Identifikasi Masalah Batasan Masalah Rumusan Masalah

12 1. Manfaat secara teoritis Penelitian mengenai korelasi antara persepsi gaya kepemimpinan situasional kepala lembaga dan motivasi kerja dengan kinerja tutor di LKP Alfabank Semarang dan Yogyakarta ini diharapkan dapat berguna bagi penelitian-penelitian dengan tema yang sama atau relevan sehingga dapat memberikan kontribusi dan bahan kajian bagi pengembangan ilmu sosial sebagai ilmu yang interdisipliner dan multidisipliner. 2. Manfaat secara praktis a. Bagi Peneliti Melalui penelitian ini, peneliti dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan selama menempuh studi pendidikan ke dalam karya nyata yaitu mengenai korelasi antara persepsi gaya kepemimpinan situasional kepala lembaga dan motivasi kerja dengan kinerja tutor belajar di LKP Alfabank Semarang dan Yogyakarta. b. Bagi Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pijakan dasar untuk mengaplikasikan teori yang telah didapatkan dalam kuliah mengenai masalah-masalah sosial. c. Bagi Lembaga Kursus dan Pelatihan Penelitian ini dapat memberikan masukkan dan sumbangan pemikiran sehingga menjadi pertimbangan dalam menyikapi persepsi gaya kepemimpinan kepala lembaga, motivasi kerja dan kinerja tutor di lembaga kursus dan pelatihan. 13 d. Bagi Universitas dan Lembaga Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah dan pengaplikasian ilmu pengetahuan bagi para akademisi tentang korelasi antara persepsi gaya kepemimpinan situasional kepala lembaga dan motivasi kerja dengan kinerja tutor di lembaga kursus dan pelatihan. 14

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Lembaga Kursus dan Pelatihan

a. Pengertian Kursus dan Pelatihan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, arti kata kursus yaitu pelajaran tentang suatu pengetahuan atau keterampilan yang diberikan dl waktu singkat. Kata pelatihan berarti proses melatih, kegiatan atau pekerjaan http:kbbi.web.id . Hal ini berarti kursus didefinisikan sebagai proses pembelajaran tentang pengetahuan atau ketrampilan yang diselenggarakan dalam waktu singkat oleh suatu lembaga yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Goldstein dan Gressner dalam Mustofa Kamil 2010: 6, mendefinisikan pelatihan sebagai usaha sistematis untuk menguasai keterampilan, peraturan, konsep ataupun cara berperilaku yang berdampak pada peningkatan kinerja. Jadi pelatihan dapat disimpulkan sebagai suatu usaha atau proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu lembaga sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga dapat merubah pola pikir, menambah pengetahuan dan menciptakan keterampilan baru masyarakat yang diberi pelatihan. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 tentang pendidikan nonformal, dijelaskan bahwa: