Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data

3.2. Lokasi dan Waktu

Kajian ini dilakukan di PT. Pertamina Persero Kantor Pusat yang berlokasi di Jl. Medan Merdeka Timur 1A Jakarta Pusat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive mengingat perusahaan tersebut merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di industri minyak dan gas terbesar di Indonesia. Kegiatan penelitian telah dilakukan mulai dari bulan Mei hingga Juli 2012.

3.3. Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dan pengisian kuesioner pada lampiran 1 dengan manajemen perusahaan, yang terdiri dari 3 tiga orang, yaitu Vice President HR Operation, Manajer Rekrutmen dan Manajer Lini. Data sekunder diperoleh dengan mempelajari spesifikasi pekerjaan, program rekrutmen yang dijalankan perusahaan, serta dari pustaka dan literatur yang relevan.

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode PHA dan dalam menganalisa data digunakan perhitungan manual yang dibantu dengan program Expert Choice 2000. Diagram alir proses PHA dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Diagram Alir PHA Identifikasi sistem Penyusunan hirarki Mulai Penilaian perbandingan setiap unsur Pengolahan horizontal Perhitungan vektor prioritas CI dan CR CR : CI memenuhi Revisi pendapat CR : CI memenuhi Penyusunan matrik pendapat gabungan CI : CR Perhitungan vektor prioritas gabungan CI : CR CR : CI memenuhi Revisi pendapat Pengolahan vertikal Perhitungan vektor prioritas Selesai Secara garis besar tahapan dalam penghitungan PHA terdiri dari : 1. Identifikasi Sistem Langkah pertama adalah mengidentifikasi variabel-variabel dalam sistem perusahaan yang berkaitan dengan rekrutmen. Selanjutnya adalah mengidentifikasi keterkaitan variabel-variabel tersebut dengan tujuan dan hasil strategi yang direkomendasikan. Hal yang dibutuhkan dalam proses ini adalah pemahaman yang mendalam terhadap permasalahan yang dikaji. 2. Penyusunan Hirarki Penyusunan hirarki dilakukan melalui kajian pustaka dan diskusi dengan manajemen perusahaan. Fewidarto 1996 menjelaskan struktur hirarki ini mempunyai bentuk yang saling terkait, tersusun dari suatu puncak atau sasaran utama ultimate goal turun ke sub-sub tujuan, lalu ke pelaku-pelaku yang memberikan pengaruh, turun ke tujuan-tujuan pelaku, kemudian kebijakan- kebijakan, dan akhirnya ke alternatif strategis, pilihan atau skenario. Menurut Saaty 1993, hirarki merupakan alat mendasar dari pikiran manusia. Mereka mengidentifikasi unsur-unsur suatu persoalan, mengelompokkan unsur-unsur itu ke dalam beberapa kumpulan yang homogen, dan menata kumpulan-kumpulan ini pada tingkat-tingkat yang berbeda. Susunan hirarki secara umum dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Struktur Umum Hirarki PHA FokusSasaran Faktor Faktor Faktor Faktor Aktor Aktor Aktor Tujuan Tujuan Tujuan Tujuan Alternatif Strategi Alternatif Strategi Alternatif Strategi 3. Pengumpulan Data dan Penyusunan Kuesioner Proses pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dan pengisian kuesioner dengan pihak-pihak yang terkait. Data yang diperoleh disusun menjadi hirarki dan kuesioner. Kuesioner dibuat dalam bentuk Pairwise Comparison Matrix. Selanjutnya adalah dilakukan perbandingan berpasangan antar unsur pada baris ke-i dengan setiap unsur pada kolom ke-j. Bentuk matriks tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pairwise Comparison Matrix FaktorUnsur A 1 A 2 … A i A 1 a 11 a 12 a i1 A 2 a 21 a 22 a i2 … A j a 1j a 2j a ij 4. Proses Penilaian Perbandingan Setiap Unsur Data hasil kuesioner yang telah diberi pembobotan, ditentukan prioritasnya, dihitung konsistensinya, serta ditetapkan alternatif strategi yang layak dijalankan. Tabel 2 menggambarkan bobot nilai yang digunakan, yaitu skala 1 – 9 dan kebalikannya. Tabel 2. Skala Banding Dalam PHA Tingkat Kepentingan Definisi 1 Sama penting 3 Sedikit lebih penting 5 Sangat penting 7 Jelas lebih penting 9 Mutlak lebih penting 2, 4, 6, 8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan 13, 15, 17, 19 dan 12, 14, 16, 18 Kebalikan nilai tingkat keputusan dari skala 1 – 9 Sumber : Saaty 1993 Identifikasi terhadap identitas dari semua faktor atau unsur prioritas dilakukan dengan menggunakan teknik komparasi berpasangan, yaitu dengan memberikan angka komparasi sesuai judgement sehingga membentuk matriks segi n x n. Selanjutnya dilihat prioritas yang dicari Eigen Vector dan ukuran konsistensi judgement. Jika C1, C2, …, C n adalah set aktivitas, maka kuantifikasi judgement pada pasangan aktivitas itu membentuk matriks n x n. A = a ij dimana i, j = 1, 2, 3, …, n 1 Dimana a ij memenuhi aturan sebagai berikut : 1 Aturan 1 : jika a i = α, maka a j = 1α 2 Aturan 2 : jika C i dinilai relatif sama dengan C j ,maka a ij = 1; a ji = 1 untuk semua i. 1 a 12 … a 1n 1a 12 a 2n A = . … … . . … … . 