27
aspek-aspek kinerja dibahas lebih singkat menjadi dua aspek saja yaitu kualitatif dan kuantitatif. Kedua aspek ini dinilai sebagai patokan dalam
melakukan penialaian terhadap pegawai. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
aspek-aspek standar penilaian kinerja mencakup bebagai macam aspek. Namun dalam penelitian ini, aspek-aspek penilaian kinerja tersebut
disimpulkan menjadi kualitas kerja, kuantitas kerja, tanggung jawab, kerjasama, disiplin, dan watak kepribadian.
e. Langkah-Langkah Peningkatan Kinerja
Berkaitan dengan penilaian kinerja, peningkatan kinerja pegawai sangat diperlukan untuk memperbaiki sumber daya manusia yang
dimiliki. Berdasarkan hasil penelitian Joko Sarwanto 2008, kegiatan peningkatan kinerja dimaksudkan untuk mengukur masing-masing
karyawan dalam mengembangkan kualitas kerja, pembinaan selanjutnya, tindakan perbaikan atas pekerjaan yang kurang sesuai serta keperluan
yang berhubungan dengan masalah ketenagakerjaan lainnya. Kinerja anggota yang optimal akan berdampak pada tercapainya
tujuan lembaga secara efektif. Dalam rangka peningkatan kinerja, paling tidak terdapat langkah-langkah yang dapat dilakukan menurut Anwar
2012: 22, yaitu: 1
Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja, 2
Mengetahui kekurangan dan tingkat keseriusan, 3
Mengidentifikasi hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan,
4 Mengembangkan rencana tindakan,
5 Melakukan rencana tindakan.
28
6 Melakukan evaluasi,
7 Mulai dari awal, apabila perlu.
Langkah-langkah peningkatan kinerja dapat dilakukan melalui beberapa
tahapan tindakan.
Tahapan tersebut
adalah dengan
mengidentifiksi masalah melalui data dan informasi yang dikumpulkan terus menerus mengenai fungsi-fungsi bisnis, mengidentifikasi masalah
melalui karyawan, dan memperhatikan masalah yang ada. Beberapa informasi diidentifikasi untuk menentukan tingkat keseriusan masalah.
Hubungan sistem juga perlu dilakukan untuk menanggulangi penyebab apakah ada kekurangan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai perlu ditingkatkan guna memperbaiki kualitas sumber daya
manusia. Terdapat tujuh langkah-langkah peningkatan kinerja yaitu mengidentifikasi adanya kekurangan dalam kinerja, mengidentifikasi
kekurangan dan tingkat keseriusan, mengidentifikasi penyebab kekurangan sistem dan pegawai, mengembangkan rencana tindakan,
melakukan rencana tindakan, mengevaluasi dan memulai dari awal kembali bila perlu.
f. Kinerja Tutor
Pembelajaran melalui pendidikan nonformal mempunyai 10 unsur yang selalu ada dalam setiap program, salah satunya adalah sumber
belajar. Sumber belajar menurut Umberto 2001: 37 adalah warga masyarakat yang memiliki kelebihan baik di bidang pengetahuan,
29
keterampilan, sikap, dan mampu serta mau mengalihkan apa yang dimiliknya kepada warga belajar melalui proses pembelajaran.
Menurut Mustofa 2011: 65 Salah satu sumber belajar yang paling utama dalam pendidikan nonformal adalah guru pendidikan nonformal,
yang disebut tutor, fasilitator, pelatih, dan lain-lain. Sumber belajar ini merupakan salah satu sumber penting yang menunjang keberhasilan
peserta kursus dan pelatihan. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 39,
pendidik dalam hal ini tutor merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pendidik pada
lembaga kursus dan pelatihan terdari atas pengajar, pembimbing, pelatih atau instruktur, dan penguji.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia http:kbbi.we.id, tutor adalah orang yang memberi pelajaran membimbing kepada seseorang
atau sejumlah kecil siswa di rumah, bukan di sekolah. Tutor bertugas membimbing peserta kursus dan pelatihan agar memiliki keterampilan
khusus atau berkompeten di bidangnya. Sejalan dengan pendapat di atas, Umberto 2000: 163 menyatakan bahwa tutor sebagai fasilitator, orang
yang harus diikuti, maka kini telah dikembangkan strategi yang menekankan kualitas, berorientasi pada kebutuhan pasar dan lingkungan.