170
Hasil analisis ini bertentangan dengan temuan Dumais, Ruauw dan Talumingan 2002, yang menyatakan bahwa keuntungannya privatnya positif.
Hal ini disebabkan, pada saat penelitian tersebut dilaksanakan, harga cengkeh di tingkat petani relatif tinggi, hingga mencapai Rp. 70 000 per kg. I ni berarti,
dengan meningkatnya harga cengkeh maka keuntungan dalam usahatani cengkeh akan meningkat pula. Oleh karena itu, diperlukan adanya intervensi
pemerintah untuk memperbaiki tataniaga cengkeh produksi dalam negeri, selain karena struktur pasarnya yang oligopsonistik juga karena masa panen yang
fluktuatif.
6.3.1.2. Efisiensi Finansial dan Ekonomi
Perbedaan utama antara efisiensi finansial dalam penelitian ini diukur dengan rasio biaya privat atau
Private Cost Ratio,
PCR dengan efisiensi ekonomi dalam penelitian ini didekati dengan biaya sumberdaya domestik atau
Domestic Resource Cost
, DRC, terletak pada perbedaan penilaian dari unsur biaya faktor domestik dan unsur nilai tambah faktor input yang diperdagangkan
tradable
. Pada efisiensi finansial, penilaian didasarkan pada harga aktual yang dibayarkan
maupun diterima petani. Sedangkan pada efisiensi ekonomi, penilaian didasarkan pada harga yang terjadi seandainya pasar input dan output bersaing sempurna
atau harga sosialnya. Tabel 30. Rasio Biaya Privat dan Rasio Biaya Sumberdaya Domestik
Nominal Value
Present Value
Rasio Biaya Privat PCR
0.90 1.24 Rasio Biaya Sumberdaya
Domestik DRC 0.79 0.9
171
Hasil analisis seperti tampak pada Tabel 30, menunjukkan bahwa secara finansial, usahatani cengkeh dapat dikatakan relatif kurang efisien karena nilai
koefisien rasio biaya privat PCR lebih besar dari satu
present value
. Sementara itu, secara ekonomi, dikatakan efisien karena nilai koefisien rasio
biaya sumberdaya domestik DRC lebih kecil dari satu. Apabila dibandingkan nilai PCR dan DRC, ternyata nilai DRC lebih kecil dari PRC, artinya tanpa adanya
intervensi pemerintah, usahatani cengkeh di Provinsi Sulawesi Utara masih mempunyai keunggulan komparatif.
6.3.1.3. Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah dan atau Kegagalan Pasar Dalam Usahatani Cengkeh
Dalam analisis PAM dapat dilihat juga, seberapa besar dampak kebijakan intervensi pemerintah dan atau adanya kegagalan pasar, melalui
beberapa ukuran seperti transfer output, transfer input, transfer faktor serta transfer bersih. Selain itu, ada beberapa ukuran relatif seperti koefisien proteksi
output nominal
nominal protection coefficient on output
, NPCO, koefisien proteksi input nominal
nominal protection coefficient on input
, NPCI , koefisien proteksi efektif
effective protection coefficient
, EPC, koefisien profitabilitas
profitability coefficient
, PC dan rasio subsidi bagi produsen
subsidy ratio to producer
, SRP.
a. Transfer Output