1a 12 1a 2n … 1 Kemudian ditentukan bobot W 1 , W 2 , …,W 1 , W n yang merupakan judgement terkuantifikasi. Penjelasan yang akurat secara aritmatika tentang hubungan antara W1 dengan judgement a ij berikut: Langkah 1 : = a ij i, j = 1, 2, …, n 2 Dimana : W i = Bobot input dalam baris W j = Bobot input dalam kolom W 1 W 1 W 1 W 2 … W 1 W n W 2 W 1 W 2 W 2 … W 2 W n W = . … … . . … … . W n W 1 W n W 2 … W n W n Langkah 2 : W i = a ij W j i, j = 1, 2, …, n 3 W i = rataan dari a i1 W 1 , a j2 W 2 , …, a in W n W i = 4 Langkah 3 : Apabila estimasi a ij baik, cenderung untuk dekat dengan nisbah W i W j . Perubahan terhadap a ij akan mempengaruhi solusi pada langkah kedua. Jika n juga berubah, maka nilai n diubah max sehingga diperoleh : W 1 = 1 max 5 Hal tersebut merupakan solusi yang menghasilkan bobot yang unik. Ini adalah suatu problema eigen value. Pembandingan dilanjutkan untuk semua unsur pada setiap tingkat keputusan yang terdapat dalam hirarki. Nilai-nilai pendapat individu yang diperoleh tiap responden dalam matriks perbandingan berpasangan kemudian disatukan dalam matriks pendapat gabungan. Matriks Pendapat Gabungan MPG adalah matriks baru yang unsur-unsur matriksnya g ij berasal dari rataan geometrik unsur matriks pendapat individu yang rasio inkosistensinya CR memenuhi syarat. Bentuk MPG dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Matriks Pendapat Gabungan MPG FaktorAktor G 1 G 2 … G i G 1 g 11 g 12 g i1 G 2 g 21 g 22 g i2 … G j g 1j g 2j g ij Formulasi matematika yang digunakan untuk mendapatkan rata geometrik MPG adalah sebagai berikut : g ij = m j=1 a ij k 6 dimana : g ij = Unsur pendapat gabungan pada baris ke-i, kolom ke-j m = Jumlah responden i, j = 1, 2, 3, c n a ij k = Unsur matriks individu pada baris ke-i, kolom ke-j untuk matriks pendapat individu dengan rasio konsistensi yang memenuhi persyaratan ke-k k = 1, 2, 3, c n 5. Mensintesis prioritas Tahap ini dilakukan pembobotan vektor-vektor prioritas dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas yang berada di atasnya. Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap, yaitu : a. Pengolahan Horizontal Pengolahan horizontal digunakan untuk menyusun prioritas unsur keputusan untuk satu level hirarki keputusan terhadap unsur yang berada satu level di atasnya. Tahapan yang harus ditempuh berikut : 1 Pengolahan baris z i 2 Perhitungan vektor prioritas 3 Perhitungan nilai eigen maksimum b. Pengolahan Vertikal Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun prioritas pengaruh setiap unsur pada tingkat hirarki keputusan terhadap sasaran utama. Kedua proses pengolahan di atas dapat dilakukan pada Matriks Pendapat Individu MPI dan Matriks Pendapat Gabungan MPG. Pengolahan vertikal dapat dilakukan setelah pengolahan horizontal selesai dilakukan, dengan syarat MPI atau MPG memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi. Rasio inkonsistensi diperoleh dari nilai perbandingan antara indeks inkonsistensi CI dengan nilai indeks acak RI. Jika nilai rasio inkonsistensi CR ≤ 0,1 10 persen, maka tingkat konsistensinya baik dan dapat diterima. RI merupakan nilai yang dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory dari matriks yang berorde 1 – 15 dengan menggunakan contoh berukuran 100. Tabel 4. Nilai RI Untuk Matriks Berukuran n N RI N RI 1 0.00 9 1.45 2 0.00 10 1.49 3 0.58 11 1.51 4 0.90 12 1.48 5 1.12 13 1.56 6 1.24 14 1.67 7 1.34 15 1.59 8 1.41

BAB IV HASIL PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Pertamina Persero adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia National Oil Company, yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT Permina. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN Permina dan setelah merger dengan PN Pertamin di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN Pertamina. Dengan bergulirnya Undang-Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi Pertamina. Sebutan ini tetap dipakai setelah Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT. Pertamina Persero pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi www.pertamina.com , 2012. PT. Pertamina Persero didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan Persero, dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 Tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Negara Pertamina Menjadi Perusahaan Perseroan Persero www.pertamina.com , 2012. Sesuai akta pendiriannya, maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. Visi dari Pertamina adalah menjadi perusahaan energi kelas dunia. Untuk mencapai visi tersebut, perusahaan melaksanakan kegiatan usaha berikut : 1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan turunannya.