Pengertian Motivasi Kerja Motivasi Kerja
53
Kebutuhan akan harga diri diperlukan sesorang untuk mendapatkan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. Menurut
Sondang P. Siagian 2012: 157, kebutuhan ini disebut juga dengan kebutuhan
“esteem” yang merupakan kebutuhan nyata setiap orang terlepas dari kedudukannya dalam organisasi dan status sosial dalam
masyarakat. Kebutuhan aktualisasi diri dipandang normal ketika seseorang
bekerja untuk meniti karier. Dengan pengembangan, seseorang dapat memberikan sumbangan bagi kepentingan organisasi dan meraih
kemajuan profesional. Menurut Huitt, W. 2007 dalam jurnal penelitiannya menyatakan
bahwa kelima kebutuhan dasar tersebut dikembangkan lagi menjadi delapan tingkatan
Maslow’s Hierarchy of Needs yaitu sebagai berikut: a
Physiological: hunger, thirst, bodily comforts, etc.; a
Safetysecurity: out of danger; b
Belongingness and Love: affiliate with others, be accepted; c
Esteem: to achieve, be competent, gain approval and recognition.
d Kognitive: to know, to understand, and explore;
e Aesthetic: symmetry, order, and beauty;
f Self-actualization
: to find self-fulfillment and realize ones potential; and
g
Self-transcendence : to connect to something beyond the ego or
to help others find self-fulfillment and realize their potential.
Perkembangan lima kebutuhan dasar menjadi delapan kebutuhan dasar karena kebutuhan kognitif dan estetik dipandang sebagai kebutuhan
yang perlu sebelum menuju tahap kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan
54
transenden merupakan tingkat pengembangkan sikap bijaksana setelah terpenuhinya kebutuhan aktualisasi diri.
2 Hezberg Two Factor Theory
Teori dua faktor dikembangkan oleh Frederick Herzberg dalam Anwar 2012: 67 tentang kepuasaan kerja. Dua faktor yang
menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak puas menurutnya adalah “faktor pemeliharaan maintenance factors dan faktor pemotivasian
motivational factors ”. Faktor pemeliharaan meliputi administrasi dan
kebijakan perusahaan, kualitas perusahaan, kualitas pengawasan, hubungan dengan pengawas, hubungan dengan subordinat, upah,
keamanan kerja, kondisi kerja dan status. Sedangkan faktor pemotivasian meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan advancement,
work it self, kesempatan berkembang dan tanggung jawab. Jadi semakin tinggi faktor pemeliharaan dan pemotivasian maka semakin tinggi pula
tingkat kepuasan kerja pegawai. 3
Teori Kebutuhan McClelland Dalam teori motivasinya, McCleland dalam Wibowo 2011: 392
mengemukakan terdapat tiga macam kebutuhan, yaitu: a
The need of achievment kebutuhan untuk berprestasi, b
The need of affiliation kebutuhan akan afiliasi, dan c
The need for power kebutuhan akan kekuasaan.