Aspek Permintaan dan Penaw aran Cengkeh

I I I . TI NJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini, akan dipaparkan tinjauan penelitian terdahulu, serta tulisan maupun makalah tentang perkembangan dan kebijakan percengkehan nasional yang terkait dengan penelitian ini, juga sekaligus dengan aspek-aspek yang dikaji dalam penelitian baik dari ruang lingkup maupun metodologinya.

3.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tentang Percengkehan Nasional

Penelitian tentang komoditas cengkeh di I ndonesia telah pernah dilakukan oleh para peneliti baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Pada bagian ini, akan diuraikan beberapa hasil penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini. Studi-studi tersebut dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian, menyangkut aspek yang ditelaahnya yaitu, aspek permintaan dan penawaran cengkeh, aspek kebijakan dalam produksi cengkeh, aspek tataniaga dan kebijakan dalam tataniaga cengkeh, serta aspek industri rokok kretek.

3.1.1. Aspek Permintaan dan Penaw aran Cengkeh

Studi tentang permintaan dan penawaran cengkeh pernah dilakukan antara lain oleh Gwyer, Chaniago dan Wachyutomo. Penelitian Gwyer 1976, bertujuan untuk memproyeksikan penawaran dan permintaan cengkeh I ndonesia. Penawaran cengkeh diproyeksikan melalui produksi menggunakan metode peramalan rata-rata bergerak moving average , sedangkan permintaan cengkeh diproyeksikan dengan menggunakan dua metode yaitu metode pertama adalah berdasarkan data yang lama kemudian membuat ekstrapolasi dan metode kedua membuat fungsi permintaan. Hasil penelitiannya, menyatakan bahwa pada 60 tahun 1983, terjadi keseimbangan antara produksi dan kebutuhan cengkeh domestik. Penelitian Chaniago 1980 menggunakan model ekonometrik dalam bentuk persamaan simultan. Tujuannya untuk mengetahui hubungan penawaran dan permintaan rokok kretek, menilai pengaruh perubahan peubah-peubah utama yang terkandung di dalamnya, dan menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan cengkeh, sehingga dapat membuat proyeksi permintaan cengkeh. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kuantitas rokok kretek yang ditawarkan tergantung pada tersedianya bahan baku cengkeh baik yang berasal dari produksi dalam negeri maupun impor, sedangkan perubahan harga rokok kretek tidak berpengaruh. Faktor penghambat bagi perkembangan industri rokok kretek adalah harga tembakau dan pita cukai yang tinggi. Sedangkan yang mempengaruhi permintaan rokok kretek adalah perubahan harganya dan kenaikan pendapatan. Kemudian, Wachyutomo 1996 yang menganalisis dampak kebijakan pemerintah terhadap penawaran dan permintaan cengkeh di I ndonesia, juga menggunakan model ekonometrik dalam bentuk persamaan simultan. Hasil penelitiannya antara lain menunjukkan bahwa satu-satunya kebijakan yang berdampak terhadap peningkatan surplus dan penerimaan petani produsen cengkeh dan produsen sigaret kretek adalah kenaikan harga cengkeh di tingkat petani. Pada penelitian Gwyer dan Chaniago, peubah-peubah dalam model diklasifikasikan menjadi peubah endogen dan eksogen dan model dibangun dalam struktur kausalitas. Perbedaan kedua studi tersebut dengan penelitian 61 Wachyutomo, adalah untuk menganalisis dampak kebijakan dalam percengkehan nasional disusunlah beberapa alternatif kebijakan yang dianggap relevan.

3.1.2. Aspek Kebijakan dalam Produksi Cengkeh