Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

14

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Lembaga Kursus dan Pelatihan

a. Pengertian Kursus dan Pelatihan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, arti kata kursus yaitu pelajaran tentang suatu pengetahuan atau keterampilan yang diberikan dl waktu singkat. Kata pelatihan berarti proses melatih, kegiatan atau pekerjaan http:kbbi.web.id . Hal ini berarti kursus didefinisikan sebagai proses pembelajaran tentang pengetahuan atau ketrampilan yang diselenggarakan dalam waktu singkat oleh suatu lembaga yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Goldstein dan Gressner dalam Mustofa Kamil 2010: 6, mendefinisikan pelatihan sebagai usaha sistematis untuk menguasai keterampilan, peraturan, konsep ataupun cara berperilaku yang berdampak pada peningkatan kinerja. Jadi pelatihan dapat disimpulkan sebagai suatu usaha atau proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu lembaga sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga dapat merubah pola pikir, menambah pengetahuan dan menciptakan keterampilan baru masyarakat yang diberi pelatihan. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 tentang pendidikan nonformal, dijelaskan bahwa: 15 Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, danatau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut Direktorat Menengah Umum, program pembelajaran baik dalam jalur pendidikan formal maupun pendidikan nonformal wajib memberikan konsep life skills oleh narasumber teknis Anwar, 2006: 21. Departemen Pendidikan Nasional membagi life skills menjadi empat jenis, yaitu kecakapan personal personal skills yang mencakup kecakapan mengenal diri self awareness dan kecakapan berpikir rasional, kecakapan sosial social skills, kecakapan akademik accademik skills, dan kecakapan vokasional vocational skills. Keempat jenis kecakapan dalam suatu life skills menghasilkan berbagai keterampilan yang diperlukan bagi seseorang agar memberikan bekal untuk mendukung tercapainya taraf hidup yang lebih baik. Dengan keterampilan-keterampilan yang dimiliki akan membuat seseorang menjadi kompeten sehingga siap bersaing dalam dunia kerja. Jenis kecakapan yang paling banyak diterapkan dalam kursus dan pelatihan adalah kecakapan vokasional. Menurut Anwar 2006: 39, kecakapan vokasional tersebut meliputi pada kejuruan sebagai berikut: 1 Teknikteknologi meliputi komputer, montir, permesinan, elektronika. 2 Bahasa asing meliputi Inggris, Jepang, Mandarin. 3 Bisnis dan manajemen meliputi akuntasi, pemasaran, sekretaris, dan mengetik. 4 Pariwisata meliputi perhotelan, rias pengantin, bogs, kecantikan kulit dan rambut. 5 Busana meliputi menjahit dan desain busana. 16 6 Lain-lain meliputi keperawatan, perikanan, public relation, penyiar, ukir, musikkarawitan, akupuntur, terapizona dan seni tari. Dalam dunia kerja, kecakapan vokasional dipandang sebagai jenis kecakapan yang paling dibutuhkan. Kecakapan vokasional menyangkut jenis kejuruan, keterampilan tertentu sehingga membuat seseorang menjadi kompeten atau ahli dalam suatu jenis usaha atau pekerjaan tertentu. Hal ini karena tidak setiap orang dapat memiliki setiap jenis kejuruan. Oleh karena itu, pilihan untuk mengikuti kursus dan pelatihan dilakukan masyarakat yang membutuhkan vokasional tertentu. Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kursus dan pelatihan adalah satuan pendidikan luar sekolah yang menyelenggarakan program pendidikan ketrampilan dan kecakapan hidup bagi masyarakat yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat memperoleh pekerjan maupun usaha mandiri.

b. Tujuan Kursus dan Pelatihan

Tujuan penyelenggaraan kursus dan pelatihan menurut Umberto 2001: 89 yaitu: memperluas keikutsertaan masyarakat dalam pemerataan kesempatan belajar dan meningkatkan mutu masyarakat melalui pendidikan, meningkatkan proses belajar mengajar untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang optimal dan mempersiapkan warga belajar untuk mengembangkan diri pribadinya atau untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih besar. Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 26 ayat 5 dijelaskan pula bahwa kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, 17 kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, danatau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tujuan kursus dan pelatihan ini sangat penting guna menghasilkan peserta didik yang mempunyai suatu kompeten tertentu agar dapat digunakan sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini sesuai dengan penelitian Nyudi Dwijo S. dan Yoyon Suryono 2014 bahwa dalam pembelajarannya, lembaga kursus dan pelatihan harus menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Hal ini karena kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, ketrampilan, dan kecakapan hidup untuk mengembangkan dirinya. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan kursus dan pelatihan adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui pendidikan nonformal agar memiliki kecakapan tertentu sehingga berdaya guna bagi kehidupannya.

c. Karakteristik Kursus dan Pelatihan

Umberto 2001: 90 menyatakan bahwa secara teknis operasional, kursus dan pelatihan diselenggarakan atas kebutuhan dan keinginan masyarakat dan pasar tenaga kerja yang memiliki karakteristik- karakteristik. Berbagai karakteristik tersebut antara lain: 1 Isi dan tujuan pendidikannya selalu berorientasi langsung pada hal- hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, sosial budaya, keperluan serta situasi dan kondisi setempat.