65
belajar. Dalam gaya kepemimpinan tersebut terdapat unsur mempengaruhi bawahan, sehingga apabila persepsi gaya kepemimpinannya baik, maka
dengan sendirinya akan lebih mudah menghasilkan kinerja tutor belajar yang optimal. Terdapat bermacam-macam gaya kepemimpinan yang dapat
diterapkan oleh pemimpin. Namun seorang pemimpin yang baik seharusnya dapat memilih gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi lembaga.
Penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan karakter tutor belajar dan kondisi yang ada akan memberikan kotribusi terhadap persepsi sehingga
kinerja tutor belajar. Dengan demikian, persepsi gaya kepemimpinan situasional yang sesuai akan berhubungan dan menghasilkan kinerja tutor
yang maksimal.
2. Korelasi Motivasi Kerja dengan Kinerja Tutor
Motivasi kerja berarti pendorong semangat kerja, sehingga kuat atau lemahnya motivasi kerja seseorang juga ikut berhubungan pada besar
kecilnya kinerja seseorang tersebut. Motivasi kerja tutor merupakan hal yang berperan penting dalam meningkatkan suatu aktivitas kerja, sebab tutor
memiliki motivasi akan berusaha agar pekerjaannya dapat diselesaikan dengan baik. Motivasi antara tutor yang satu dengan tutor yang lainnya
tidaklah sama, namun pada dasarnya mereka bekerja atas dasar keinginan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Dengan demikian
apabila kepala lembaga mampu memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan tutor, maka tutor akan memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga
kinerjanya pun menjadi baik.
66
3. Korelasi Persepsi Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Lembaga dan
Motivasi Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja Tutor Belajar
Kepemimpinan kepala lembaga yang sesuai dengan kondisi lembaga, secara fungsional akan mempengaruhi kinerja tutor belajar. Kepala lembaga
harus memperhatikan tutor, memenuhi hak-haknya, sehingga hal ini membuat tutor memiliki persepsi untuk lebih bersemangat dan bertanggung jawab
dalam bekerja dari pada yang tidak pernah mendapat perhatian dari kepala lembaganya. Sehubungan dengan hal itu, apabila tutor belajar bekerja dengan
penuh semangat maka kinerja tutor yang dihasilkan pun akan jauh lebih baik. Kepemimpinan kepala lembaga yang memperhatikan kepentingan
tutor akan dapat meningkatkan motivasi kerja tutor. Oleh karena motivasi kerja tutor yang tinggi, tutor diharapkan mampu bekerja dengan baik
sehingga kinerja tutor yang dihasilkan akan lebih baik.
D. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah Adalah pola pikir yang menunjukan korelasi atau hubungan antara variabel yang akan diteliti. Variabel dalam
penelitian ini ada tiga yaitu variabel bebas pertama adalah persepsi gaya kepemimpinan situasional kepala lembaga X
1
, variabel bebas kedua adalah motivasi kerja X
2
dan variabel terikat yaitu kinerja totor belajar Y. Penelitian ini akan meneliti bagaimanakah hubungan antara variabel-variabel
bebas dengan variabel terikat. Hubungan antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut :