64
tetapi perbedaanya adalah pada penelitian ini tidak menggunakan menggunakan uji variabel lain yaitu gaya kepemimpinan dan objek penelitian
yang dilakukan adalah karyawan di PT BRI Tbk. Kebumen. Hasil penelitian yang ketiga oleh Lucky Wulan A 2011 memiliki persamaan pada variabel X
yaitu motivasi kerja dan Y yaitu kinerja, sedangkan perbedaannya pada penelitian yang diteliti adalah pengaruh antara variabel X terhadap Y dengan
beberapa variabel X yang lain yaitu lingkungan kerja, serta objek yang diteliti adalah karyawan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang.
Hasil penelitian yang keempat dari Rokhmaloka Habsoro Abdilah 2011 memiliki persamaan pada X
1
yaitu gaya kepemimpinan, X
2
yaitu motivasi kerja dan Y yaitu kinerja. Akan tetapi perbedaan
penelitian ini adalah mengukur sejauh mana pengaruh variabel X
1
dan X
2
terhadap Y, serta objek kajiannya.
C. Kerangka Berfikir
1. Korelasi Persepsi Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Lembaga
dengan Kinerja Tutor
Seluruh rangkaian yang ada dalam lembaga merupakan upaya pemenuhan terhadap tercapainya tujuan lembaga, sehingga segala aktivitas
lembaga hendaknya dikelola dengan optimal. Demi mewujudkan tujuan tersebut maka kinerja tutor dalam lembaga kursus dan pelatihan juga harus
ditingkatkan. Gaya kepemimpinan kepala lembaga merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam usaha untuk meningkatkan kinerja tutor
65
belajar. Dalam gaya kepemimpinan tersebut terdapat unsur mempengaruhi bawahan, sehingga apabila persepsi gaya kepemimpinannya baik, maka
dengan sendirinya akan lebih mudah menghasilkan kinerja tutor belajar yang optimal. Terdapat bermacam-macam gaya kepemimpinan yang dapat
diterapkan oleh pemimpin. Namun seorang pemimpin yang baik seharusnya dapat memilih gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi lembaga.
Penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan karakter tutor belajar dan kondisi yang ada akan memberikan kotribusi terhadap persepsi sehingga
kinerja tutor belajar. Dengan demikian, persepsi gaya kepemimpinan situasional yang sesuai akan berhubungan dan menghasilkan kinerja tutor
yang maksimal.
2. Korelasi Motivasi Kerja dengan Kinerja Tutor
Motivasi kerja berarti pendorong semangat kerja, sehingga kuat atau lemahnya motivasi kerja seseorang juga ikut berhubungan pada besar
kecilnya kinerja seseorang tersebut. Motivasi kerja tutor merupakan hal yang berperan penting dalam meningkatkan suatu aktivitas kerja, sebab tutor
memiliki motivasi akan berusaha agar pekerjaannya dapat diselesaikan dengan baik. Motivasi antara tutor yang satu dengan tutor yang lainnya
tidaklah sama, namun pada dasarnya mereka bekerja atas dasar keinginan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Dengan demikian
apabila kepala lembaga mampu memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan tutor, maka tutor akan memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga
kinerjanya pun menjadi baik.