98
efisiensi ekonomi yang menunjukkan kemampuan sistem membiayai faktor domestik pada harga sosial. Nilai DRC 1 menunjukkan bahwa usahatani cengkeh efisien atau
menguntungkan secara ekonomis dalam pemanfaatan sumberdaya domestik dan apabila DRC 1 menunjukkan bahwa kegiatan tersebut tidak efisien sehingga lebih
menguntungkan untuk impor.
c. Analisis Dampak Kebijakan Output, I nput dan I nput- Output 1. Transfer Output
Transfer output output transfer merupakan selisih antara penerimaan
berdasarkan harga privat dengan penerimaan berdasarkan harga sosial atau I = A-E. Apabila nilai transfer output positif berarti ada transfer masyarakat konsumen
terhadap produsen atau produsen diuntungkan. I ni berarti konsumen membeli dan produsen menerima harga yang lebih tinggi daripada harga yang sebenarnya.
2. Koefisien Proteksi Output Nominal
Koefisien proteksi output nominal nominal protection coefficient on tradable
output atau NPCO merupakan rasio penerimaan berdasarkan harga privat dan berdasarkan harga sosial. Nilai koefisien proteksi output nominal menunjukkan
dampak kebijakan yang menyebabkan divergensi antara harga privat dan harga sosial terhadap harga output. Rasio ini menunjukkan derajat dari transfer output.
Apabila nilai NPCO sebesar 1.10, menunjukkan bahwa adanya kebijakan pemerintah berdampak meningkatkan harga output di pasar domestik 10 persen dari harga
dunia.
99
3. Transfer I nput
Transfer input input transfer merupakan selisih antara biaya input yang
diperdagangkan pada harga privat dengan harga input yang diperdagangkan pada harga sosial atau J= B-F. Apabila nilai transfer input positif menunjukkan bahwa
produsen membayar input lebih mahal dari harga yang sesungguhnya.
4. Koefisien proteksi input nominal
Koefisien proteksi input nominal nominal protection coefficient on tradable
input atau NPCI merupakan rasio antara biaya input yang diperdagangkan yang dihitung berdasarkan harga privat dan harga sosialnya atau NPCI = B F. Nilai
koefisien proteksi input nominal menunjukkan dampak adanya kebijakan pemerintah dan atau adanya kegagalan pasar yang tidak dikoreksi oleh kebijakan efisiensi yang
menyebabkan terjadinya perbedaan antara harga privat dan harga sosial untuk input tradable. Rasio ini menunjukkan derajat dari transfer input. Apabila nilai NPCI
sebesar 0.80, menunjukkan bahwa adanya kebijakan pemerintah berdampak mengurangi harga input dan rata-rata harga input di pasar domestik hanya sebesar
80 persen dari harga dunia.
5. Transfer Faktor
Transfer faktor factor transfer menunjukkan perbedaan harga privat dan
harga sosial yang diterima produsen untuk membayar faktor domestik atau K= C-G. Perbedaan dapat disebabkan adanya intervensi pemerintah. Apabila nilai dari
transfer faktor positif berarti adanya kebijakan pemerintah bersifat melindungi faktor domestik dengan pemberian subsidi positif.
100
6. Koefisien Proteksi Efektif
Koefisien proteksi efektif effective protection coefficient atau EPC
merupakan rasio antara nilai tambah pada harga privat A-B dengan nilai tambah pada harga sosial E-F atau EPC= A-B E-F. Koefisien ini mengukur sampai
sejauhmana transfer kebijakan pada pasar produk, baik output maupun input tradable. Apabila nilai koefisien proteksi efektif lebih besar dari 1 berarti kebijakan
pemerintah secara efektif melindungi produsen.
7. Transfer Bersih
Transfer bersih net transfer adalah selisih dari keuntungan bersih yang
diterima produsen dengan keuntungan bersih sosialnya atau L= D-H. Tranfer bersih menunjukkan berapa tambahan suplus atau sebaliknya berkurangnya surplus
produsen akibat adanya kebijakan pemerintah dan atau kegagalan pasar faktor. Apabila nilai transfer bersih positif berarti produsen mengalami peningkatan
surplusnya.
8. Koefisien keuntungan
Koefisien keuntungan profitability coefficient atau PC merupakan
perbandingan antara keuntungan bersih privat dengan keuntungan bersih sosialnya atau PC= D H. Koefisien kuntungan merupakan indikator yang lengkap dibandingkan
dengan koefisien proteksi efektif karena koefisien ini menunjukkan pengaruh dari kebijakan pemerintah dan atau kegagalan pasar di pasar faktor. Apabila nilai
koefisien keuntungan lebih besar dari 1 berarti adanya kebijakan atau intervensi pemerintah secara keseluruhan memberikan insentif kepada produsen.
