukan untuk mencapai kinerja superior.
Faktor budaya kerja perusahaan 0,073 dan lingkungan kerja 0,032 menjadi faktor yang dinilai memiliki pengaruh terendah terkait penyusunan profil
kompetensi BPS. Level kedua hirarki penentuan profil kompetensi terdiri dari unsur kelompok
kompetensi. Pengolahan pada level ini menghasilkan bobot dan prioritas yang tercatat pada Tabel 13.
Tabel 13. Hasil Pengolahan Unsur Kelompok Kompetensi Hirarki Penentuan Profil Kompetensi
Kelompok Kompetensi Bobot
Prioritas
Initiating Action 0,294
1 Customer Focus
0,294 1
Building Trust 0,272
2 Work Standard
0,140 3
Hasil pengolahan menunjukkan kelompok kompetensi initiating action dan customer focus 0,294 menjadi prioritas pertama. Kelompok kompetensi ini
sangat erat kaitannya dengan tugas BPS yang membutuhkan calon pekerja yang dapat bertindak secara mandiri, tidak hanya menunggu perintah dari atasan dan
banyak berhubungan dengan user dari fungsi lain. Tugas tersebut membutuhkan tipe SDM yang mengutamakan pelayanan maksimal kepada user konsumen.
Kelompok kompetensi initiating action terbagi menjadi dua dimensi kompetensi, yaitu bertindak mandiri dan mengerjakan sesuatu melebihi yang diharapkan.
Berkaitan dengan kelompok kompetensi ini, pengolahan dengan pendekatan PHA menghasilkan mengerjakan sesuatu melebihi yang diharapkan 0,227
menjadi prioritas pertama bagi seorang BPS. Hal ini berarti seorang Bimbingan BPS harus mengusahakan kemampuannya untuk memberikan kinerja yang
melebihi dari apa yang diharapkan oleh perusahaan. Dimensi kompetensi dengan prioritas kedua adalah bertindak mandiri 0,045. Seorang BPS dituntut
untuk mampu bertindak secara mandiri sehingga dalam mengerjakan suatu pekerjaan tidak hanya menunggu perintah dari atasan.
Berkaitan dengan kelompok kompetensi customer focus, pengolahan dengan pendekatan PHA menghasilkan memahami pelanggan, membangun
hubungan baik dengan pelanggan, memenuhi kebutuhan pelanggan dan meminta umpan balik dari pelanggan 0,068 menjadi prioritas yang sama bagi
seorang BPS. Hal ini berarti seorang BPS harus mengusahakan kemampuannya untuk memahami pelanggan, membangun hubungan baik dengan pelanggan,
memenuhi kebutuhan pelanggan dan meminta umpan balik dari pelanggan karena merupakan satu kesatuan dari kelompok kompetensi customer focus.
Kelompok kompetensi dengan prioritas kedua adalah building trust 0,272. Kelompok kompetensi ini juga berkaitan erat dengan tugas BPS yang terkait
dengan nilai-nilai perusahaan. Pengolahan antar dimensi kompetensi terkait
dengan kelompok kompetensi building trust menghasilkan kompetensi kemampuan bekerja jujur 0,135 mendapat bobot tertinggi. Hal ini
mengindikasikan seorang BPS harus mampu bekerja secara jujur dalam setiap kesempatan. Selain itu, seorang BPS juga harus memiliki kemampuan terbuka
pada ide orang lain 0,089. Dimensi kompetensi berikutnya adalah mendukung orang lain 0,034 dan terbuka mengenai keadaan diri sendiri 0,014.
Prioritas ketiga kelompok kompetensi bagi seorang BPS adalah work standard 0,140. Berkaitan dengan kelompok kompetensi ini, memastikan
kualitas terbaik 0,163 menjadi prioritas pertama yang harus ada pada diri seorang BPS. Memastikan kualitas terbaik menjadi penting dikarenakan jabatan
BPS mendapatkan kepercayaan yang sangat tinggi dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga setiap pekerjaan yang dilakukan harus berkualitas terbaik
agar dapat berkontribusi positif untuk perusahaan. Kompetensi berikutnya berupa bertanggung jawab pada setiap tindakan 0,054 menjadi prioritas kedua. Hal ini
dikarenakan tugas pokok jabatan BPS membutuhkan tanggung jawab yang besar dari pemegangnya. Sedangkan kompetensi lainnya berupa menentukan
standar kerja tinggi 0,033 dan mendorong orang lain agar mau bertanggung jawab 0,023 menjadi dimensi kompetensi dengan prioritas berikutnya seperti
dimuat pada Tabel 14.
Tabel 14. Hasil Pengolahan Unsur Dimensi Kompetensi Hirarki Penentuan Profil Kompetensi
Kelompok Kompetensi
Dimensi Kompetensi Bobot Prioritas
Initiating Action Mengerjakan sesuatu melebihi
yang diharapkan 0,227
1 Bertindak mandiri
0,045 2
Customer Focus Memahami pelanggan
0,068 1
Membangun hubungan baik dengan pelanggan
0,068 1
Memenuhi kebutuhan pelanggan 0,068
1 Meminta umpan balik dari
pelanggan 0,068
1
Building Trust Bekerja jujur
0,135 1
Terbuka pada ide orang lain 0,089
2 Mendukung orang lain
0,034 3
Terbuka mengenai keadaan diri sendiri
0,014 4
Work Standard Memastikan kualitas terbaik
0,163 1
Bertanggung jawab pada setiap tindakan
0,054 2
Menentukan standar kerja tinggi 0,033
3 Mendorong orang lain agar mau
bertanggung jawab 0,023
4
4.7. Analisis Hasil Pengolahan Hirarki Penentuan Metode Rekrutmen