Saluran Pemasaran Rumput Laut
1. Petani
Pedagang Pengumpul
DesaPedagang Pengumpul
KecamatanPedagang Besar Eksportir 2.
Petani Pedagang Pengumpul DesaPedagang Besar Eksportir 3.
Petani Pedagang Pengumpul KecamatanPedagang Besar Eksportir 4.
Petani Pedagang Pengumpul DesaEksportir
Gambar 9. Saluran Pemasaran Rumput Laut di Kepulauan Tanakeke, 2011 Pada umumnya pemasaran rumput laut di Kepulauan Tanakeke melalui
saluran pemasaran pertama dan merupakan saluran pemasaran rumput laut terpanjang. Saluran ini melibatkan pedagang pengumpul desa, pedagang
pengumpul kecamatan, pedagang besar, dan eksportir. Saluran ini merupakan saluran pemasaran yang paling banyak di lewati
oleh petani dalam memasarkan rumput lautnya, sebanyak 35 orang petani atau 38.89 persen menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul desa sebesar 30
persen atau 112 245 kg. Hal ini dikarenakan antara petani dengan pedagang pengumpul desa terjalin ikatan yang kuat kekeluargaan dan permodalan,
Petani Rumput Laut Pedagang Pengumpul Desa
Pedagang Pengumpul Kecamatan
Pedagang Besar Eksportir
Saluran 1 38.89
Saluran 2 22.22
27.78 Saluran 3
11.11 Saluran 4
pedagang pengumpul desa memberikan modal kepada petani dalam usaha budidaya rumput laut. Sehingga berapapun hasil produksi yang dihasilkan akan
dijual ke pedagang yang telah memberikan modal. Adanya ikatan yang terbentuk pada saluran diatas, menyebabkan posisi
tawar petani lemah dalam menentukan harga rumput laut. Harga rumput laut di tentukan oleh pedagang pengumpul desa, rata-rata harga rumput yang dibeli
pedagang pengumpul desa sebesar Rp 5 750kg. Saluran pemasaran pemasaran kedua melibatkan 4 lembaga pemasaran
yang terdiri dari petani, pedagang pengumpul desa, pedagang besar, dan eksportir. Sebanyak 22.22 persen atau 20 orang petani rumput laut melalui saluran ini.
Petani menjual hasil panennya kepada pedagang pengumpul desa sebanyak 24 persen 89 428 kg.
Pada saluran ini, transaksi yang terjadi antara petani dengan pedagang pengumpul desa tanpa adanya ikatan bebas, tidak ada ikatan yang terbentuk
antara petani dengan pedagang pengumpul desa, sehingga petani bebas menjual ke pedagang pengumpul yang ada di desa. Petani pada saluran ini memiliki posisi
tawar bargaining position dalam menentukan harga rumput laut. Namun, posisi tawar yang dimiliki oleh petani tidak begitu kuat dibandingkan dengan pedagang
pengumpul desa. Hal ini dikarenakan kualitas dari hasil produksi rumput laut petani kurang bagus kadar air masih tinggi karena waktu yang singkat untuk
melakukan kegiatan penjemuran dan volume penjualan. Dengan demikian harga jual yang terbentuk berdasarkan kesepakatan internal antar petani dengan
pedagang pengumpul desa. Harga rumput laut yang terbentuk pada saluran ini sebesar Rp 6 205kg.
Saluran pemasaran ketiga sama dengan saluran pemasaran kedua, yaitu melibatkan 4 lembaga pemasaran yaitu petani,pedagang pengumpul desa,
pedagang besar dan eksportir. Akan tetapi, perbedaan yang terletak antara saluran pemasaran ketiga dan kedua yaitu adanya ikatan permodalan , dimana petani
diberikan pinjaman modal dalam membudidayakan rumput laut selain itu pedagang pengumpul desa juga memberikan kebutuhan sehari-hari kepada petani
seperti beras, dan pakaian bekas yang masih layak untuk dipakai. Dengan demikian berapapun hasil produksi rumput laut yang dihasilkan akan dijual
kepada pedagang pengumpul desa yang memberikan modal usaha dalam membudidayakan rumput laut.
Petani rumput laut yang melakukan penjualan melalui saluran pemasaran ketiga sebanyak 25 orang atau sebesar 27.78 persen. Volume penjualan pada
saluran ini sebesar 26 persen 98.701. Harga jual yang diterima oleh petani pada saluran ini berkisar Rp 5 975kg. Hal ini dikarenakan karena adanya ikatan antara
petani dengan pedagang pengumpul desa, dan besarnya volume penjualan petani. Selain itu, harga jual yang diterima oleh petani pada saluran ini lebih kecil
daripada saluran kedua karena adanya permintaan khusus dari pedagang pengumpul tersebut untuk meningkatkan kualitas.
Saluran pemasaran keempat merupakan saluran pemasaran terpendek, karena hanya melibatkan dua lembaga pemasaran. Sebanyak 10 orang petani atau
sebesar 11.11 persen yang melewati saluran ini. Petani pada saluran ini menjual rumput lautnya ke pedagang pengumpul desa. Transaksi yang terjadi antara petani
dengan pedagang pengumpul desa tanpa adanya ikatan sehingga petani memperoleh harga yang lebih baik, tetapi masih tergantung juga dari volume
rumput laut yang dijual dan harga yang berlaku pada saat itu yang telah disepakati antara pedagang pengumpul desa. Posisi tawar petani lemah karena petani tidak
memiliki kemampuan untuk mengakses pasar yang harga jualnya lebih tinggi. Berdasarkan analisis saluran pemasaran, rendahnya harga rumput laut
yang diterima oleh petani disebabkan oleh adanya ikatan yang terbentuk antara petani dengan pedagang pengumpul, kualitas rumput laut yang dihasilkan, volume
penjualan, dan modal yang dimiliki oleh petani untuk mengakses pasar. Hal ini menyebabkan posisi tawar bargaining position petani lemah dalam menentukan
harga rumput laut.