101
9. Rasio Subsidi Produsen
Rasio subsidi produsen subsidy ratio to produser atau SRP adalah
prosentase subsidi atau insentif bersih atas penerimaan sosial atau SRP= L E. Apabila nilai rasio subsidi bagi produser positif berarti adanya kebijakan pemerintah
mengakibatkan produsen membayar biaya produksi lebih kecil dari biaya imbangan untuk berproduksi.
4.1.2.3. Kerangka Teoritis
Game Theory
Analisis teori permainan game theory digunakan untuk menganalisis
interaksi antara dua pihak yang terkait dalam permasalahan percengkehan nasional, yakni petani cengkeh dan pabrik rokok kretek. Menurut Gibbons 1992 dan Anwar
2002, Teori Permainan game theory merupakan suatu penelaahan mendasar
yang menyangkut interaksi antara para pengambil keputusan decision makers,
terutama yang menyangkut interaksi-interaksi yang terjadi antara para peserta ekonomi
economic agents. Selanjutnya Myerson 2001 mengemukakan bahwa game theory dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan model matematika
terhadap konflik dan kerjasama antara para pengambil keputusan decision makers.
Game theory menjadi penting karena memberikan landasan fundamental bagi setiap interaksi hubungan-hubungan sosial dan ekonomi antar manusia. Bahwa
suatu permainan dapat menggambarkan interaksi tentang perilaku manusia secara luas yang hasil-hasilnya tergantung dari strategi-strategi interaktif dari antara dua
atau lebih hubungan-hubungan antara orang-orang yang saling berlawanan atau setidaknya motivasinya campuran Anwar, 2002.
102
Suatu permainan mempunyai tiga elemen dasar yaitu : 1 pemain player
yaitu pihak yang mengambil keputusan dalam suatu permainan, bisa berupa perorangan, perusahaan atau bahkan suatu negara, 2 strategi
strategy adalah tindakan yang diambil oleh seorang pemain, bisa berupa tindakan yang sangat
sederhana atau suatu tindakan yang sangat kompleks tergantung jenis permainan, dan 3 hasil
payoffs merupakan hasil akhir bagi pemain dari suatu permainan, biasanya diukur dengan tingkat kepuasan yang dicapai oleh para pemain, meskipun
sering digunakan hasil dalam bentuk moneter Nicholson, 2000. Gibbons 1992 mengemukakan bahwa dalam suatu bentuk permainan
normal, masing-masing pemain secara simultan memilih strateginya dan kombinasi strategi yang dipilih oleh pemain-pemain tersebut akan menentukan hasilnya
masing-masing. I lustrasi sederhana dari gambaran bentuk permainan normal yang klasik adalah
The Prisoners’ Dilemma dilema narapidana. Terdapat dua tersangka yang ditahan dan dituntut karena kejahatannya. Polisi kurang memiliki bukti untuk
menghukum tersangka kecuali kalau salah satunya mengaku. Polisi menempatkan masing-masing tersangka dalam sel yang terpisah dan menjelaskan konsekuensi dari
tindakan yang akan diambilnya. Jika kedua-duanya tidak mengaku maka kedua- duanya hanya dipenjara selama satu bulan. Jika kedua-duanya mengaku maka
kedua-duanya akan dipenjara selama 6 bulan. Akhirnya, jika salah satunya mengaku dan yang lainnya tidak mengaku maka yang mengaku akan segera dibebaskan
sementara yang tidak mengaku akan dipenjara selama 9 bulan. Permasalahan narapidana tersebut dapat digambarkan dalam suatu matriks
yang disebut bi-matriks, berikut ini:
103
Narapidana 2
Tidak Mengaku
Mengaku Tidak Mengaku
-1, -1 -9, 0
Narapidana 1 Mengaku 0,
-9 -6,
-6
Gambar 12. Dilema Narapidana Sebagaimana tampak pada Gambar 12, masing-masing pemain dalam
permainan ini memiliki dua strategi yaitu mengaku dan tidak mengaku. Hasil yang diterima oleh kedua pemain, ketika pasangan strategi ini yang dipilih ditunjukkan
oleh masing-masing sel dari matriks di atas. Hasil berdasarkan baris narapidana 1 adalah hasil yang pertama, diikuti dengan hasil yang berdasarkan kolom narapidana
2. Jadi jika narapidana 1 tidak mengaku dan narapidana 2 mengaku maka narapidana 1 akan mendapat hasil -9 9 bulan dalam penjara dan narapidana 2
mendapat hasil 0 segera dibebaskan.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian