Harga Cengkeh Kajian ekonomi keterkaitan antara perkembangan industri cengkeh dan industri rokok kretek nasional

150 cengkeh, yang dicirikan dengan persamaan identitas. Dengan demikian, jumlah permintaan cengkeh dapat dirumuskan sebagai berikut : DEMC t = DCDOM t + EXPC t + STOC t

5.3. Harga Cengkeh

Hasil pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi harga riil cengkeh di pasar domestik RPC t , disajikan pada Tabel 24. Tingkat harga riil cengkeh di pasar domestik dipengaruhi secara nyata oleh produksi cengkeh nasional PRODC t , konsumsi cengkeh pabrik rokok kretek DCPRK t , kebijakan tataniaga berdasarkan Keppres RI Nomor 8 Tahun 1980 DKTN1 dan kebijakan tataniaga berdasarkan BPPC DKTN2 serta harga riil cengkeh tahun sebelumnya RPC t-1 . Keragaman harga riil cengkeh dapat dijelaskan dengan cukup baik yakni sebesar 70.76 persen oleh kelima peubah tersebut secara bersama-sama. Tabel 24. Hasil Pendugaan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Cengkeh Peubah Parameter Estimasi Prob T Elastisitas Jk Pendek Nama Peubah I NTERCEP 14 073 0.0128 - I ntersep PRODC -0.0948 0.1910 - Produksi Cengkeh Nasional DCPRK 0.0014 0.9863 - Konsumsi Cengkeh PRK DKTN1 -3 321.9221 0.0790 - Peubah Sandi Kebijakan Tataniaga I DKTN2 -5 733.8771 0.0226 - Peubah Sandi Kebijakan Tataniaga I I RPC t-1 0.3886 0.0539 - Harga Riil Cengkeh t-1 R 2 = 0.7076 DW = 2.140 Dh = -0.727 Secara sendiri-sendiri, dari kelima peubah tersebut, kebijakan tataniaga I berdasarkan Keppres RI Nomor 8 Tahun 1980 dan kebijakan tataniaga I I berdasarkan BPPC, serta harga riil cengkeh tahun sebelumnya, berpengaruh nyata terhadap harga riil cengkeh di pasar domestik. Sementara peubah produksi 151 cengkeh nasional dan konsumsi cengkeh pabrik rokok kretek tidak berpengaruh nyata, meskipun tandanya sesuai dengan dugaan awal. Parameter estimasi dari peubah sandi kebijakan tataniaga, baik yang berdasarkan Keppres RI Nomor 8 tahun 1980 DKTN1 maupun berdasarkan BPPC DKTN2, berpengaruh sangat nyata pada tingkat harga riil cengkeh di pasar domestik, dengan tanda negatif. Artinya, penerapan kebijakan tataniaga pada periode 1980 hingga 1989 dan periode 1990 hingga 1998, berdampak menurunkan tingkat harga cengkeh di pasar domestik. Dalam sejarah percengkehan nasional, diterapkannya beberapa kebijakan tataniaga yang sebenarnya bertujuan untuk stabilisasi harga cengkeh melalui penetapan harga dasar, justru menyebabkan terjadinya penurunan harga yang cukup signifikan di tingkat domestik, apalagi di tingkat petani. Hal ini disebabkan oleh implementasi kebijakan yang menyinggung inefisiensi dalam sistem tataniaga dengan informasi pasar yang asimetrik. Pada Tabel 24 juga tampak bahwa tingkat harga riil cengkeh di pasar domestik juga dipengaruhi oleh tingkat harga riil cengkeh pada periode t-1. 5.4. Permintaan, Ekspor dan Harga Rokok Kretek 5.4.1. Permintaan Rokok Kretek