50
4. Motivasi Kerja
a. Pengertian Motivasi Kerja
Istilah motivasi menurut Hamzah 2011: 4 berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu,
yang menyebabkan individu tersebut berbuat atau bertindak. Kekuatan tersebut yang menjadi penggerak individu untuk melakukan aktivitas
atau pekerjaannya. Motivasi menurut Djaali 2008: 101 adalah kondisi fisiologis dan
psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yag mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan kebutuhan.
Perbedaan kondisi tersebut setiap orang tidaklah sama, hal ini disebabkan karena perbedaan lingkungan asal. Lingkungan asal menyebabkan
perbedaan tingkat kebutuhannya, sehingga akan membedakan perilaku antar individu dalam bertindak.
Menurut Anwar 2012: 61 motivasi ialah kondisi atau energi yang menggerakan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai
tujuan organisasi. Jadi ketercapaian tujuan organisasi akan semakin efektif dan efisien apabila energi yang ada dalam diri karyawan semakin
besar dalam bekerja. Menurut Djaali 2008: 113 bekerja adalah suatu bentuk aktivitas
yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan. Dalam kaitannya dengan lingkungan kerja, Pandji Anoraga 2006: 35 mendefinisikan bahwa
51
motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Motivasi diarahkan untuk mencapai tujuan. Itulah
sebabnya perumusan tujuan dalam suatu organisasi haruslah jelas dan rasional.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan pada diri seseorang yang membuatnya
melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan. Motivasi kerja berarti pendorong semangat kerja, sehingga kuat atau lemahnya motivasi
kerja seseorang juga ikut berpengaruh pada besar kecilnya kinerja seseorang tersebut.
b. Teri-Teori tentang Motivasi
Setiap manusia memiliki needs kebutuhan, dorongan yang pemunculannya sangat tergantung padari kepentingan individu.
Kebutuhan manusia tersebut dari yang bersifat mendasar sampai yang tinggi. Berikut beberapa teori Motivasi menurut beberapa ahli:
1 Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan-kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow dapat digolongkan dalam lima tingkatan need hierarchy theory menurut
Anwar 2012: 63, yaitu sebagai berikut: a
Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernafas, dan seksual. Kebutuhan ini adalah
kebutuhan tingkat terendah atau kebutuhan yang paling dasar. b
Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
c Kebutuhan untuk rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk
diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.
52
d Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati
dan dihargai oleh orang lain. e
Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk
menggunakan kemampuan,
skill, dan
potensi. Kebutuhan berpendapat dengan mengemukakan ide-ide
memberi penilaian dan kritik terhadap sesuatu.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan fisiologis adalah perwujudan kebutuhan paling nyata karena
menyangkut kebutuhan-kebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan dan papan. Kebutuhan ini dipandang sebagai kebutuhan yang
paling mendasar karena selain setiap orang memerlukan terus menerus, akan tetapi juga karena tanpapemenuhan kebutuhan ini seseorang tidak
akan bisa hidup secara normal. Kebutuhan keamanan tidak hanya dilihat secara fisik, namun juga
dilihat secara psikologis termasuk sikap adil dalam pekerjaan seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sondang P. Siagian 2012: 151 bahwa
perlakuan yang manusiawi dan adil adalah salah satu hal yang penting, sebab jika hal ini tidak diperhatikan maka akan terjadi penurunan
produktivitas kinerja. Kebutuhan rasa memiliki atau kebutuhan sosial merupakan
kebutuhan naluri seorang manusia sebagai makhluk sosial. Manusia ingin diakui keberadaannya dan diberi penghargaan atas harkat dan
martabatnya. Biasanya kebutuhan ini lebih dominan dalam bentuk perasaan.
53
Kebutuhan akan harga diri diperlukan sesorang untuk mendapatkan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. Menurut
Sondang P. Siagian 2012: 157, kebutuhan ini disebut juga dengan kebutuhan
“esteem” yang merupakan kebutuhan nyata setiap orang terlepas dari kedudukannya dalam organisasi dan status sosial dalam
masyarakat. Kebutuhan aktualisasi diri dipandang normal ketika seseorang
bekerja untuk meniti karier. Dengan pengembangan, seseorang dapat memberikan sumbangan bagi kepentingan organisasi dan meraih
kemajuan profesional. Menurut Huitt, W. 2007 dalam jurnal penelitiannya menyatakan
bahwa kelima kebutuhan dasar tersebut dikembangkan lagi menjadi delapan tingkatan
Maslow’s Hierarchy of Needs yaitu sebagai berikut: a
Physiological: hunger, thirst, bodily comforts, etc.; a
Safetysecurity: out of danger; b
Belongingness and Love: affiliate with others, be accepted; c
Esteem: to achieve, be competent, gain approval and recognition.
d Kognitive: to know, to understand, and explore;
e Aesthetic: symmetry, order, and beauty;
f Self-actualization
: to find self-fulfillment and realize ones potential; and
g
Self-transcendence : to connect to something beyond the ego or
to help others find self-fulfillment and realize their potential.
Perkembangan lima kebutuhan dasar menjadi delapan kebutuhan dasar karena kebutuhan kognitif dan estetik dipandang sebagai kebutuhan
yang perlu sebelum menuju tahap kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan